Tinjauan Hasil Studi Sebelumnya

24 industri dan pemerintah. Selain itu terjadinya peningkatan permintaan produk serta kondisi politik yang stabil juga merupakan kesempatan yang dapat diambil oleh para pelaku usaha. Peran kesempatan merupakan suatu hal yang bersifat kecelakaan accidental, sehingga dalam kenyataan peran kesempatan bisa terjadi atau tidak terjadi. Dalam hal ini peran kesempatan bisa menguntungkan atau merugikan para pelaku usaha. Menurut Michael Porter 2000 dalam BI 2009 Klaster adalah kelompok perusahaan yang saling berhubungan, berdekatan secara geografis dengan institusiinstitusi yang terkait dalam suatu bidang khusus karena kebersamaan dan saling melengkapi. Faktor-faktor pembentuk klaster disebut sebagai Diamond Model, yang terdiri dari faktor input, kondisi permintaan, industri pendukung dan terkait, strategi perusahaan dan pesaing.

2.2 Tinjauan Hasil Studi Sebelumnya

Pada kenyataan yang terjadi sekarang ini, industri sepatu Ciomas kurang berkembang karena beberapa kendala antara lain faktor pemasaran dan permodalan. Amor 2004 menyatakan bahwa permodalan yang ada pada sebagai besar Industri Kecil IK sepatu ciomas berasal dari pengumpul atau gosir. Pemberi order dalam hal ini adalah grosir yang menetapkan jumlah dan model pesanan, harga jual sekaligus menyediakan modal yang diperlukan IK tersebut. Pemasaran yang terjadi selama ini dimana produk sepatu Dikumpulkan untuk dijual kembali ke para pengumpul di pasar-pasar lokal di Bogor. Namun ada juga beberapa IK sepatu yang tidak meminjam atau menerima order dari grosir, berusaha dengan modal sendiri serta memasarkan sendiri produk sepatu ke toko- toko. Dalam penelitian Agung Wibowo 2009 menyatakan bahwa ada beberapa kekuatan serta kelemahaan dalam kinerja dan strategi pengembangan usaha kerajinan alas kaki di Kabupaten Bogor studi kasus di CV Anugrah Jaya, Desa Sukamakmur. Kekuatan yang dimiliki yaitu tenagakerja yang berpengalaman sehingga menghasilkan alas kaki yang berkualitas. Harga yang diberikan terjangkau dan dekatnya pemasok dan pasar dari perusahaan. Kelemahan yang dimiliki ialah kurangnya manajerial dalam perusahaan sehingga produk kurang dikenal pasar, pesaing dari perusahaan lain, kekuatan tawar grosir input sehingga 25 tidak bisa menekan biaya produksi dan faktor-faktor eksternal diluar kendali Dalam penelitian Dhina Ermayani 2009 menyatakan bahwa ada beberapa kekuatan serta kelemahaan dalam pengembangan klaster UMKM alas kaki di Kabupaten Bogor studi kasus di Kecamatan Ciomas. Kekuatan yang dimiliki yaitu faktor input tenagakerja yang berpengalaman, harga produk yang terjangkau dan memiliki hubungan baik dengan pemasok bahan baku, distributor serta toko besar. Kelemahan yang dimiliki oleh industri kerajinan alas kaki ini ialah kekurangan modal untuk melakukan produksi, kurangnya manajerial dalam perusahaan sehingga produk kurang dikenal pasar dan kurangnya hubungan dengan badan pendukung produksi seperti badan keuangan serta badan pemerintahan. Dan hasil penelitian Widyastutik, et al 2010. Menyatakan bahwa ada beberapa faktor utama penciri utama keragaman faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan UMKM alas kaki di Kota Bogor. Faktor-faktor tersebut adalah faktor input Input Condition, faktor permintaan Demand Condition, industri pendukung yang terkait Related and Supporting Industries, serta startegi perusahan dan pesaing Content Firm and Stategy dan modal sosial Sosial Capital. Dari hasil penelitian yang berpengaruh signifikan terhadap klaster industri alas kaki adalah sumber daya sosial dan kondisi permintaan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah apakah faktor- faktor pengembangan klaster industri alas kaki yang berdaya saing dikembangkan oleh Widyastutik, et al itu berlaku dalam industri alas kaki di Kabupaten Bogor studi kasus di Desa Mekarjaya Kecamatan Ciomas. Desa Mekarjaya merupakan tiga besar desa yang memiliki banyak industri alas kaki di Kecamatan Ciomas dan memiliki industri yang sudah relatif lama dalam memproduksi alas kaki ini. Analisis deskriprif kualitatis untuk mengkaji karakteristik perusahaan alas kaki yang beraglomerasi di Desa Mekarjaya, kemudian dalam menganalisis faktor- faktor yang menentukan tingkat daya saing industri alas kaki digunakan analisis deskiptif menggunakan Diamond Porter. Analisis Regresi logit digunakan untuk menganalisis faktor yang memengaruhi kelimpahan informasi dengan variabel dependen kelimpahan informasi sebagai salah satu yang melandasi aglomerasi perusahaan alas kaki. Penelitian-penelitian terdahulu telah dirangkum dalam Tabel 2.1. 26 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu : No Nama Peneliti Tahun Lingkup Wilayah Penelitian Metode Hasil 1 Agung Wibowo 2009 CV Anugrah Jaya, Desa Sukamakmur, Kecamatan Ciomas Analisis Deskriptif, Analisis Pendapatan Usaha, Analisis ROI, Analisis Rasio RC dan Analisis SWOT Kekuatan yang dimiliki yaitu tenagakerja, harga yang terjangkau dan jarak yang dekat. Kelemahan yang dimiliki ialah kurangnya manajerial, pesaing, kekuatan tawar grosir dan faktor-faktor eksternal diluar kendali perusahaan. 2 Dhina Ermayani 2009 UMKM Alas Kaki di Kabupaten Bogor studi kasus di Kecamatan Ciomas. Analisis Deskriptif, Analisis Matriks IFE, EFE, SWOT, QSP. Kekuatan yang dimiliki yaitu tenagakerja, harga yang terjangkau dan hubungan dengan industri terkait. Kelemahan yang dimiliki ialah sulitnya modal, kurangnya manajerial, kurangnya hubungan dengan badan terkait produksi 3 Widyastutik, Heti Mulyati dan Eka Intan K. Putri 2010 UMKM Alas Kaki di Kota Bogor studi kasus tiga kecamatan. Analisis Deskriptif, Analisis Peubah Ganda, Analisis Komponen Utama faktor input Input Condition, faktor permintaan Demand Condition, industri pendukung yang terkait Related and Supporting Industries, serta startegi perusahan dan pesaing Content Firm and Stategy, dan sumber daya sosial Sosial Capital. Dari hasil penelitian yang berpengaruh signifikan terhadap klaster industri alas kaki adalah sumber daya sosial dan kondisi permintaan. 27

2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian