Mengenal Syair BulaMalino KITAB

Banyak hal yang dapat dipelajari dari kebudayaan Syair BulaMalino.Muda- mudi, bahkan pendidikan kebudayaan seluruh sekolah di Buton, selayaknya menempatkankabanti sebagai materi pelajaran.Sebab, budaya kabanti kini sudah tergantikan dengan dangdut, serta nyanyian modern lainnya.Saat ini,kita kita bisa melihat akidah sebagian masyarakat buton sudah mulai longgar. Masyarakat patut berhati-hati karena longgarnya akidah itu akhirnya kabanti akan menjadi hal yang tidak penting lagi. Mulai dari kurangnya mencintai al- Qur’an hingga sudah tidak peduli lagi dengan peninggalan budaya islam ini. Seperti halnya, banyak manusia yang belajar ilmu berenang tapi melupakan ilmu menyelam. Sehingga, pemanfaatan pendidikan di sekolah menjadi media yang tepat untuk melestarikan kabanti dalam bentuk formal. Salah satu penyebab mengapa kabanti sudah tidak dilestarikan lagi adalah berkurangnya orang wolio asli.“Orang Wolio sudah berkurang tapi Orang di Wolio sudah semakin banyak”.Karena memang masyarakat Buton sekarang sudah kurang mengerti berbahasa daerah wolio. 9

C. Bentuk Pengamalan Kabanti

1. Masa Kesultanan Di satu sisi, fungsikabanti bagi orang tua, ketika ingin membacakan atau menyanyikannya, mereka mengumpulkan keluarganya dan beberapa sanak saudara lainnya dalam satu forum informal. Kemudian, yang membaca 9 Lambalangi, wawancara tanggal 25 Maret 2014, dikediamannya, Tarafu, Baubau, Sulawesi Tenggara.Ia memutuskan menjadi penyalin kabanti dan membukukan kabanti setelah pensiun pada 1992 sebagai upaya melestarikan budaya kabanti. Ia menulis kabanti dengan tulisan woilo dan tulisan latin. kabantiakan menjelaskan makna dari kandungannya sesuai judul dan tema kabanti yang akan dikaji. Semua akan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari sejauh mana masyarakat memahami. 10 Penulis merasakan bagaimana masyarakat sangat menghargai peninggalan atau ungkapan-ungkapan orang tua terdahulu. Lebih-lebih tertulis seperti kabanti. Bahkan mereka menilai hal tersebut sangat sakral. Sehingga, masyarakat kadang tidak memandang pentingnya mengetahui latar belakang Ulama dan Sultan mengarang kabanti. Di sisi lain, Kabanti yang dibuat kadang dinyanyikan pada waktu masyarakat sedangberaktivitas. Bahkan,saat sedang pestahamar dan berjudi serta perilakuyang menyimpang lainnya.Penyairkabanti saat itu tidak menegur secara langsung orang-orang yang telah menyimpang dari norma-norma agama tersebut. Akan tetapi, justru mereka menyindir dengan caramenyanyikan kabanti syair agama tesebut di tengahaktivitas mereka. 11 2. Masa Pasca Kesultanan Modern Kabanti sering dibaca pada hajatan-hajatan keislaman tertentu seperti, Maulid, Pernikahan, Syukuran Rumah Baru yang akan dihuni, dan sebagainya. Sepertiyang dilakukan oleh Siti Surah pada pernikahan putri mantan Walikota 10 Al Mujazi,wawancara tanggal 13 Maret 2014 di kediamannya, Sambali, Baubau, Sulawesi Tenggara. 11 Lambalangi, wawancara tanggal 25 Maret 2014 dikediamannya, Tarafu, Baubau, Sulawesi Tenggara. Baubau tahun 2012. Selain itu, saat ini kabanti dibaca pada pertemuan-pertemuan terntu oleh Majelis Taklim Lingkungan Batu Poaro. 12 Selain itu, saat ini belum ada lagiaktivitas kabanti di buton.Kabanti ini memang tidak rutin lagi pelaksanaannya.Dalam hal ini, bagi siapa saja yang melakukan aktivitas atau menyanyikan kabanti dalam acara adat, dipersilahkan.Tidak ada jadwal acara rutin atau yang ditetapkan untuk melaksanakannya. 13 Naskah asli Kitab Bula Malino tidak ditemukan oleh peneliti. Karena keterbatasan waktu dan kondisi naskah yang memang sulit ditemukan sehingga Al-Mujazi hanya memperlihatkan tulisan dari Ayahnya bernama Abdul Mulku Zhari, 14 seperti pada gambar berikut: 12 Siti Surah, wawancara di kediamannya, Kaobula Maret, 2013. Ia melantukan kabantiMomondona Ruamiaana Terjalinnya dua sejoli. Syair ini menceritakan tentang hukum dan syarat nikah dan membangung rumah tangga. 13 Syafiuddin, wawancara tanggal 13 Maret 2014 di kediamannya Bataraguru, Baubau, Sulawesi Tenggara. 14 http:myrepositori.pnm.gov.mybitstream12345678916271PAMM2014_Pa per09.pdf . Ayah dari Abdul Mulku Zahari adalah La Wungu, dan buyutnya bernama Ma Zahari sebagai pejabat kerajaan Buton yang dikenal suka menulis. Nama belakang Muluku diambil dari buyut yang diyakini mewariskan bakat menulisnya itu. Karena hobi menulis itulah Abdul Mulku Zahari mendapat warisan untuk memelihara berbagai jenis arsip dan naskah kerajaan. Jabatan Mulku Zahari yang terakhir sebagai pembantu utama semacam asisten pribadi Sultan Falihi 1960 memberi kesempatan luas baginya untuk menghimpun naskah. Abdul Mulku Zahari kerap kali menyalin beberapa naskah dan menerjemahkannya.