Definisi Operasional Variabel METODE PENELITIAN

36 bertanda negatif mengindikasikan bahwa peluang kejadian tidak sukses lebih besar dari peluang kejadian sukses.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Variabel terikat dependent yang digunakan memiliki nilai nol “0” dan satu “1”. Nilai nol mewakili jawaban sebuah perusahaan tidak memerolehan informasi yang bisa menentukan kebijakannya. Sedangkan nilai satu mewakili jawaban sebuah perusahaan memerolehan informasi yang bisa menentukan kebijakannya. Informasi yang menentukan kebijakan usaha alas kaki dalam penelitian yaitu informasi tentang harga baik input maupun produk dan model yang berlaku saaat ini. Variabel terikat independent yang digunakan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi peluang perusahaan memperoleh sebuah informasi yang antara lain: 1. Kesehatan Persaiangan X1 adalah persaingan merupakan suatu perjuangan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang tertentu kelompok Usaha, agar memperoleh kemenangan atau hasil usaha secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik dipihak lawannya. Variabel ini diukur dalam satuan kebaikan persaingan baik persaingan model maupun persaingan usaha antar unit usaha alas kaki. Dimana nilai 1 untuk persaingan sangat buruk, nilai 2 untuk persaingan buruk, nilai 3 untuk persaingan baik dan nilai 4 untuk persaingan sangat baik. Hipotesis dari variabel ini adalah semakin baik persaingan perusahaan alas kaki maka semakin mudah memperoleh informasi. 2. Kesetiaan Konsumen X2 adalah pelanggan yang memiliki ciri-ciri antara lain melakukan pembelian secara berulang-ulang pada badan usaha yang sama secara teratur dalam hal ini adalah grosir. Variabel kesetiaan konsumen diukur dalam satuan tahun kesetiaan konsumen dibandingkan dengan lama usaha perusahaan alas kaki dimana semakin setia konsumen membeli pada sebuah perusahaan maka informasi yang didapatkan semakin mudah. 3. Lama Usaha X3 adalah usia usaha responden terhitung dari usaha didirikan sehingga tahun berjalan. Variabel lama usaha diukur dalam satuan tahun dimana semakin lama berusaha maka perusahaan akan memperoleh informasi semakin mudah. 37 4. Tenagakerja X4 adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Variabel tenagakerja diukur dalam satuan orang dimana semakin banyak tenagakerja yang digunakan oleh sebuah perusahaan maka perolehan informasi semakin mudah. 5. Promosi X5 adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organsasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Variabel promosi diukur melalui sebuah perusahaan melakukan promosi diberikan nilai 1 dan perusahaan tidak melakukan promosi diberikan nilai 0 dimana jika perusahaan melakukan promosi akan memperoleh informasi semakin mudah. 38

BAB IV KERAGAAN DAN KARAKTERISTIK UNITT USAHA ALAS KAKI DI

DESA MEKARJAYA 4.1 Geografi dan Pemerintahan Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah yang berbatasan langsung dengan Ibu Kota Republik Indonesia yaitu DKI Jakarta. Secara geografis Kabupaten Bogor mempunyai luas sekitar 2.301,95 km 2 letak antara 6.19 o -6.47 o lintang selatan dan 106 o 1‟-107 o 103‟ bujur timur. Kabupaten Bogor ini berbatasan dengan : Sebelah Utara : Kota Depok Sebelah Barat : Kabupaten Lebak Sebelah Barat Daya : Kabupaten Tanggerang Sebelah Timur : Kabupaten Purwakarta Sebelah Timur Laut : Kabupaten Bekasi Sebelah Selatan : Kabupaten Sukabumi Bedasarkan data dari Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Kesejahteraan Sosial, pada tahun 2010 Kabupaten Bogor memiliki 40 Kecamatan, 427 DesaKelurahan, 3.516 RW dan 13.603RT. Dari jumlah desa tersebut mayoritas memiliki ketinggian diatas 500 m diatas permukaan laut. Yakni 234 desa. Sedangkan atara 500-700 m diatas permukaan laut. Hampir sebagian besar desa pada Kabupaten Bogor sudah terklasifikasi sebagai swakarya sebesar 350 desa, lainnya 77 desa merupakan desa Swasembada, dan tidak ada desa swadaya. Berdasarkan klasifikasi daerah, dilihat dari aspek potensi lapangan usaha, kepadatan penduduk dan sosial terdapat kategori desa perkotaan sebanyak 96 desa dan desa pedesaan sebanyak 331 desa

4.2 Sejarah Industri Kerajinan Sepatu di Kecamatan Ciomas

Kabupaten Bogor Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM sepatu di daerah Bogor muncul tahun 1920-an di Kecamatan Ciomas. Sampai dengan tahun 1950-an, pembuatan sepatu masih merupakan pekerjaan yang dilakukan individu atau usaha rumah tangga yang memproduksi sepatu kulit berkualitas tinggi. Jumlah unit usaha pada waktu itu hanya berjumlah 20 unit usaha. Para pengusaha sepatu