8
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka penelitian ini bertujuan untuk :
1 Mengidentifikasi faktor-faktor yang terdapat pada lingkungan internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman KSU
Lestari. 2 Merumuskan berbagai alternatif strategi yang dapat dijalankan KSU Lestari .
3 Menentukan prioritas strategi pengembangan KSU Lestari
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1 Sebagai referensi dan masukan untuk Koperasi Serba Usaha KSU Lestari
untuk mengambil keputusan dalam rangka menyelesaikan permasalahan internal dan eksternal organisasinya.
2 Sebagai bahan kajian dan studi pustaka bagi pihak-pihak yang berminat dalam bidang koperasi dan kelembagaan agribisnis dan sebagai sarana
pengembangan ilmu pengetahuan dan wawasan peneliti serta menerapkannya dalam kehidupan masyarakat.
1.5. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian
Ruang lingkup dan batasan penelitian hanya sampai tahap perumusan strategi tidak sampai pada tahap implementasi dan evaluasi strategi . kemudian
karena di dalam KSU Lestari terdapat beberapa unit usaha, untuk lebih memfokuskan proses perumusan strategi, penulis membatasinya dengan hanya
mengidentifikasi unit produksi dan pemasaran di KSU Lestari.
9
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komoditi Sayuran
Sayuran sebagai bahan pangan merupakan pelengkap dari kebutuhan
manusia yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Sayuran adalah salah satu komoditi hortikultura disamping buah-buahan, tanaman hias, dan tanaman obat.
Istilah hortikultura dikenal di Eropa pada abad 17 yaitu di Italia dan Eropa Tengah. Hortikultura berasal dari bahasa latin yaitu hortus yang berarti kebun dan
colore yang berarti membudidayakan. Secara harafiah, hortikultura berarti ilmu
yang mempelajari pembudidayaan tanaman kebun. Kedatangan dan menetapnya bangsa Eropa di Indonesia memulai pengembangan sayuran di dataran tinggi
seperti kentang, kubis, tomat, dan wortel. Bibit dan benih yang dibutuhkan untuk budidaya sayuran didatangkan dari Eropa terutama Belanda. Kondisi ini
merupakan awal perkembangan sayuran di Indonesia terutama sayuran dataran
tinggi. Sayuran sebagai makanan pelengkap yang memiliki ciri-ciri yaitu 1
dipanen dan dimanfaatkan dalam keadaan segar atau hidup sehingga bersifat mudah rusak, 2 komponen utama mutu ditentukan oleh kandungan air bukan
kandungan bahan kering seperti halnya tanaman agronomi jagung dan tanaman perkebunan, 3 produk bersifat meruah voluminous sehingga susah dan mahal
diangkut, dan 4 harga sayuran ditentukan oleh mutunya kualitas, bukan jumlahnya Setyati, 1989.
Pentingnya sayuran untuk kesehatan manusia sudah lama diketahui. Sayur dibutuhkan manusia untuk beberapa macam manfaat yang salah satunya untuk
membantu metabolisme tubuh. Kandungan aneka vitamin, karbohidrat, dan mineral pada sayur tidak dapat disubstitusi dengan makanan pokok. Karbohidrat
di dalam sayuran berbentuk selulosa, gula dan zat tepung. Selulosa yang dikandung sayuran memberi manfaat yang lebih banyak bagi manusia. Secara
alami dikenal dengan serat. Serat pada sayuran berupa bahan relatif keras yang memberi bentuk dan penampilan suatu jenis tanaman. Manfaat serat ternyata tak
seburuk penampilannnya kerena serat tidak dapat dicerna oleh usus manusia. Serat berfungsi untuk membantu proses kerja usus manusia sehingga
menyehatkan perut. Bila hanya mengkonsumsi makanan yang lembut atau tidak
10
berserat justru pencernaan semakin rusak. Selain serat, kandungan vitamin dan mineral dalam sayuran juga diperlukan manusia. Kandungan vitamin dan mineral
dalam sayuran sangat mudah sekali rusak oleh udara panas rebusan air panas atau terik matahari. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk senantiasa mengkonsumsi
sayuran segar dengan cara memasak yang benar. Kalangan ilmuwan kesehatan percaya mengkonsumsi sayuran secara teratur berpengaruh positif terhadap
kesehatan manusia Nazarudin, 1999. Menurut Soedharoedjian 1993 sayuran merupakan sumber seluruh
vitamin seperti vitamin A yang banyak terdapat dari jenis sayuran yang berwarna merah dan kuning seperti wortel dan waluh. Untuk vitamin B1, B2, B6 terdapat
pada banyak sayuran, terutama sayuran yang daunnya yang berwarna hijau tua dan kacang-kacangan. Hampir semua sayuran mengandung vitamin C seperti
tomat, lombok, kentang, dan sayuran yang berwarna tua yang merupakan sumber yang kaya. Sedangkan untuk vitamin E dan K banyak terdapat pada sayuran
dedaunan dan pucuk tunas seperti bayam, kubis, selada, asparagus dan lain-lain. Sayuran juga merupakan sumber utama mineral dalam diet. Beberapa mineral
penting yang dipasok oleh sayuran adalah besi, kalium dan fosfor. 2.1.1 Jenis dan Karakteristik Sayuran
Menurut Nazarudin 1999 sayuran dapat digolongkan menjadi dua kelompok besar sayur-sayuran berdasarkan suhu dan ketinggian tempat dari
permukaan laut. Kedua golongan ini tidak terpisah secara nyata. Kedua jenis sayuran tersebut adalah sayuran dataran tinggi dan sayuran dataran rendah.
Sayuran dataran tinggi tumbuh baik pada suhu rata-rata bulanan kurang dari 21 C. Pertumbuhan optimal diperoleh pada kisaran suhu 16-18,
C. Sayuran dataran tinggi dikonsumsi pada bagian vegetatifnya, seperti daun, kuncup, batang atau
bagian yang berada di permukaan tanah. Daerah perakaran yang dangkal adalah ciri lain tanaman sayuran dataran tinggi. Penyesuaian dengan ketersediaan air
tanah yang banyak pada lapisan atas memungkinkan perakaran sayuran dataran tinggi hanya sampai pada kedalaman 60 cm.
Sayuran dataran rendah akan lebih baik tumbuh pada kisaran suhu yang lebih tinggi dengan rata-rata suhu untuk pertumbuhan optimum ialah 26-28,5
C. Bagian yang dikonsumsi pada sayuran dataran rendah umumnya buahnya,
11
contohnya dapat dilihat pada kacang panjang, tomat, kecipir, mentimun, labu, cabai, terong dan lain-lain. Sayuran dataran rendah memiliki daerah perakaran
yang relatif lebih dalam yaitu mencapai 120-180 cm. Selain pengklasifikasian di atas, sayuran dapat juga dibedakan berdasarkan kebiasaan tumbuh yaitu sayuran
semusim dan tahunan. Pengklarifikasian juga dapat dilakukan berdasarkan bentuk yang dikonsumsi, sayuran dapat dibedakan menjadi sayuran daun, buah, bunga,
umbi, dan rebung Rahardi,2001. Sayuran juga dapat dibedakan berdasarkan letak penanamannya yaitu
sayuran yang biasa ditanam di atas tanah dan tanaman sayuran yang biasa ditanam di bagian bawah tanah. Tanaman yang dapat ditanam di atas tanah meliputi :
1. Kubis-kubisan kubis, bunga kubis, sayuran 2. Kacang-kacangan buncis, kapri, kacang panjang, kecipir
3. Tanaman solanaceae berbuah cabai, tomat, terung 4. Ketimun ketimun, melon, semangka
5. Sayuran hijau spinasi, bayam, kangkung, dan lain-lain 6. Jamur agaricus, vorvariela
7. Sayuran lain okra, asparagus, jagung manis, rebung Tanaman yang dapat ditanam di bagian bawah tanah meliputi :
1. Tanaman akar iklim sedang bit, wortel, lobak 2. Tanaman akar tropik talas, ubi jalar
3. Tanaman umbi kentang 4. Tanaman umbi lapis bawang putih, bawang merah, bawang bombay.
Setyati,1989.
2.2. Pertanian Organik 2.2.1. Pengertian Pertanian Organik