Matriks SWOT Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif QSPM

33 perusahaan terancam dan tidak lagi dapat bersaing secara efektif. Seringkali strategi ini menekankan pada penghematan.

3.1.9 Matriks SWOT

Menurut Rangkuti 2000 SWOT merupakan singkatan dari strengths kekuatan, Weakness kelemahan, Opportunity peluang, threats ancaman. Kekuatan dapat dijelaskan sebagai sisi positif organisasi yang dapat membimbing ke arah peluang yang lebih luas, sehingga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan. Kelemahan adalah setiap kekurangan didalam hal keahlian dan sumberdaya perusahaan. Adapun cara untuk mengatasi berbagai kelemahan ini antara lain dengan pengambilalihan, penggabungan atau pelatihan dan pengembangan. Peluangkesempatan menggambarkan peristiwa-peristiwa di lingkungan luar dimana memungkinkan organisasi mendapat keuntungan. Hal ini timbul dari perubahan-perubahan teknologi, pasar dan produk, perundang-undangan dan sebagainya. Ancaman adalah bahaya atau masalah yang dapat menghancurkan kedudukan organisasi. Contohnya, peluncuran produk baru, pesaing, perubahan standar keamanan, perubahan model atau permasalahan yang timbul dari pemasok dan pelanggan.

3.1.10 Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif QSPM

Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif Quantitative Strategic Planning Matrix -QSPM. QSPM adalah alat yang memungkinkan penyusun strategi untuk mengevaluasi alternatif strategi secara objektif, berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal yang telah diindentifikasi sebelumnya David 2010. QSPM menggunakan input dari analisis tahap pertama, yaitu matriks IFE dan EFE serta input dari hasil pencocokan pada tahap kedua, misalnya matriks IE atau matriks SWOT untuk menentukan secara objektif diantara alternatif strategi. Secara konsep, QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan sejauh mana faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki. Daya tarik relatif dari masing-masing strategi dalam satu set alternatif dihitung dengan menentukan pengaruh kumulatif dari masing- masing faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal. 34 Rangkuti 2003 menyatakan kelebihan QSPM antara lain : 1 strategi dapat diperiksa secara berurutan atau bersamaan, 2 tidak ada batas untuk jumlah strategi yang dapat dievaluasi atau diperiksa sekaligus, 3 alat ini mengharuskan ahli strategi untuk memadukan faktor-faktor eksternal dan internal yang terkait ke dalam proses keputusan dan 4 mengembangkan QSPM membuat faktor-faktor kunci lebih kecil kemungkinannya terabaikan atau diberi bobot secara tidak sesuai. Sedangkan kekurangan QSPM antara lain adalah : 1 proses ini selalu memerlukan penilaian intuitif dan asumsi yang diperhitungkan, 2 memberi peringkat dan nilai daya tarik mengharuskan keputusan subyektif, walaupun demikian prosesnya harus menggunakan informasi obyektif, dan 3 konsep ini hanya dapat sebaik informasi yang diperlukan dan analisis penjodohan menjadi landasannya.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Koperasi Serba Usaha KSU Lestari didirikan pada tanggal 20 Mei 2009 di Desa Palasari, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Dalam menjalankan aktifitasnya, KSU Lestari memiliki beberapa permasalahan yang mengganggu usaha mereka. Permasalahan tersebut antara lain adanya kecenderungan penurunan jumlah anggota yang masuk dan semakin meningkatnya jumlah anggota yang keluar dari KSU Lestari. KSU Lestari yang tak luput dari persaingan, hal ini ditunjukkan dengan pangsa pasar mereka yang relatif kecil hasil wawancara sedangkan untuk pangsa pasar pesaing sudah memasuki pasar internasional. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Ketua Pengurus KSU lestari, terdapat sekitar 12 produsen organik yang berada di Bogor yang dianngap sebagai pesaing mereka yaitu YBSB Yayasan Bina Sarana Bakti, ALDEPOS, Mega Tani, Mega Integrated Farming MIF, Sumulur Nugraha Sejati, Kelompok Tani Putera Alam Desa Sukagalih, Kelompok Tani Sugih Tani Desa Karehkel, PT Fujimelasari, PT Agro Lestari, Koperasi Taman Palem Yasmin Sektor V, Vila Botani Cijeruk, Putro Ciapus. Permasalahan lain yang masih terdapat dalam koperasi ini adalah masih adanya kredit macet dari anggota dan fasilitas yang kurang memadai.