Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Sains
pengetahuan atau sains harus terindera dan masuk akal serta diperoleh melalui proses pemaknaan Al-Qur’an dan As-Sunnah yang dapat dikuasai dengan izin
Allah melalui perbuatan dan pengabdian ibadah yang tidak dapat terlepas dari landasan iman dan tujuan yang ingin dicapai yaitu kemuliaan dan keridhaan Allah
SWT yang di dalamnya terkandung maslahat bagi manusia ihsan yang harus dicapai melalui perbuatan islam.
70
Ilmu alam merupakan suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh disusun dengan cara yang khaskhusus, yaitu melakukan eksperimentasi, pengambilan
kesimpulan, penyusunan teori, serta observasi dan saling berkaitan satu sama lain. Cara yang digunakan untuk memperoleh ilmu tersebut disebut dengan metode
ilmiah sebagai dasar metode yang digunakan dalam IPA.
71
Sains sebagai ilmu pengetahuan memiliki makna yaitu; 1 sebagai proses memperoleh informasi melalui metode empiris empirical method; 2 informasi
yang diperoleh melalui penyelidikan yang telah ditata secara logis dan sistematis; dan 3 suatu kombinasi proses berpikir kritis yang menghasilkan informasi yang
dapat dipercaya dan valid.
72
Sains merupakan ilmu pengetahuan berdasarkan dari pengamatan langsung di lapangan sehingga didapatkan pengetahuan yang bersifat
logis serta dapat diuji kebenarannya. Sains sebagai proses atau metode penyelidikan inquiry method meliputi cara
berpikir, sikap, dan langkah-langkah kegiatan saintis untuk memperoleh produk- produk sains atau ilmu pengetahuan ilmiah, misalnya observasi, pengukuran,
merumuskan dan menguji hipotesis, mengumpulkan data, bereksperimen, dan prediksi.
73
Ilmu pengetahuan alam IPA memiliki sifat dinamis dan didasarkan pada metode ilmiah sebagai landasan yang digunakan untuk menjawab pertanyaan
ilmiah. Proses pembelajaran IPA berlangsung terus-menerus sehingga selalu terdapat mekanisme kontrol, bersifat terbuka untuk selalu diuji kembali dan
bersifat kumulatif. Pengetahuan yang diperoleh selalu bertumpu di atas dasar-
70
Jusuf A. Feisal, Reorientasi Pendidikan Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 1995, h. 90
71
Abdullah Aly dan Eny Rahma, Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004, h. 18
72
Hungerford, Volk dan Ramsey dalam Fatonah, Op.Cit., h. 7
73
Ibid, h. 8
dasar sebelumnya dalam kerangka yang bersifat kumulatif, sehingga bersifat
konsisten dan sistematis.
Pendidikan IPA berfungsi dalam mengembangkan pengetahuan, yaitu; lingkungan alam, mengembangkan keterampilan, wawasan, dan kesadaran
teknologi. Kesemuanya berkaitan dengan manfaat IPA bagi kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA yang baik dan benar tidak dapat dipisahkan dari keterampilan
proses IPA yang berkaitan dengan konsep IPA.
74
Mempelajari IPA pada prinsipnya tidak cukup sekadar menghafal suatu konsep melalui buku pelajaran,
karena belajar IPA pada hakekatnya merupakan suatu proses atau produk. Hal tersebut dilakukan dengan berbagai kesatuan cara, misalnya pengamatan atau
observasi suatu objek atau gejala alam, melakukan pengukuran, membuat hipotesis, mendesain, menguji data, dan melakukan percobaan. Anak-anak dan
remaja dilibatkan untuk melakukan percobaan. Proses yang melibatkan aktivitas secara langsung akan lebih memudahkan dalam memahami hasil pembelajaran
secara utuh. Guru dituntut untuk menguasai keterampilan proses IPA dalam kegiatan belajar mengajar.
Kajian utama dalam pendidikan IPA diantaranya adalah: 1 siswa harus memahami hakikat sains dan proses penyelidikan ilmiah saat berpartisipasi dalam
aktivitas level kognitif tingkat tinggi; 2 konsep dari IPA harus memiliki keluasan tema dan siswa harus mendapatkan istilah penting sains secara
mendalam dibandingkan belajar secara dangkal dan tidak mendasar, 3 siswa harus memahami sejarah fundamental sains dan aspek sosial dari kegiatan sains,
4 siswa harus memahami definisi dari hubungan sains, teknologi dan masyarakat.
75
Pembelajaran sains yang terdapat di dalam buku teks menekankan pada aspek pengetahuan, penyelidikan, berpikir, sejarah sains, teknologi dan permasalahan
74
I Sandyawan Sumardi, Melawan Stigma Melalui Pendidikan Alternatif, Jakarta : Grasindo, 2005, h. 170
75
Lumpe dan Beck dalam Elif dan Birgül, Underlining the Problems in Biology Textbook for 10th Grades in High School Education Using the Suggestions of Practicing Teachers, Journal of
Turki Science Education, Vol. 6, 2009.,h. 77
lingkungan
.
76
Penyelidikan sains pada buku teks dapat menuntut peserta didik untuk berfikir divergen yaitu kemampuan untuk mengkonstruksi atau
menghasilkan berbagai respons yang mungkin, ide-ide, opsi-opsi, atau alternatif untuk suatu permasalahan atau tantangan.
77
Berpikir divergen menekankan adanya proses interpretasi dan evaluasi terhadap berbagai ide-ide, proses motivasi
untuk memikirkan berbagai kemungkinan ide yang masuk akal dan pencairan terhadap kemungkinan dalam mengkonstruksi ide-ide.
Buku teks perlu memperhatikan aspek kebahasaan yang berkaitan dengan diksi penulis dalam menyampaikan materi. Bahasa yang digunakan harus sesuai dengan
tingkat kognitif siswa, bersifat komunikatif, lugas, dan juga interaktif. Penggunaan simbol atau lambang sains disertai dengan penjelasan menggunakan
kaidah tata bahasa indonesia yang baik atau berdasarkan ejaan yang disempurnakan karena tingkat perkembangan siswa mempengaruhi tingkat
pemahaman siswa terutama dalam belajar sains yang menyajikan ilmu pengetahuan secara logis. Aspek penyajian dan kegrafikan berkaitan dengan
teknik penyajian konsep dan materi, adanya pendukung berupa tabel, ilustrasi, gambar, diagram atau bagan sains sehingga memicu keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran. Ilustrasi gambar pada buku teks membantu peserta didik dalam memahami dan mengingat materi pelajaran.
78
Buku teks harus menyediakan wawasan suatu penyelidikan sebagai sebuah tantangan dalam mempelajari perubahan lingkungan.
79
Buku teks IPA harus menyajikan isu-isu terkini yang berkaitan dengan bidang IPA sebagai landasan
karena ilmu pengetahuan alam sains merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat dinamis. Isi materi yang up-to-date harus menyampaikan hakikat sains dan proses
sains.
76
Udeani, Quantitative Analysis of Secondary School Biology Textbooks for Scienctific Literacy Themes. Research Journal in Organizational Psychology Educational Studies. Vol 2
1, 2013, h. 40
77
Bell dalam Fatonah, Op.Cit., h. 14
78
Rahmawati, Buku IPA Terpadu Berbasis Problem Solving, Prosiding Semirata 2015 Bidang MIPA Universitas Tanjung Pura Pontianak,2015, h. 427
79
Altaf Qadeer, An Analysis of Grade Six Textbook on Electricity Through Content Analysis and Student Writing Responses. Revista Brasileira de Ensino de Fisica,Vol. 36, 2013, h. 1501