13
1. Menghasilkan bahan pangan dengan kualitas nutrisi tinggi serta dalam jumlah cukup.
2. Melaksanakan interaksi efektif dengan sistem dan daur alamiah yang mendukung semua bentuk kehidupan yang ada.
3. Mendorong dan meningkatkan daur ulang dalam sistem usaha tani dengan mengaktifkan kehidupan jasad renik, flora dan fauna, tanah, tanaman serta
hewan. 4. Memelihara serta meningkatkan kesuburan tanah secara berkelanjutan.
5. Menggunakan sebanyak mungkin sumber-sumber terbaharui yang berasal dari sistem usahatani itu sendiri.
6. Memanfaatkan bahan-bahan yang mudah didaur ulang baik yang di dalam maupun di luar usahatani.
7. Menciptakan keadaan yang memungkinkan ternak hidup sesuai dengan perilakunya yang hakiki.
8. Membatasi terjadinya semua bentuk pencemaran lingkungan yang mungkin dihasilkan oleh kegiatan pertanian.
9. Mempertahankan keanekaragaman hayati termasuk pelestarian habitat tanaman dan hewan.
10. Memberikan jaminan yang semakin baik bagi para produsen pertanian terutama petani dengan kehidupan yang lebih sesuai dengan hak asasi
manusia untuk memenuhi kebutuhan dasar serta memperoleh penghasilan dan kepuasan kerja, termasuk lingkungan kerja yang amat sehat.
2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pertanian Organik
Kelebihan dari digunakannya sistem pertanian organik antara lain sebagai berikut:
1. Tidak menggunakan pupuk maupun pestisida kimia sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan, baik pencemaran tanah, air, maupun
udara, serta produknya tidak mengandung racun. 2. Tanaman organik mempunyai rasa yang lebih manis dibandingkan tanaman
non-organik.
14
Sistem pertanian organik juga mempunyai faktor kekurangan atau kelemahan, yaitu sebagai berikut :
1. Kebutuhan tenaga kerja lebih banyak, terutama untuk pengendalian hama dan penyakit. Pengendalian hama dan penyakit masih dilakukan secara manual.
Apabila menggunakan pestisida alami, perlu dibuat sendiri karena pestisida ini belum terdapat di pasaran.
2. Penampilan fisik tanaman organik kurang bagus misalnya berukuran lebi kecil dan daun berlubang-lubang dibandingkan dengan tanaman yan
dipelihara secara non organik. 3. Produk tanaman organik lebih mahal Pracaya, 2007.
2.2.4 Perbedaan Pertanian Organik dan Pertanian Anorganik
Menurut Pangaribuan 1999 perbedaan pertanian organik dan pertanian anorganik adalah :
1. Biaya Operasional di Lapang Penggunaan pupuk buatan dan pestisida pada pertanian anorganik
menyebabkan biaya yang tinggi dalam pengusahaan tanaman. Penggunaan pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos pada pertanian organik biayanya lebuh rendah
dari pupuk buatan. 2. Pencemaran Lingkungan
Penggunaan pupuk buatan dan pestisida yang berlebihan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan tanah, air dan udara dan merusak
keseimbangan alam, sehingga penggunaan bahan kimia ini harus disesuaikan. 3. Ketergantungan pada Musim
Pengusahaan sayuran secara organik hasilnya tergantung pada musim, sehingga untuk menanam sayuran tertentu harus memperhatikan sesuai atau tidak
dengan waktu penanamannya. Misalnya penanaman tomat tidak dapat dilakukan pada musim hujan karena banyak hama penyakit yang menyerang, sedangkan
pada pertanian anorganik dapat dilakukan karena adanya pengendalian dengan pestisida dan penggunaan green house.
4. Harga Jual Tinggi Produksi komoditi yang lebih berkualitas bersih dan sehat membuka
peluang harga yang lebuh tinggi. Sebagian masyarakat mulai menyadari mengenai
15
komoditi pertanian organik yang bebas pestisida sehingga harga yang dibayar tidak terlalu dipermasalahkan. Pembelian komoditi organik masih dilakukan oleh
kalangan tertentu yang sudah mengerti pentingnya konsumsi sayuran organik. 5. Prinsip Penanaman
Penanaman pada pertanian organik dilakukan secara tumpang sari, sehingga jika tanaman utama tidak berhasil masih dapat hasil dari tanaman yang
ditumpangsarikan. Hasil dari pertanian organik tidak dapat sebanyak hasil pertanian anorganik yang ditanam secara monokultur, tetapi risiko kegagalan
untuk tanaman monokultur lebih tinggi jika terserang hama penyakit. 6. Modal dan Hasil
Pertanian organik memberikan hasil yang baik dalam waktu yang lama dan modal awal yang cukup besar, karena diperlukan adanya keseimbangan secara
alami tanah, tanaman, musuh alami, hama dalam pengusahaan pertanian organik, sehingga risiko kegagalan akibat serangan hama penyakit pada awalnya
cukup besar. Pertanian anorganik yang menggunakan pupuk buatan dan pestisida pada awalnya dapat memberikan hasil yang baik dan waktu yang dibutuhkan lebih
cepat, tetapi di masa yang akan datang jika penggunaan pupuk buatan dan pestisida yang tidak dibatasi dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.
2.2. Koperasi 2.2.1. Pengertian Koperasi