Aktan Subjek Analisis Narasi Model Aktan Greimas

Kalimat pada baris 334-335 dibentuk dari kata pamondo, wakutu, - na, hela, kasangka, -na, sawika, -mu, pentaa, -ka, wakutu, -na, hela, dan –mu. Pada kata pamondo selesaikan menggambarkan seorang yang tengah bersiap untuk melakukan sesuatu. Akhiran –na pada kata wakutuna waktunya yang menyatu dengan kata hela mengekspresikan makna berlayar. Akhiran –na pada kata kasangkaana perlengkapan menegaskan sebuah perlengkapan. Sawika berarti tumpangan kapal. Mu adalah kata gantu dari kamu komunikan. Akhiran –ka pada kata pentaaka bermkana menantikan sesuatu. Kata wakutu dan akhiran –na menjelaskan sebuah waktu yang dinantikan tersebut. Hela seperti dijelaskan di muka, secara stilistik bermakna berlayar. Mu adalah kata pendek dari ngko kamu. Metaforis kalimat pada baris 336-337 tersusun dari kata mate, -mo, yitu, hela, iinda, mo-, bancule, osiitu, -mo, bose, mo-, satotu, dan –na. Akhiran –mo pada kata matemo menegaskan menyebutkan dengan tegas tentang kematian. Kata yitu artinya itu, maksudnya adalah kematian. Ia yitu, juga berperan sebagai kata analogi. Kata hela berlayar merupakan analogi dari mate kematian. Iinda artinya tidak, berkorelasi dengan hela. Awalan mo- dalam kata mobancule mengambarkan sebuah pelayaran yang tidak pernah kembali lagi kata analogi. Akhiran mo- pada kata osiitumo menunjukkan secara tegas makna hela berlayar. Kata bose artinya mendayung, ia membayangkan adanya sebuah perahu kapal dan seorang yang sedang mendayung. Awalan mo- dan akhiran –na pada kata mosatotuna yang hakiki menegaskan makna berlayar yang hakiki adalah kematian. Kalimat pernyataan pada baris 338-339 dibangun dari kata iinda, - mo, ambuli, paimia, mo-, lingka, -na, mo-, porope, -na, i, dala, incia, dan siitu. Akhiran –mo pada kata iindamo tidal bakal menegaskan tentang hela mate. Kata ambuli artinya pulang atau kembali, ia membayangkan seorang yang tidak akan kembali. Paimia berarti siapa yang, maknanya menunjuk pada sejumlah manusia jamak. Awalan mo- dan akhiran –na pada kata molingkana yang telah pergi mengekspresikan sejumlah yang telah pergi ke sebuah tempat yaitu hela mate. Awalan mo- dan akhiran –na pada kata moporopena artinya menuju, ia menegaskan sebuah pelayaran yang telah bertolak dan mengarah pada tujuannya. Kata i berarti di dan dala berarti dala menggambarkan sebuah tujuan yang makna sintaksisnya kembali kepada jalur mate kematian. Siitu berarti itu, menunjuk pada dala atau mate. 4 Kalimat pada baris 340-341 dibentuk dari kata mate, -mo, yitu, intaa, -na, aalimu, itoku-toku, -na, paimia, dan salihi. Akhiran –mo pada kata matemo mengandung makna penegasan kematian. Kata yitu itu kata ganti dari berkorelasi dengan kematian. Akhiran –na pada kata intaana mengekspresikan upaya menunggu. Kata aalimu berarti orang-orang alim yang berupaya menunggu sesuatu yaitu mate 4 Penulis memaknai kata dala sebagai mate kematian. Sebab, secara logika, sebuah jalan yang di mana manusia tidak akan bisa kembali ke belakang, sangat lekat dengan makna kematian. Sehingga, sintaksis dari pada dala adalah kematian. matemo. Akhiran –na pada kata kerja itoku-tokuna berarti diharap- harapkan. Secara stilistik makna toku adalah menunggu Anceaux: 182. Kata paimia membayangkan adanya sejumlah manusia jamak. Salihi artinya orang saleh berkorelasi dengan kata paimia. Retoris kalimat tersebut menjelaskan bahwa kematian, oleh orang-orang beserta orang-orang salih akan disambut tidak dengan ketakutan. Secara semantik, justru orang-orang alim dan orang-orang saleh menunggu kematian tersebut.

2. Aktan Objek

Menurut Greimas, objek merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh subjek. Objek bisa berupa orang, tetapi bisa juga sebuah keadaan atau kondisi yang dicita-citakan. 5 Objek yang dicapai dalam narasi ini adalah harapan seorang hamba agar mati dalam keadaa husnul khatimah sehingga dapat berhadapan langsung dengan Zat Penciptanya Allah SWT. Perhatikan tabel berikut: Tabel 4.2 Aktan Objek Baris Transliterasi Terjemahan 380 381 382 383 Ee waOpu patotapua incaku Poaroku kutonto maka zatumu Oiimani motopenena karosa Kapupuaku tee husnul khatimah Wahai Tuhan, kuatkan hatiku Hadapku menatap zat-Mu Keimanan yang kuat dalam diri Akhirkanlah aku dengan husnul khatimah Kalimat pernyataan pada baris 380-381 dibangun dari kata ee, waopu, pa-, tumpu, -a, inca, -ku, opoaro, -ku, kutonto, maka, zatu, dan 5 Eriyanto, Aanalisis Naratif, Jakarta: 2013, h. 96. –Mu. Kata ee merupaka seruan artinya wahai. Waopu atau Opu artinya adalah tuhan. Kata wa disebabkan adanya kata ee di depan Opu. 6 Awalan pa- dan akhiran –a pada kata patumpua membayangkan adanya permintaan seorang hamba pada Tuhannya artinya tetakanlah. Kata inca-ku artinya hatiku yang secara stilistik ia menggambarkan makna iman. Sebab, kata incaku berhubungan dengan permintaan hamba pada Tuhan. Kata opoaro arah hadap maksdunya adalah kiblat yang terhubung dengan kata ganti dari yaku aku yaitu -ku. Kutonto kusaksikan membayangkan adanya seseorang sedang menyaksikan sesuatu. Kata maka sama dengan –aka, kutontomaka= kutontoaka. –a dan –ka dua akhiran yang sering didapatkan pada akhiran kata kerja, ia menjelaskan makna agar dan supaya. Akhiran –Mu pada kata zatMu mengekspresikan zat Allah SWT. Kalimat tersebut menggambarkan permohonan seorang hamba pada Tuhannya agar ditetapkan imannya dan kelak memberinya kesempatan berhadapan langsung dengan-Nya untuk menyaksikan zat-Nya. Metaforis kalimat pada baris 382-383 tersusun dari kata tee, iimani, mo-, topene, -na, karosa, ka-, pupu, -a, -ku, tee, husnul, dan hatima. Kata tee juga menunjukkan sebuah hubungan dengan kalimat sebelumnya. Iimani berarti iman yang meyakini ketauhidan Allah SWT serta memahami Rukun Iman. Awalan mo- dan akhiran –na pada kata 6 Pemakaian kata wa pada Opu dalam bahasa wolio seperti kata Allah yang pasti menggunakan kata yaa dalam bahasa arab. Yang benar adalah Yaa Allah bukan Yaa Ilaahu dan jika menggunakan Yaa Ilaah maka harus ditambah dhamir anaa yaitu Yaa Ilaahii. Apabila wa dihilangkan dari Opu namun di depannya ada kata ee wahai, ia mengandung makna lancang. Sehingga, wa pada Opu mengekspresikan makna mengagungkan. motopenena yang kuattingkat atas menegaskan makna iman yang kuat. Kata karosa sama dengan karosii yang berasala dari kata karo dan sii diri dan ini. Ia membayangkan adanya seseorang yang menunjuk dirinya. Awalan ka- dan akhiran –a-ku pada kata kapupuaku mengekspresikan sebuah akhir dari kehidupan mati artinya penghabisan. Kata tee artinya juga, ia terhubung dengan kedua kata husnul hatima. Kedua kata yang diadopsi dari bahasa arab tersebut merupakan kesatuan makna yang artinya husnul khatimah akhirkematian yang baik. Kalimat tersebut adalah permohonan seorang hamba lanjutan dari kalimat sebelumnya pada Tuhannya agar dikaruniai keimanan yang kuat agar mengakhiri hidupnya dengan husnul khatimah.

3. Destinator Pengirim

Pengirim berandil sebagai penentu arah, memberikan aturan dan nilai-nilai narasi. Menurut Greimas, pengirim pada umumnya tidak bertindak secara langsung, ia hanya memberikan perintah-perintah atau aturan-aturan kepada tokoh dalam narasi. 7 Dalam Kitab Bula Malino ini, Idruslah Narator sebagai destinator yang ditandai pada kata Ee Karoku Wahai Diriku Ia merangkai struktur narasi untuk tujuan mengajar dan menasehati dirinya dalam bentuk syair aksara arab-wolio. Perhatikan tabel berikut: 7 Eriyanto, Analisis Narasi, Jakarta: 2013, h. 96.