Penulis Kabanti Syair BulaMalino
wolio wolio dictionary oleh J.C. Anceaux, kabanti bermakna puisi syair, nyanyian, sajak.
7
Beberapa pendapat yang diutarakan oleh Tokoh Adat lainnya bahwa narasi dari KabantiBulaMalinoadalah sistim pemahaman di dalam pelaksanaan
tasawuf.Salah satu tarekat yang digemari oleh orang tua dahulu.Pemahaman narasi kabanti oleh Guru, dalam arti mengajarkan langsung kepada Murid atau
memberikan petunjuk makna dari naskah oleh Guru kepada Murid.Begitulah sistim tata cara pelaksanaan pemahaman daripada narasi kabanti tersebut. Kabanti
adalah sistim pengamalan tarekat.Sebab itulah mengapa KabantiBulaMalino ini mengandung nilai-nilai tarekat.
BulaMalinojuga mengandung etika Islam, yang mana ajarannya termasuk ajaran tasawuf.Kabanti dipakai setiap kali oleh masyarakat, di samping untuk
pengkajian nilai-nilai keislaman, mereka juga langsung mengamalkan isi dari pada kabantitersebut.Karena cerita dalam kabanti mengenai bagaimana pengarang
berupaya tidak berpisah dengan Penciptanya. Objek atau kunci akhir daripada kabanti ini adalah untuk betul-betul menjadi
seorang insan kamil di hadapan Allah swt.Pada waktu itu kabanti merupakan pendidikan informal yang tertuju kepada ketinggian tauhid seseorang.Sehingga,
kabanti tidak salah jika dikategorikan sebagai media dakwah.
8
7
J. C. ANCEAUX, Wolio Dictionary-wolio-english-indonesia, Foris Publication Holland: 1987, h. 51.
8
Syafiuddin, wawancara tanggal 13 Maret 2014 di kediamannya Bataraguru, Baubau, Sulawesi Tenggara.Syafiuddin adalah seorang Tokoh Adat Kebudayaan Wolio.
Selain mengkaji kabanti, ia sekaligus pemerhati budaya pernikahan wolio buton dalam hal ini oleh masyarakat disebut Boka. IaGuru Besar di Universitas Dayanu Ihsanuddin
Baubau.
Banyak hal yang dapat dipelajari dari kebudayaan Syair BulaMalino.Muda- mudi, bahkan pendidikan kebudayaan seluruh sekolah di Buton, selayaknya
menempatkankabanti sebagai materi pelajaran.Sebab, budaya kabanti kini sudah tergantikan dengan dangdut, serta nyanyian modern lainnya.Saat ini,kita kita bisa
melihat akidah sebagian masyarakat buton sudah mulai longgar. Masyarakat patut berhati-hati karena longgarnya akidah itu akhirnya kabanti akan menjadi hal yang
tidak penting lagi. Mulai dari kurangnya mencintai al- Qur’an hingga sudah tidak
peduli lagi dengan peninggalan budaya islam ini. Seperti halnya, banyak manusia yang belajar ilmu berenang tapi melupakan ilmu menyelam. Sehingga,
pemanfaatan pendidikan di sekolah menjadi media yang tepat untuk melestarikan kabanti dalam bentuk formal.
Salah satu penyebab mengapa kabanti sudah tidak dilestarikan lagi adalah berkurangnya orang wolio asli.“Orang Wolio sudah berkurang tapi Orang di
Wolio sudah semakin banyak”.Karena memang masyarakat Buton sekarang sudah kurang mengerti berbahasa daerah wolio.
9