d. Bencana : Hubungan timbal balik manusia dan lingkungan
e.
Sains Teknologi
Buku A memiliki persentase terbesar pada domain konteks yang bersifat pribadi dalam indikator kesehatan, sumber alam, lingkungan, dan bencanayang
masing-masing memiliki persentase 2,3 untuk nutrisi, 3,6 untuk konsumsi energi secara pribadi, 8,3 untuk kategori perilaku ramah lingkungan, serta 7,6
pada hubungan timbal balik manusia dan lingkungan. Seperti tertera pada halaman 199 :
Mineral salts and salinity
Mineral salts are important in the production of many essential substances such as proteins, vitamins and chlorophyll. Plants and animals do not grow
well if they lack mineral salts.
Penjelasan di atas merupakan deskripsi tentang fungsi garam mineral bagi makhluk hidup. Nutrisi yang dibahas pada buku A memberikan gambaran yang
bersifat umum berupa pemaparan peran penting garam mineral untuk mensintesis protein, vitamin dan klorofil. Buku A memberikan pengetahuan yang lengkap
dengan tidak hanya menyatakan fungsi garam mineral untuk membentuk bahan esensial seperti vitamin, protein dan klorofil, tetapi juga menjelaskan cara hewan
dan tumbuhan memperoleh garam-garam mineral di lingkungan serta adaptasi hewan di tempat yang memiliki salinitas tinggi. Hal ini mengkonstruk
pengetahuan baru bagi peserta didik karena melibatkan proses berpikir yang bersifat mendalam.
Kategori perilaku ramah lingkungan pada buku A seperti tercantum pada halaman 210:
• An electric car runs on batteries instead of oil. What do you think are the advantages and disadvantages of a conventional petrol-driven car over an
electric car?
Pertanyaan di atas meminta peserta didik untuk memikirkan perbandingan menggunakan mobil bertenaga listrik dan mobil konvensional menggunakan
bahan bakar biasa. Tujuan dari pertanyaan yang diajukan pada buku A untuk mengarahkan peserta didik agar mampu membuat pilihan yang baik bagi
lingkungan. Secara tidak langsung pertanyaan yang bersifat prediksi di atas membimbing peserta didik untuk berperilaku ramah lingkungan.
Think and Explore:
Suggest ways on how outbreaks of disease such as cholera can be prevented.
Aktivitas di atas memiliki konteks yang menjelaskan hubungan timbal balik manusia dan lingkungan. Disebutkan terjangkitnya penyakit kolera di Irak karena
adanya pencemaran air sehingga membuat sumber air terkontaminasi oleh bakteri. Kegiatan seperti contoh yang tercantum pada buku A secara tidak langsung
melibatkan peserta didik untuk berkontribusi mencari upaya dalam meminimalisir terjangkitnya kolera.
Hasil analisis aspek konteks pribadi pada buku B terlihat pada Gambar 4.8 berikut.
Gambar 4.17 Data Analisis Konteks Pribadi Buku B
4
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
a b
c d
e
P er
sen ta
se
KODE B
Keterangan : a. Kesehatan
b. Sumber Alam c. Lingkungan
d. Bencana: Hubungan timbal balik manusia dan lingkungan
e.
Sains Teknologi: Fenomena Alam
Buku B unggul pada konteks pribadi dalam kategori fenomena alam sebesar 3,89. Fenomena alam yang disajikan di dalam buku B sebagian besar berupa
penjelasan dan gambar. Seperti ditampilkan pada halaman 200:
Gambar 4.18 Urutan Proses Keruntuhan Wilkins Ice Shelf
Gambar di atas merupakan contoh dari fenomena alam yang terjadi akibat pemanasan global. Buku B memberikan gambaran berupa data visual berdasarkan
fakta yang terjadi di muka bumi. Mencairnya es di kutub utara disebabkan karena adanya penipisan lapisan ozon sehingga bumi menjadi semakin panas.
Hasil analisis aspek konteks pribadi pada buku C seperti terlihat pada Gambar 4.8
Gambar 4.19 Data Analisis Konteks Pribadi Buku B
Keterangan : a. Kesehatan
b. Sumber Alam c. Lingkungan : Perilaku ramah lingkungan
Daur ulang limbah d. Bencana :
Hubungan timbal balik manusia dan lingkungan
e.
Sains Teknologi
Buku C memiliki keunggulan pada aspek lingkungan dengan menekankan pada kategori daur ulang limbah sebanyak 3,5. Seperti disajikan pada halaman
315:
Tabel 14.3 Pemanfaatan Berbagai Limbah melalui Proses Daur Ulang
Limbah Pemanfaatannya Kembali
Kertas Dibuat bubur pulp lagi untuk bahan kertas
Dihancurkan untuk dipakai sebagai bahan pengisi bahan isolasi
1 1
4
1 2
3 4
5 6
7
a b
c d
e
P er
sen ta
se
KODE C
Bahan organik Dibuat kompos untuk pupuk tanaman
Tekstilpakaian bekas Dihancurkan untuk dipakai sebagai bahan
pengisi, bahan isolasi
Gelas bahan pembuat gelas baru
Dihancurkan dan dicampur aspal untuk pengeras jalan
Dihancurkan dan dicampur pasir dan batu untuk pembuatan batu semen
Logam Dicor kembali sebagai bahan baku untuk
logam
Karet, kulit, dan plastik Dihancurkan untuk dipakai sebagai bahan
pengisi, isolasi
Sumber: Dokumentasi Penerbit
Tabel di atas menyajikan pemanfaatan berbagai jenis limbah menjadi bahan baru. Tabel yang terdapat di dalam buku C memberikan gambaran tentang
bagaimana sampah yang menjadi masalah lingkungan saat ini dapat digunakan sebagai barang bermanfaat dengan cara didaur ulang. Gambaran tersebut masih
disajikan secara umum sehingga cukup sulit diaplikasikan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
b. Hasil Analisis Konteks Sosial Hasil analisis literasi ilmiah pada aspek konteks sosial akan tersaji pada Tabel
4.6 berikut. Tabel 4.6 Data Analisis Konteks Sosial
DOMAIN LITERASI SAINS PERSENTASE
A B
C a. Kesehatan
1 Kontrol penyakit 0,6
2 Penularan 3 Kajian nutrisi
4 Kesehatan masyarakat 2,7
b. Sumber Alam 1 Pengendalian populasi manusia
2 Kualitas hidup 3 Keamanan
1,8
4 Produksi dan distribusi pangan, sandang, papan
c. Lingkungan 1 Distribusi populasi
2 Pengolahan limbah 1,2
3 Dampak lingkungan 13,1
22,8 14,9
4 Iklim global 13,2
4,4
d. Bencana 1 Perubahan cepat gempa bumi,
cuaca ekstrem 5,3
2 Perubahan lambat dan bertahap erosi pantai, pengendapan
e. Sains dan Teknologi 1 Alat baru
2 Modifikasi genetik 3 Transpor
Hasil analisis aspek konteks sosial pada buku A terlihat pada Gambar 4.10 berikut.
Gambar 4.20 Data Analisis Konteks Sosial Buku A
Keterangan : a. Kesehatan :
Kontrol penyakit Kesehatan masyarakat
b. Sumber Alam: Keamanan c. Lingkungan :
Pengolahan limbah Dampak lingkungan
d. Bencana
Buku A memiliki keunggulan konteks sosial pada aspek kesehatan, sumber alam, dan lingkungan. Pada aspek kesehatan buku A unggul dalam kategori
kontrol penyakit dan kesehatan masyarakat dengan persentase 0,6 dan 2,7, pada aspek sumber alam dalam kategori kualitas hidup dan keamanan masing-
masing 1,8, serta pada aspek lingkungan dalam kategori pengolahan limbah sebesar 1,2. Seperti terdapat pada halaman 212 :
Children Sick with Cholera from Polluted Water
IRAQ : Cholera is spreading in the poverty-stricken district al-Amil,
Baghdad. Doctors blame overpopulation and the poor sewage system in the area. They have advised children not to go out and play on the streets where
there are piles of garbage and polls of dirty water.
1 1
2 13
2 2
4 6
8 10
12 14
a b
c d
e
P er
sen ta
se
KODE A
A three year-old boy was confirmed to have acquired cholera from contaminated tap water.
Berita di atas memberikan informasi tentang bagaimana air yang tercemar dapat menimbulkan masalah bagi kesehatan masyarakat di distrik al-Amil,
Baghdad. Penyakit kolera yang menjangkiti warga di kawasan tersebut merupakan dampak dari lingkungan yang kotor akibat meledaknya populasi penduduk dan
sanitasi yang buruk. Buku A banyak memasukkan konteks literasi sains ke dalam sebuah informasi berita sehingga wawasan peserta didik tidak hanya terbatas pada
pengetahuan yang bersifat baku.
Think and Explore:
Suggest ways on how outbreaks of disease such as cholera can be prevented.
Contoh di atas merupakan bagian dari kegiatan peserta didik yang termasuk dalam kategori kontrol penyakit. Kegiatan yang terdapat pada buku A meminta
peserta didik menentukan langkah yang tepat untuk mencegah sumber penyebab penyakit kolera. Hal tersebut secara tidak langsung membuat pandangan baru
tentang cara mengontrol penyakit akibat pencemaran. Indikator keamanan pada aspek sumber alam tercantum di halaman 214:
Gambar 4.21 Dampak dari pencemaran air
Gambar di atas merupakan representasi yang termasuk dalam kategori keamanan lingkungan. Buku A memberikan gambaran kepada peserta didik
tentang bagaimana limbah kimiawi dapat merusak lingkungan hidup perairan sekaligus mengancam kehidupan di dalamnya. Hal ini dapat membangun
pengetahuan peserta didik untuk menjaga lingkungan hidup dari sumber-sumber pencemaran.
Yang termasuk kategori pengolahan limbah dalam buku A disajikan pada halaman 210:
Bioremediation is the process of using micro-organisms such as bacteria or fungi to destroy contaminants in polluted soil or water. In bioremediation,
the bacteria Pseudomonas bacillus are commonly used. These micro- organisms eat organic substances such as oil or fuel and digest them into
carbon dioxide and water.
Penjelasan di atas merupakan kategori pengolahan limbah dalam aspek lingkungan. Sebelum menjelaskan tentang peran bioremediasi sebagai inovasi
dalam mengolah limbah, buku A juga memberikan informasi tentang keefektifan bioremediasi yang dilakukan di India sebagai upaya mengembalikan kondisi
lingkungan yang tercemar. Dalam hal ini buku A tidak hanya memberikan pengetahuan tentang pengertian bioremediasi dan apa fungsinya, tetapi juga turut
menyertakan informasi akurat tentang cara mengaplikasikannya. Hasil analisis aspek konteks sosial pada buku B seperti terlihat pada Gambar
4.11 berikut.
Gambar 4.22 Data Analisis Konteks Sosial Buku B
5 23
13
5 10
15 20
25
a b
c d
e
P er
sen ta
se
KODE B
Keterangan : a. Kesehatan
b. Sumber Alam c. Lingkungan :
Dampak lingkungan Iklim global
d. Bencana : Cuaca ekstrem
e. Sains dan Teknologi
Buku B memiliki keunggulan domain konteks sosial pada aspek lingkungan dan bencana dalam kategori dampak lingkungan 22,8, iklim global 13,5 dan
perubahan cepat cuaca ekstrem 5,3. Pada buku B konteks sosial literasi sains disertakan dalam bentuk penjelasan dan representasi gambar untuk memudahkan
peserta didik menerima informasi. Seperti terdapat pada halaman 193 :
Gambar 4.23 Pencemaran Udara
Contoh di atas menggambarkan tentang dampak lingkungan yang terjadi akibat aktivitas manusia. Buku B banyak menyajikan berbagai macam masalah
lingkungan hidup regional sebagai sebuah informasi yang dihubungkan dengan
pembahasan materi. Informasi-informasi yang ditampilkan dalam bentuk gambar maupun secara deskriptif mampu memberikan pengetahuan yang bersifat baru
sehingga peserta didik dapat mengetahui fakta baru sebagai bentuk perkembangan ilmu pengetahuan.
Penjelasan yang termasuk kategori iklim global dan cuaca ekstrem pada aspek lingkungan dan bencana terdapat di halaman 201 :
c Perubahan Iklim yang Makin Ekstrim
Pola curah hujan berubah-ubah tanpa dapat diprediksi sehingga menyebabkan banjir di satu tempat, tetapi kekeringan di tempat yang lain.
Topan dan badai tropis baru akan bermunculan dengan kecenderungan makin lama makin kuat.
Kamu tentu menyadari betapa panasnya suhu di sekitar kamu belakangan ini. kamu juga dapat melihat betapa tidak dapat diprediksinya kedatangan musim
hujan ataupun kemarau yang mengakibatkan kerugian bagi petani karena musim tanam yang seharusnya dilakukan pada musim kemarau ternyata malah
hujan. Kamu juga dapat mencermati kasu-kasus badai ekstrim yang belum pernah melanda kawasan wilayah-wilayah tertentu di Indonesia. Tahun-tahun
belakangan ini kita makin sering dilanda badai-badai.
Gambar 4.24 Perubahan IklimCuaca yang Makin Ekstrem
Contoh di atas terdapat pada buku B sebagai bagian dari pembahasan manusia dan lingkungan. Pada paragraf pertama dan kedua penjelasan dibuat
dengan bahasa yang komunikatif sehingga memudahkan peserta didik mencerna maksud dari materi pembahasan. Penjelasan di atas menyatakan tentang iklim
global dan cuaca ekstrim yang melanda dunia. Meskipun penjelasan tidak
disampaikan secara spesifik tetapi representasi gambar yang ditampilkan mampu memberikan proyeksi betapa mengerikannya ancaman dari cuaca ekstrem.
Hasil analisis aspek konteks sosial pada buku C seperti terlihat pada Gambar 4.12 berikut.
Gambar 4.25 Data Analisis Konteks Sosial Buku C
Keterangan : a. Kesehatan
b. Sumber Alam c. Lingkungan :
Dampak lingkungan Iklim global
d. Bencana e. Sains dan Teknologi
Buku C tidak memiliki keunggulan dalam kategori dalam domain konteks sosial. Buku C hanya menyertakan aspek lingkungan dalam materi pembahasan
dengan persentase masing-masing adalah 14,9 untuk dampak lingkungan dan 4,38 untuk iklim global. Seperti terdapat pada halaman 307 :
15
4 2
4 6
8 10
12 14
16
a b
c d
e
P er
sen ta
se
KODE C
Gambar 4.26 Lumpur Lapindo Brantas, Fenomena Alam yang Langka
Sumber Gambar: http:images.kompas.com 2008
Gambar di atas terdapat pada buku C yang memberikan informasi tentang dampak lingkungan yang terjadi akibat aktivitas manusia. Buku C membimbing
peserta didik untuk mengaitkan pembahasan materi dengan situasi relevan yang terjadi saat ini terutama di Indonesia.
c. Hasil Analisis Konteks Global Hasil analisis dari keseluruhan data kesesuaian buku dengan literasi sains
pada bagian konteks global akan tersaji pada Tabel 4.7 berikut Tabel 4.7 Data Analisis Konteks Global
DOMAIN LITERASI SAINS PERSENTASE
A B
C
a. Kesehatan 1 Epidemik
2 Penularan infeksi penyakit 3
b. Sumber Alam 1 Sumber energi terbaharui dan
tidak terbaharui
2 Pertumbuhan populasi 1,8
3 Penggunaan jangka panjang c. Lingkungan
1 Keanekaragaman hayati 18,3
3,9 3,5
2 Kemampuan bertahan ekologi 13,1
0,9 0,9
3 Pengendalian polusi 7,7
1,9 2,6
4 Pengurangan lahan 0,6
d. Bencana 1 Perubahan iklim
5,3
2 Dampak modernisasi 11,8
0,9 1,8
e. Sains dan Teknologi 1 Kepunahan Spesies
Hasil analisis domain konteks global pada buku A seperti terlihat pada Gambar 4.13 berikut.
Gambar 4.27 Data Analisis Konteks Global Buku A
Keterangan : a. Kesehatan :
Infeksi penyakit b. Sumber alam : Pertumbuhan populasi
c. Lingkungan : Keanekaragaman hayati
Kemampuan bertahan ekologi Pengendalian polusi
Pengurangan lahan d. Bencana:
Dampak modernisasi
Buku A memiliki keunggulan di berbagai aspek global dari buku B dan C. Pada aspek kesehatan dalam kategori infeksi penyakit memiliki persentase sebesar
3, aspek sumber alam dalam indikator pertumbuhan populasi 1,8, keanekaragaman hayati 18,3, kemampuan bertahan ekologi 13,1,
pengendalian polusi 7,7, pengurangan lahan 0,6, serta dampak modernisasi 11,8. Aspek lingkungan dengan indikator keanekaragaman hayati dan
kemampuan bertahan ekologi terdapat pada halaman 197:
18
3 2
4 6
8 10
12 14
16 18
20
a b
c d
e
P er
sen ta
se
KODE A
Gambar 4.28 Interaksi dalam Ekosistem
Gambar di atas menjelaskan perilaku yang ditunjukan oleh domba, cacing, beruang kutub serta burung Gajahan pengala Whimbrel.Semua gambar yang
tertera pada Buku A menjelaskan tentang adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungan tempat tinggal. Buku A banyak menyajikan fakta-fakta tentang
berbagai jenis makhluk hidup di habitatnya dengan tampilan yang menarik dan imajinatif.
Indikator pertumbuhan populasi terdapat pada halaman 207: The population in this food chain are said to be in balance as there is enough
grass to feed on the grasshoppers. The frog population size is also just right to feed on the grasshoppers, but still alow the grasshoppers to reproduce and
maintain their population size.
Penjelasan di atas termasuk dalam konteks global tentang pertumbuhan populasi di lingkungan. Buku A memberikan gambaran bagaimana pengaruh
pertambahan atau pengurangan populasi suatu organisme terhadap organisme yang lain pada suatu lingkungan.
Buku A juga menyajikan kategori pengendalian polusi, pengurangan lahan dan dampak modernisasi seperti tertera pada halaman 210 dan 212:
The Daily News Bioremediation Along Navy Nagar Coast Sucessful
INDIA : The energy and Resources Institute has completed the clean up of
the oil spill in the Mumbai shoreline. Oil-stained sand from the contaminated shoreline was scooped up and taken into a bioremediation pit. Using the
bioremediation process, the oil content level of the sand decreased markedly.
Berita di atas menyajikan informasi tentang pengendalian polusi yang dilakukan di India dengan cara bioremediasi. Buku A menyajikan upaya
pengendalian polusi dengan fakta yang ada. Penjelasan yang termasuk kategori pengurangan lahan dan dampak
modernisasi pada buku tercantum di halaman 214:
Gambar 4.29 Dampak dari Penggunaan Lahan yang Berlebihan
Gambar di atas menunjukkan penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan kekeringan dan tanah kehilangan produktivitasnya. Buku A
memberikan gambaran secara umum dengan fakta yang terjadi di beberapa wilayah yang mengalihkan areal persawahan menjadi lahan modern sehingga
menyebabkan ketidakseimbangan fungsi lingkungan.
Hasil analisis aspek konteks global pada buku B seperti terlihat pada Gambar 4.14 berikut.
Gambar 4.30 Data Analisis Konteks Global Buku B
Keterangan : a. Kesehatan
b. Sumber alam c. Lingkungan :
Keanekaragaman hayati Kemampuan bertahan ekologi
Pengendalian polusi d. Bencana:
Perubahan iklim Dampak modernisasi
e. Sains dan teknologi
Buku B memiliki persentase paling tinggi dari buku A dan buku C pada aspek bencana dalam kategori perubahan iklim sebesar 5,3. Data yang disajikan
adalah berupa penjelasan dan gambar. Semua konteks yang terdapat di buku B sebagian besar berdasarkan fakta yang terjadi di Indonesia. Seperti tercantum pada
halaman 197:
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan- perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas
4 5
1 1
2 1
2 3
4 5
6
a b
c d
e
P er
sen ta
se
KODE B
fenomena cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi turunnya air dari atmosfer, misal hujan, salju. Akibat-akibat pemanasan global
yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah
menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
Penjelasan di atas mendeskripsikan tentang akibat dari perubahan iklim yang terjadi. Buku B memberikan gambaran pada peserta didik tentang perubahan
iklim yang menyebabkan meningkatnya suhu udara di dunia. Hasill analisis aspek konteks global pada buku Cseperti terlihat pada Gambar
4.15 berikut.
Gambar 4.31 Data analisis Konteks Global Buku C
Keterangan : a. Kesehatan
b. Sumber alam c. Lingkungan :
Keanekaragaman hayati Kemampuan bertahan ekologi
Pengendalian polusi d. Bencana:
Dampak modernisasi e. Sains dan teknologi
4 1
2 3
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
a b
c d
e
KODE C
Buku C tidak memiliki keunggulan dalam konteks global dari buku A dan buku B. Terdapat beberapa konteks global pada buku C seperti pada aspek
lingkungan, dan bencana. Masing-masing memiliki persentase sebesar 3,5 pada kategori keanekaragaman hayati, 0,9 pada kemampuan bertahan ekologi, 2,6
pada dampak modernisasi. Persentase kategori keanekaragaman hayati pada buku C memiliki selisih 0,4 dari buku B. Kategori tersebut tercantum di halaman 199:
4.32 Keanekaragam dalam Suatu Ekosistem
Gambar di atas menunjukkan beberapa jenis satwa yang terdapat di suatu lingkungan. Buku C menyajikan konteks keanekaragaman hayati dalam bentuk
gambar sehingga memudahkan peserta didik menerima materi.
3. Hasil Analisis Domain Proses Hasil analisis dari keseluruhan data kesesuaian buku dengan literasi sains
pada bagian domain proses yang akan tersaji pada Tabel 4.8 berikut. Tabel 4.8 Data Analisis Domain Proses
DOMAIN LITERASI SAINS PERSENTASE
A B
C
Identifikasi isu ilmiah a. Menampilkan masalah yang
4,1 0,9
dapat diselidiki secara ilmiah b. Identifikasi kata kunci untuk
mencari informasi ilmiah 5,9
0,9 0,9
c. Menampilkan kunci utama dari penyelidikan ilmiah
3,9 1,7
Menjelaskan Fenomena secara ilmiah
a. Aplikasi pengetahuan sains pada situasi tertentu
3 1,9
1,7
b. Menjelaskan dan menafsirkan fenomena secara ilmiah dan
memprediksi perubahan- perubahan
2,4 0,9
2,6
c. Mengidentifikasi deskripsi yang tepat, penjelasan, dan prediksi
5,9 3,9
0,9
Menggunakan fakta-fakta ilmiah a. Menafsirkan bukti-bukti ilmiah
dan membuat serta mengkomunikasikan kesimpulan
1,9 2,6
1,7
b. Mengidentifikasi dugaan, bukti dan alasan dari kesimpulan
3,6
c. Menggambarkan keterlibatan masyarakat terhadap sains dan
perkembangan teknologi
Hasil analisis aspek konteks proses pada buku A seperti terlihat pada Gambar 4.16 berikut.
Gambar 4.33 Data Analisis Domain Proses Buku A
Keterangan : a. Identifikasi isu ilmiah :
Menampilkan masalah yang dapat diselidiki secara ilmiah Identifikasi kata kunci untuk mencari informasi ilmiah
b. Menjelaskan Fenomena Aplikasi pengetahuan sains pada situasi tertentu
secara ilmiah : Menjelaskan dan menafsirkan fenomena secara ilmiah
memprediksi perubahan-perubahan Mengidentifikasi deskripsi yang tepat, penjelasan, dan
prediksi c. Menggunakan fakta-fakta :
Menafsirkan bukti-bukti ilmiah dan membuat serta ilmiah :
mengkomunikasikan kesimpulan Mengidentifikasi dugaan, bukti dan alasan dari kesimpulan
Buku A memiliki persentase paling tinggi pada domain proses dalam kategori identifikasi isu ilmiah dan menjelaskan fenomena secara ilmiah dengan persentase
masing-masing sebesar 4,1 untuk kategori menampilkan masalah yang dapat diselidiki secara ilmiah, 5,9 untuk identifikasi kata kunci untuk mencari
informasi ilmiah, 3 untuk aplikasi pengetahuan sains pada situasi tertentu, 5,9
4 3
1 6
2 4
6
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
a b
c
P er
sen ta
se
KODE A
untuk Mengidentifikasi deskripsi yang tepat, penjelasan, dan prediksi. Seperti tertera pada halaman 187, 196, 215, 212, 189, dan 168:
Think and Explore
Think of ways to reduce the release pollutants into the environment as a student, a supervisor in a power station and an environmental official
Kegiatan di atas merupakan masalah yang dapat diselidiki secara ilmiah. Buku A banyak memberikan berita-berita yang berkaitan dengan isu ilmiah. Pada
kegiatan yang diberikan di halaman tersebut buku A memberikan informasi tentang penjelasan ilmiah. Melalui aktivitas di atas peserta didik memprediksi
cara untuk mengurangi polutan di lingkungan sebagai pelajar, pengawas pusat listrik, dan pegawai pemerintahan. Kegiatan ini mengembangkan pengetahuan
peserta didik dalam mengatasi masalah bukan hanya sebagai pelajar, tetapi juga dengan berperan sebagai pihak lain di masyarakat karena masalah yang terjadi
merupakan tanggung jawab bersama.
Think and Explore
Search the Internet to find out more about the Singapore Green Plan 2012— Singapore’s blueprint towards environment sustainability for the next decade.
Hint: Use words such as ‘Singapore green plan’ and ‘environmental plan in
Singapore’ In Group of five, discuss and make your own plan on how you can contribute
to environmental sustainability. Kegiatan di atas termasuk dalam indikator identifikasi kata kunci untuk
mencari informasi ilmiah. Buku A tidak hanya memberikan kegiatan dan pertanyaan tentang pengetahuan yang bersifat baku, tetapi juga membuat peserta
didik menemukan sendiri informasi yang berkaitan dengan kata kunci sehingga pengetahuan peserta didik tidak dibatasi pada konsep di dalam buku. Pengetahuan
sains yang dimiliki peserta didik dari materi yang telah dibahas kemudian
dijadikan sebagai landasan untuk memecahkan masalah yang terjadi di lingkungan sekitar.
With or without the influence of human activity, the earth’s climate has been changing over billions of years. Is this an argument for or an argument
against controlling the release of greenhouse gases? Conduct a debate in class on this issue.
Contoh di atas termasuk dalam proses menjelaskan dan menafsirkan fenomena secara ilmiah. Kegiatan yang dicantumkan dalam buku A meminta
peserta didik untuk menafsirkan fenomena yang berkaitan dengan perubahan iklim global.
Think and Explore
How do the migratory birds affect the environment in the Sungei Buloh Wetland Reserve?
Aktivitas yang tercantum pada buku A memberikan pertanyaan ilmiah agar peserta didik dapat memprediksi perubahan yang terjadi. Pada halaman yang sama
peserta didik diberikan informasi tentang migrasi hewan dalam menghadapi perubahan suhu. Peserta didik selanjutnya diminta untuk membuat prediksi
bagaimana migrasi burung dapat mempengaruhi lingkungan di Sungei Buloh. Hasil jawaban peserta didik digunakan sebagai pengetahuan dasar sebelum
mempelajari bab ekosistem yang akan menjawab seputar pertanyaan di atas.
Hasil analisis domain proses pada buku B seperti terlihat pada Gambar 4.17 berikut.
Gambar 4.34 Data Analisis Domain Proses Buku B
Keterangan : a. Identifikasi isu ilmiah :
Identifikasi kata kunci untuk mencari informasi ilmiah Menampilkan kunci utama dari penyelidikan ilmiah
b. Menjelaskan Fenomena Aplikasi pengetahuan sains pada situasi tertentu
secara ilmiah : Menjelaskan dan menafsirkan fenomena secara ilmiah
memprediksi perubahan-perubahan Mengidentifikasi deskripsi yang tepat, penjelasan, dan
prediksi c. Menggunakan fakta-fakta :
Menafsirkan bukti-bukti ilmiah dan membuat serta ilmiah :
mengkomunikasikan kesimpulan
Buku memiliki keunggulan domain proses pada aspek identifikasi isu ilmiah dengan menampilkan kunci utama dari penyelidikan ilmiah sebesar 3,9. Buku B
banyak menampilkan aktivitas penyelidikan yang dilakukan peserta didik seperti yang ditampilkan pada halaman 188:
2 3
1 1
4 4
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
a b
c
P er
sen ta
se
KODE B
Memahami Saling Ketergantungan Makhluk Hidup
Pada kegiatan kali ini, kamu akan melakukan simulasi tentang saling ketergantunganmakhluk hidup dalam suatu ekosistem.
Diharapkan dengan kegiatan ini, kamumemahami pentingnya setiap organisme bagi kehidupan.
Benda yang kamu perlukan:
1. benang kasur atau tali rafia. 2. kartu-kartu yang berisi k omponen ekosistem.Kegiatan ini dapat
dilakukan di dalam atau luar kelas.
Lakukan langkah-langkah sebagai berikut
1. Sesuai kesepakatan, pilih salah satu ekosistem. 2. Peserta didik membentuk lingkaran.
3. Peserta didik pertama sebagai pohon dan memegang ujung tali rafia.
4. Peserta didik kedua yang berada di seberang peserta didik pertama menyebutkan salah satu komponen ekosistem hutan tropis
selanjutnya dan menjelaskan keterkaitan dengan komponen sebelumnya. Misal burung, hubungannya adalahtempat hidup.
5. Tali kemudian dihubungi lagi ke Peserta didik ketiga yang berada di seberangPeserta didik kedua. Hal ini terus dilakukan
sampai semua Peserta didik sudahmemegang tali rafia yang mewakili komponen hutan tropis.
Kegiatan di atas adalah aktivitas peserta didik yang dilakukan dengan tujuan untuk memahami pembahasan materi saling ketergantungan. Buku B memuat
proses pembelajaran dengan melibatkan peran peserta didik menjadi bagian dari organisme yang terdapat di alam. Kegiatan seperti di atas memberikan
pemahaman materi yang bersifat jangka panjang bagi peserta didik.
Hasil analisis domain proses pada buku C seperti terlihat pada Gambar 4.18 berikut.
Gambar 4.35 Data Analisis Domain Proses Buku C
Keterangan : a. Identifikasi isu ilmiah :
Menampilkan masalah yang dapat diselidiki secara ilmiah Identifikasi kata kunci untuk mencari informasi ilmiah
Menampilkan kunci utama dari penyelidikan ilmiah b. Menjelaskan Fenomena
Aplikasi pengetahuan sains pada situasi tertentu secara ilmiah :
Menjelaskan dan menafsirkan fenomena secara ilmiah memprediksi perubahan-perubahan
Mengidentifikasi deskripsi yang tepat, penjelasan, dan prediksi
c. Menggunakan fakta-fakta : Menafsirkan bukti-bukti ilmiah dan membuat serta
ilmiah : mengkomunikasikan kesimpulan
Buku C memiliki keunggulan dari buku A dan buku B pada aspek menjelaskan fenomena secara ilmiah dalam kategori menjelaskan dan
menafsirkan fenomena secara ilmiah sebesar 2,6 dengan selisih 0,3 lebih tinggi dari buku A. Aspek tersebut berfungsi mengarahkan peserta didik untuk
mengenal fenomena yang terjadi dan mencari jawaban seputar pertanyaan melalui metode ilmiah. Seperti tercantum pada halaman 301 :
1 2
2 1
3 2
1 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10
a b
c
P er
sen ta
se
KODE C
Kegiatan Ilmiah 14.3 Ekosistem Buatan
Tujuan Mengetahui pengaruh komponen abiotik terhadap komponen biotik dalam suatu
ekosistem Alat dan Bahan
1. Dua gelas beker ukuran besar
4. Ikan 2. Air
5. Jaring kecil 3. Es
6. Termometer
Petunjuk Kerja 1. Sediakan dua tabung kimia dan diisi dengan air dengan suhu yang sama, yaitu suhu
air dalam keadaan normal.
2. Masukkan ikan percobaan ke dalam tabung 1. Ukurlah suhu air tabung tersebut, masukkan
ke dalam tabel pengamatan. 3. Hitunglah berapa kali penutup insang membuka selama satu menit, kemudian catatlah.
4. Masukkan es secara perlahan-lahan ke dalam tabung sampai suhu 10oC. Hitunglah berapa kali penutup insang membuka selama satu menit.
5. Dengan menggunakan jaring pindahkan ikan ke dalam tabung 2, secara perlahan- lahan
tambahkan air hangat sehingga suhu air menjadi 25oC, ukurlah suhu air. Hitunglah berapa
kali penutup insang membuka selama satu menit. 6. Buatlah kesimpulan dari percobaan tersebut.
Pertanyaan 1. Apakah pengaruh suhu terhadap kemampuan bernapas insang?
2. Menurutmu, bagaimanakah pengaruh komponen abiotik terhadap komponen biotik dalam suatu ekosistem?
Kegiatan pada buku Bmenampilkan pertanyaan berdasarkan penyelidikan yang telah dilakukan peserta didik tentang ekosistem buatan. Pertanyaan yang
tertera membuat peserta didik memprediksi perubahan yang terjadi pada ikan apabila suhu berubah. Selanjutnya peserta didik dapat menyimpulkan bagaimana
pengaruh kondisi suatu lingkungan terhadap kehidupan organisme yang terdapat di dalamnya.
C. Pembahasan
Hasil dari penelitian analisis ketersediaan literasi sains dalam buku teks IPA SMP kelas VII pada materi ekosistem menjelaskan bahwa secara keseluruhan
buku A, buku B dan buku C yang menjadi objek penelitian memiliki kesesuaian pada beberapa kategori literasi sains PISA. Pada aspek penyelidikan ilmiah, buku
A unggul pada kategori asal dan tipe data, buku B pada kategori tujuan dan karakteristik hasil, sementara buku C memiliki persentase paling tinggi pada tipe
data yang berupa data kuantitatif. Aspek penjelasan ilmiah pada ketiga buku sama-sama memiliki keunggulan dalam masing-masing kategori dengan
persentase indikator yang berbeda-beda. Domain konteks pada buku A memiliki persentase yang lebih unggul di beberapa aspek dari buku B dan buku C.
Sementara pada domain proses semua buku A, buku B dan buku C memiliki keunggulan pada aspek yang berbeda.
Setiap bagian yang dianalisis dari buku A, buku B dan buku C menunjukkan ketersediaan aspek literasi sains yang berbeda-beda. Buku A, buku B, dan buku C
memiliki ranah pembahasan materi yang sama dengan sub topik yang juga saling bersinergi. Buku A lebih unggul dalam aspek penjelasan ilmiah dengan
menampilkan representasi berupa gambar dan pembahasan berdasarkan fakta. Maka dari itu, buku A unggul dalam indikator aturan penjelasan ilmiah yang
berdasarkan fakta. Pengetahuan yang didapat berdasarkan fakta mampu membangun minat peserta didik untuk lebih dalam menggali setiap informasi
yang berkaitan dengan pembahasan materi ekosistem sehingga ruang lingkup pembelajaran tidak hanya terbatas pada kurikulum. Buku B justru menduduki
peringkat pertama pada indikator formasi penyelidikan yang berupa representasi gambar sementara buku C unggul pada aspek penjelasan ilmiah yang berupa teori.
Keunggulan tersebut diambil dari nilai persentase paling tinggi dari beberapa aspek yang diteliti.
Aspek-aspek yang dikembangkan dari buku A, buku B dan buku C secara lebih rinci dapat dijelaskan sebagai berikut. Aspek penyelidikan ilmiah yang
dikembangkan oleh ketiga buku adalah asal penyelidikan, tujuan, dan tipe data. Sementara untuk buku B dan buku C masing-masing juga mengembangkan aspek
eksperimen dan karakteristik hasil penyelidikan. Aspek asal penyelidikan ilmiah pada buku A memiliki keunggulan pada kategori rasa ingin tahu sementara pada
buku C unggul dalam kategori pertanyaan ilmiah. Rasa ingin tahu merupakan awal atau dasar untuk melakukan penelitian-penelitian demi mendapatkan
pengetahuan yang baru. Rasa ingin tahu juga merupakan bagian dari sikap ilmiah yang dilakukan suatu individu. Indikator rasa ingin tahu yang ditampilkan dalam
buku teks dapat membangkitkan peserta didik agar tertarik pada suatu hal. Guru dapat menggunakan aspek-aspek literasi sains yang termasuk dalam kategori rasa
ingin tahu sebagai instruksi sebagai stimulus awal pembelajaran. Buku A menampilkan pertanyaan-pertanyaan pada setiap awal pembelajaran sub topik
untuk menstimulus pengetahuan dasar yang dimiliki peserta didik. Buku A memiliki peran sebagai sumber pengetahuan dasar dalam materi biologi dan
pengumpul gagasan suatu metode untuk mengeksplor siswa dalam persiapan pembelajaran.
113
Pertanyaan ilmiah pada buku C sebagian besar ditujukan pada peserta didik setelah adanya kegiatan ilmiah. Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan
yang dilandasi oleh ilmu pengetahuan dan dapat dijawab melalui metode ilmiah. Pada buku C sebagian besar pertanyaan ilmiah diajukan untuk menjawab hal yang
berhubungan dengan kegiatan penyelidikan. Pertanyaan ilmiah dalam buku teks dapat membantu guru untuk membentuk karakter peserta didik yang mandiri dan
berpikir lebih sistematis. Buku A unggul pada aspek penyelidikan ilmiah dalam kategori menghasilkan
ide, model, teori. Buku C unggul pada tujuan yang menghasilkan bukti untuk memecahkan pertanyaan ilmiah. Buku A memenuhi kriteria penyelidikan ilmiah
yang bertujuan untuk mengembangkan, memperluas, dan menggali lebih dalam suatu konsep atau teori yang sedang berkembang. Buku C justru lebih banyak
menampilkan penyelidikan untuk menjawab seputar pertanyaan ilmiah yang diajukan. Buku teks yang baik tidak hanya menyajikan pengetahuan sains, tetapi
113
Irina Pop-
Păcurar, Liliana Ciascai. Biology School Textbooks and Their Role for Students’
Success in Learning Sciences. Vol 3 No 1. 2010. Babeş-Bolyai University, Cluj-Napoca, Romania.
research project IDEI 2418. h. 2
juga memberikan cara bagi peserta didik dan guru untuk saling berinteraksi dan mengkonstruk pengetahuan yang telah dimiliki.
114
Domain pengetahuan berupa penjelasan ilmiah juga dikembangkan dalam ketiga buku. Buku A, buku B dan buku C masing-masing mengembangkan aspek
tipe penjelasan, formasi, aturan, dan hasil dari penjelasan dengan persentase berbeda-beda pada tiap indikator. Pada bagian tipe penjelasan buku A memiliki
nilai tertinggi dari kedua buku pada kategori model. Buku A juga unggul pada aspek formasi dalam kategori peran pengetahuan yang ada dan fakta baru,
imajinatif, dan logis. Sementara itu, pada aspek aturan buku A unggul dalam kategori konsistensi logis dan berdasarkan fakta, serta pada aspek hasil buku A
unggul di kedua kategori yang tersedia. Model pada buku teks merupakan deskripsi yang menjelaskan suatu konsep yang seringkali berupa penyederhanaan
atau idealisasi. Model yang disajikan pada buku A berbentuk gabungan beberapa gambar yang disertakan deskripsi, atau beberapa diagram yang menjelaskan suatu
konsep. Model yang terdapat pada buku teks berfungsi untuk memfasilitasi peserta didik agar lebih mudah dalam memahami materi pelajaran.
Buku A juga menonjolkan aspek imajinatif sebagai bagian dari sistematika penyampaian materi dalam bentuk visual. Aspek imajinatif yang dikembangkan
dalam buku A disajikan melalui gambar-gambar menarik dari makhluk hidup dan beberapa isu-isu ilmiah di dunia. Representasi yang ditampilkan secara imajinatif
berfungsi mengembangkan proses dalam menciptakan objek di pikiran sehingga peserta didik dapat mengenal materi secara lebih luas. Selain itu buku A juga
memberikan penjelasan yang bersifat logis yaitu penjelasan yang dapat dipikirkan dan diamati dengan sederhana dan masuk akal, memberikan serangkaian sebab
akibat dalam proses-prosesnya. Aspek aturan penjelasan pada buku A menampilkan pengetahuan yang
berdasarkan fakta dan menghasilkan pengetahuan baru. Fakta dan pengetahuan baru pada buku A beberapa ditampilkan dalam bentuk berita yang bersifat global
dan berkaitan dengan isu-isu ilmiah yang terjadi di dunia. Hal ini sejalan dengan
114
Kursat Ahyan, A Comparison of Mathematics Textbooks from Turkey, Singapore, and the United States of America, Educational Consultancy and Research Center, Vol. 123, h. 2328