teknologi dan seni; 4 relevan dengan kebutuhan kehidupan; 5 menyeluruh dan berkesinambungan; 6 belajar sepanjang hayat; 7 seimbang antara kepentingan
nasional dan kepentingan daerah.
53
Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum pendidikan yang diberlakukan untuk setiap satuan pendidikan, khususnya satuan pendidikan dasar
dan menengah. KTSP meliputi tiga komponen, yaitu komponen mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri.
54
Semua pengalaman belajar peserta didik yang menjadi tanggung jawab satuan pendidikan dalam kurikulum. KTSP
merupakan kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolahdaerah, karakteristik sekolahdaerah, sosial budaya masyarakat
setempat, dan karakteristik peserta didik.
55
Pengalaman belajar individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta
didik menjadi hasil kurikulum. Kurikulum 2013 menerapkan bahwa pembelajaran yang dilakukan guru dalam
bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas dan masyarakat, serta pengalaman belajar langsung peserta didik sesuai
dengan latar belakang karakteristik, dan kemampuan peserta didik.
56
Buku teks yang berpedoman pada kurikulum 2013 memiliki ciri-ciri, sebagai berikut: a sesuai tahapan saintifik yang melibatkan aktivitas mengamati,
menanya, mengeksplorasi, menalar, menghubungkan, mengkomunikasikan; b Kompetensi dasar dari Kompetensi Inti 1, 2, 3 dan 4 diintegrasikan pada satu unit;
c terdapat gambar, penjelasan, dan kutipan berfungsi untuk menumbuhkan sikap positif; d menumbuhkan minat dan rasa ingin tahu peserta didik; e menyajikan
keseimbangan tugas individu dan kelompok; f memuat kecukupan materi untuk memahami dan melakukan KD.
57
Pengembangan bahan ajar dalam konteks implementasi kurikulum 2013 berfungsi sebagai upaya membangun pola pikir
ilmiah dalam melihat segala persoalan materi yang disajikan pada peserta didik.
53
Ibid., h. 60
54
Prayitno, Dasar Teori dan Praksis Pendidikan, Jakarta: Grasindo, 2009, hal. 475
55
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan : Sebuah Panduan Praktis, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2010, h. 8
56
E. Mulyasa 2013, Op.Cit., h. 25
57
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Buku Teks Pelajaran, Yogyakarta: Kata Pena, 2014, hal. 25
Buku ajar kurikulum 2013 diturunkan dari kompetensi dasar yang tertuang dalam kurikulum, sehingga buku akan memberi makna sebagai bahan ajar bagi
peserta didik yang mempelajarinya. Penyusunan buku ajar memiliki langkah- langkah, diantaranya: 1 memahami kurikulum dan menganalisisnya; 2
menentukan judul buku yang akan ditulis; 3 merancang outline buku agar isi buku lengkap dan mencakup seluruh aspek yang diperlukan untuk mencapai suatu
kompetensi yang diinginkan; mengumpulkan berbagai macam referensi yang sesuai dan lebih utama referensi relevan dengan bahan kajiannya, seperti buku,
majalah, serta jurnal hasil penelitian; 4 buku yang ditulis hendaknya menyajikan kalimat yang sesuai dengan usia pembaca.
58
Kurikulum 2013 sangat tanggap terhadap fenomena dan perubahan sosial. Peserta didik dituntut lebih aktif, kreatif,
dan inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang terdapat di sekolah. Buku sains yang beredar secara luas telah sesuai dengan standar isi KTSP
tetapi belum sepenuhnya menyajikan pengaitan konsep sains dengan teknologi dan masyarakat.
59
Pedoman prinsip buku KTSP yaitu berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan siswa dan lingkungannya.
60
Kurikulum merupakan suatu perangkat yang keberhasilan implementasinya tergantung pada buku ajar. Kurikulum yang baik seharusnya beragam dan terpadu,
tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, relevan dengan kebutuhan untuk menjamin relevansi pendidikan dengan dunia kerja, menyeluruh
dan berkesinambungan pada semua jenjang pendidikan, menutut untuk belajar sepanjang hayat yang diarahkan pada proses pengembangan budaya dan
pemberdayaan peserta didik, seimbang antara kepentingan global, nasional dan lokal untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Kurikulum Singapura
Sistem pendidikan di Singapura memiliki perencanaan yang terintegrasi dengan baik. Kurikulum nasional Singapura di sekolah dasar dan sekolah
menengah fokus pada pengembangan ide sains sebagai proses menemukan yang
58
Imas Kurniasih, Op.Cit., h. 60-62
59
Dian Pratiwi, Analisis Representasi Saling Temas Buku Ajar Biologi Kelas XI SMA Negeri Sekota Semarang. Unnes Journal of Biology Education. Vol 2, 2012, h. 77
60
Sitepu, Penulisan Buku Teks Pelajaran, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2012, h. 57
didasarkan pada 3 domain yaitu domain pengetahuan, pemahaman dan aplikasi, domain keterampilan dan proses serta domain etika dan sikap. Domain tersebut
adalah pokok dalam implementasi pembelajaran sains. Proyek penyelidikan berlandaskan peran sains dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat dan
lingkungan. Aktivitas co-curricular seperti matematika dan sains, kompetisi dan desain pembelajaran dilakukan untuk mengambil alih minat peserta didik.
61
Domain pengetahuan, pemahaman dan pengaplikasian berisi indikator- indikator pembelajaran sains, yaitu : a fenomena ilmiah; b kosa kata sains,
istilah dan ketentuan seperti simbol, rumus dan satuan; c perangkat penyelidikan sains termasuk teknik dan aspek keselamatan; d perhitungan sains.
Domain keterampilan memuat indikator yang meliputi: a mengajukan pertanyaan; b membuat hipotesis; c mendefinisikan masalah; d melihat
kemungkinan; e memprediksi; f mengamati; g menggunakan alat dan bahan; h membandingkan; i mengklasifikasikan; j menyimpulkan; k menganalisis;
l teliti; m menguji; n mengkomunikasikan. Domain proses meninjau proses pembelajaran sains berdasarkan indikator sebagai berikut: a kreatif dalam
memecahkan masalah; b merencanakan penyelidikan; c membuat keputusan. Domain etika dan sikap dalam sains melibatkan indikator-indikator pembelajaran
sains, diantaranya: a rasa ingin tahu; b kreativitas; c objektivitas; d integritas; e berpikiran terbuka; f ketekunan; g pertanggung jawaban.
62
Domain pengetahuan, keterampilan, proses dan sikap berhubungan dengan peran sains dalam membentuk relevansi dan keterkaitan dengan kehidupan sehari-
hari. Sains dalam kehidupan sehari-hari dengan pandangan perspektif pribadi pada individu yaitu berupa; a menunjukkan keingintahuan, minat dan kenyamanan; b
mengaplikasikan konsep sains dan keterampilan di kehidupan; c membuat keputusan yanng berhubungan dengan sosial, lingkungan serta Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi IPTEK, contohnya pilihan gaya hidup mempengaruhi kesehatan pribadi. Sains dalam sosial menurut pandangan sosial yang berfokus terhadap
interaksi antar individu, diantaranya: a menimbulkan rasa percaya diri, tanggung
61
Science Syllabus Lower Secondary EspressNormal Academic, Curriculum Planning Developement Division, Singapore : Ministry of Education Singapore, 2012, h. 1
62
Ibid, h. 2
jawab dan pribadi yang produktif dalam kehidupan teknologi dunia; b menunjukkan kesadaran dalam memahami peran IPTEK di masyarakat, industri,
bisnis, contohnya kepekaan terhadap manfaat dan penyalahgunaan dari aplikasi sains.
63
Literasi sains untuk masa depan peserta didik bukan sekadar menjelaskan konsep dasar sains. Peserta didik harus fasih dalam menggunakan pengetahuan
sains untuk mengidentifikasi pertanyaan dan menggambarkan fakta ilmiah sebagai tahap membuat keputusan tentang alam dan perubahan yang terjadi di lingkungan
akibat aktivitas manusia.
64
Peserta didik perlu memahami peran sains dalam membangun pengetahuan dan penyelidikan, serta membangkitkan kesadaran
tentang bagaimana sains dan teknologi membangun materi, pola pikir, serta lingkungan sosial. Peserta didik harus melengkapi pengetahuan tersebut dengan
etika dan sikap agar menjadi bahan perenungan. Kerangka kompetensi di abad ke-21 disediakan untuk pendidikan masa depan
sebagai persiapan bagi peserta didik agar menjadi pribadi yang percaya diri, pembelajar yang mandiri, masyarakat yang peduli, dan sebagai kontributor yang
aktif.
65
Kerangka kerja kurikulum sains adalah turunan dari kebijakan kerangka belajar dan pembelajaran sains. Bagian sentral dari kerangka kurikulum adalah
menanamkan semangat dari penyelidikan ilmiah. Desain kurikulum memungkinkan peserta didik untuk menemukan sains secara bermakna dan
berguna. Penyelidikan merupakan dasar pengetahuan untuk menjawab isu-isu dan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan peran sains dalam kehidupan
sehari-hari, masyarakat dan lingkungan.
4. Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Sains
Ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasikan, disistematisasi, dan diinterpretasikan sehingga menghasilkan kebenaran obyektif serta sudah diuji
kebenarannya secara ilmiah, sedangkan pengetahuan adalah apa saja yang
63
Ibid, h. 3
64
Science Syllabus Primary, Curriculum Planning Developement Division, Singapore : Ministry of Education Singapore, 2014, h. 4
65
Science Syllabus for lower secondary, Op.Cit., h. 4