Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
lagi. Sebab, sudah mulai digeser oleh budaya-budaya modern seperti yang kita lihat saat ini.
Pada masa Kerajaan Islam Buton, keberdaan sastra lisan tidak begitu berkembang dalam lingkungan keraton. Umunya, sastra jenis ini dari segi sisinya
hanya memuat tradisi lokal. Sastra tulisan buton identik dengan sastra islam. Sastra ini ditulis dalam aksara arab. Sastra tulisan ini ada yang berbentuk puisi
dan ada yang berbentuk prosa. Sastra yang berbentuk puisi atau syair, masyarakat lokal lebih mengenalnya tiga istilah kabanti nazamu atau nazami.
4
Muhammad Idrus Kaimuddin telah meninggalkan beberapa karya puisi dan nyanyian inspiratif bagi umat Islam khususnya di Buton. Contoh penggalan
bait dari Syair Bula Malino; Bismillahi kaasi karo-ku siy
Dengan nama Allah sayangnya diriku ini Alhamdu padaa-ka kumatemo
Segala puji tak lama lagi aku akan mati Ka-janjinamo Oputa mo-makaa-na
Sudah janji Allah swt Yang Maha Kuasa A pekamate bari-baria batua
Akan mematikan kepada semua hamba.
5
Namun, para praktisi kabanti seperti Ibu Suhurah mengakui bahwa kabanti wolio sudah ditelan masa. Beberapa faktor penyebab antara lain adalah:
1. Tidak ada moment tertentu sebagai sarana pelestarian Kabanti
2. Hilangnya rasa kepedulian dan kepahaman tentang Kabanti Wolio.
Walaupun pada tahun 2012 oleh Wali Kota Bau-Bau pernah menggelar lomba Kabanti antar Instansi Departemen Pendidikan. Namun, setelah itu belum
4
Supriyanto, Sejarah Kebduayaan Islam, Icv. SHADRA: 2009, Hal. 86.
5
Lamra, Bula Malino:Syair Wolio Tarafu: 1994, h. 5.
terdengar lagi lantunan syair Buton tersebut dalam bentuk lomba maupun dalam aktifitas keseharian. Sementara itu, menurut Al-Muajzi, kandungan kabanti adalah
ajaran dan ilmu spiritual yang cukup dahsyat. Pada bulan Mei 2013, Ibu Surah diminta Amirul Tamim, mantan Walikota Baubau, untuk melantunkan kabanti
Momondona Taruamia sebuah kebersamaan yang sah di acara akad nikah putrinya.
Syair Bula Malino terdiri dari 382 suku kata. Lamrah, salah satu yang menerjemahkan syair tersebut, mengakui banyak kekurangan.
6
Sebab, menurutnya, pembendaharaan bahasa Wolio yang sangat tidak menunjang atas
dasar kosa kata dalam hukum intonasi. Sehingga, penulis ingin menerjemahkan kembali dan meneliti dengan model analisi naratif.
Alasan mengapa syair bisa relevan dengan analisis narasi adalah sebagaimana dikutib dalam buku Eriyanto, Aanalisis Naratif 2013: 9. Analisis
naratif adalah analisis mengenai narasi, baik narasi fiksi novel, puisi, cerita rakyat, dongeng, film, komik, musik, dan sebagainya ataupun fakta-seperti berita.
Menggunakan analisis naratif menempatkan teks sebagai sebuah cerita narasi sesuai dengan karakterisitiknya. Artinya, dalam syair ada sebuah narasi yang
bercerita secara berurutan hingga menjelaskan makna utama dari syair. Peneliti hanya akan mengkaji pesan dakwah pada baris 332-383. Tema
tersbut telah menjadi kajian yang menarik seperti yang dipublikasikan melalui jurnal-jurnal online. Meskipun demikian, masih perlu adanya kritikan dan
terjemahan mendalam tentang kitab ini. Peneliti akan membatasi pembahasan skripsi mengenai kitab ini hanya pada baris 332-383. Selain baris ini populer, juga
6
Lihat di Lamra Tarafu, Syair Wolio, Alih Aksara dan Bahasa, Buton, hal. 72.
disebabkan adanya faktor lain berupa kekurangan bagi peneliti sendiri dalam hal waktu dan sebagainya untuk menyelesaikan skripsi ini.
7
Berdasarkan beberapa hal di atas, penulis akan melakukan penelitian
skripsi dengan judul Komunikasi Naratif Kitab Bula Malino dan Pesan Dakwah dalam Baris 332-383