Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
juga memberikan cara bagi peserta didik dan guru untuk saling berinteraksi dan mengkonstruk pengetahuan yang telah dimiliki.
114
Domain pengetahuan berupa penjelasan ilmiah juga dikembangkan dalam ketiga buku. Buku A, buku B dan buku C masing-masing mengembangkan aspek
tipe penjelasan, formasi, aturan, dan hasil dari penjelasan dengan persentase berbeda-beda pada tiap indikator. Pada bagian tipe penjelasan buku A memiliki
nilai tertinggi dari kedua buku pada kategori model. Buku A juga unggul pada aspek formasi dalam kategori peran pengetahuan yang ada dan fakta baru,
imajinatif, dan logis. Sementara itu, pada aspek aturan buku A unggul dalam kategori konsistensi logis dan berdasarkan fakta, serta pada aspek hasil buku A
unggul di kedua kategori yang tersedia. Model pada buku teks merupakan deskripsi yang menjelaskan suatu konsep yang seringkali berupa penyederhanaan
atau idealisasi. Model yang disajikan pada buku A berbentuk gabungan beberapa gambar yang disertakan deskripsi, atau beberapa diagram yang menjelaskan suatu
konsep. Model yang terdapat pada buku teks berfungsi untuk memfasilitasi peserta didik agar lebih mudah dalam memahami materi pelajaran.
Buku A juga menonjolkan aspek imajinatif sebagai bagian dari sistematika penyampaian materi dalam bentuk visual. Aspek imajinatif yang dikembangkan
dalam buku A disajikan melalui gambar-gambar menarik dari makhluk hidup dan beberapa isu-isu ilmiah di dunia. Representasi yang ditampilkan secara imajinatif
berfungsi mengembangkan proses dalam menciptakan objek di pikiran sehingga peserta didik dapat mengenal materi secara lebih luas. Selain itu buku A juga
memberikan penjelasan yang bersifat logis yaitu penjelasan yang dapat dipikirkan dan diamati dengan sederhana dan masuk akal, memberikan serangkaian sebab
akibat dalam proses-prosesnya. Aspek aturan penjelasan pada buku A menampilkan pengetahuan yang
berdasarkan fakta dan menghasilkan pengetahuan baru. Fakta dan pengetahuan baru pada buku A beberapa ditampilkan dalam bentuk berita yang bersifat global
dan berkaitan dengan isu-isu ilmiah yang terjadi di dunia. Hal ini sejalan dengan
114
Kursat Ahyan, A Comparison of Mathematics Textbooks from Turkey, Singapore, and the United States of America, Educational Consultancy and Research Center, Vol. 123, h. 2328
fungsi sumber belajar yang baik yaitu memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas di mana penyajian informasi mampu menembus batas
geografis.
115
Guru dapat menggunakan buku A untuk memberikan pandangan global pada peserta didik dengan tidak hanya terpaku pada subjek materi
pembahasan tetapi juga melihat sejauh mana materi ekosistem berkembang menjadi sebuah isu ilmiah. Pengetahuan baru yang didapat dari hasil mengolah
informasi membantu guru dalam membangkitkan benih-benih literasi sains pada diri peserta didik.
Aspek yang unggul pada buku B salah satunya adalah representasi gambar. Gambar berfungsi untuk menyampaikan materi dalam bentuk visual. gambar
sangat penting digunakan dalam usaha memperjelas konsep pada siswa. Ilustrasi gambar membantu peserta didik
dalam memahami dan mengingat materipelajaran.
116
Representasi gambar yang disajikan pada buku B berupa gambar organisme dan gambar-gambar fenomena alam berdasarkan fakta dari
hasil pencitraan. Gambar yang disajikan dengan menarik dapat membantu meningkatkan minat belajar peserta didik dan memudahkan peserta didik untuk
mengingat materi yang disampaikan. Kategori penjelasan ilmiah pada buku C yang memiliki nilai lebih tinggi dari
buku A dan buku B adalah teori. Teori merupakan pernyataan yang menerangkan sesuatu mengenai alam maupun gejala alam berdasarkan prinsip-prinsip bebas dan
bukan berdasarkan fenomena itu sendiri. Buku C banyak menampilkan definisi- definisi tentang gejala yang bersifat alamiah maupun bersifat sosial. Pemenuhan
fungsi tersebut dilakukan dengan membandingkan, menghubungkan, memilah- milah, atau mengkombinasikannya. Pedoman prinsip buku KTSP yaitu berpusat
pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan siswa dan lingkungannya.
117
Pada dasarnya penjelasan ilmiah menjawab aspek penyelidikan ilmiah. Penyelidikan ilmiah memberikan gambaran seputar cara mendapatkan data
115
Tim Pengembang Pendidikan UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan,Bandung : PT Imperial Bhakti Utama, 2007, h. 201
116
Rahmawati, Buku IPA Terpadu Berbasis Problem Solving, Prosiding Semirata 2015 Bidang MIPA Universitas Tanjung Pura Pontianak,2015, h. 427
117
Sitepu, Penulisan Buku Teks Pelajaran, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2012, h. 57
sementara penjelasan ilmiah merupakan tujuan dari sains. Penjelasan ilmiah yang terdapat pada buku teks sebaiknya mengembangkan indikator yang lebih
kompleks karena bertujuan untuk mengkonstruk pengetahuan peserta didik. Buku A, buku B dan buku C mengembangkan domain konteks yang berbeda-
beda pada setiap kategori. Pada domain konteks pribadi buku A mengembangkan aspek kesehatan, lingkungan, dan bencana. Buku B memuat aspek lingkungan,
bencana dan sains teknologi sementara buku C hanya mengembangkan aspek lingkungan dan bencana. Buku A memilliki persentase paling tinggi dalam
menyajikan kategori berupa perilaku ramah lingkungan, buku B fenomena alam sementara buku C unggul pada kategori daur ulang limbah.
Domain konteks sosial pada buku A mengembangkan aspek kesehatan, sumber alam, lingkungan dan bencana. Buku B mengembangkan aspek
lingkungan dan bencana sementara buku C hanya mengembangkan aspek lingkungan. Buku A unggul dalam menyajikankategori seputar kontrol penyakit,
kesehatan masyarakat, keamanan dan pengolahan limbah. Buku B justru memiliki persentase tertinggi dibandingkan kedua buku dalam menyajikan kategoriberupa
dampak lingkungan, iklim global dan cuaca ekstrem. Domain konteks global pada buku A turut mengembangkan beberapa aspek
seperti kesehatan, sumber alam, lingkungan dan bencana, buku B mengembangkan aspek lingkungan dan bencana sementara buku C hanya
mengembangkan aspek lingkungan. Buku A kembali unggul dari kedua buku dengan memuat kategori yang menjelaskan tentang infeksi penyakit, pertumbuhan
populasi, keanekaragaman hayati, kemampuan bertahan ekologi, pengendalian polusi, pengurangan lahan serta dampak modernisasi. Buku B justru hanya
memiliki persentase paling tinggi dari kedua buku pada kategori perubahan iklim. Buku A banyak memasukkan konteks literasi sains ke dalam sebuah informasi
berita sehingga wawasan peserta didik tidak terbatas pada pengetahuan yang bersifat baku. Konteks yang didasarkan pada literasi sains PISA bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memahami masalah yang tidak terbatas pada lingkup sekolah tetapi juga masyarakat, negara dan dunia. Buku teks
harus menyediakan wawasan suatu penyelidikan sebagai sebuah tantangan dalam mempelajari perubahan lingkungan.
118
Buku A, buku B dan buku C mengembangkan seluruh aspek pada domain proses diantaranya adalah identifikasi isu ilmiah, menjelaskan fenomena secara
ilmiah, dan menggunakan fakta-fakta ilmiah. Buku A memiliki persentase paling tinggi pada kategori menampilkan masalah yang dapat diselidiki secara ilmiah,
identifikasi kata kunci, mengidentifikasi prediksi dan mengidentifikasi alasan dari kesimpulan. Pembelajaran sains yang terdapat di dalam buku teks menekankan
pada aspek pengetahuan, penyelidikan, berpikir, sejarah sains, teknologi dan permasalahan lingkungan
.
119
Buku B memiliki keunggulan dalam menampilkan kunci utama dari penyelidikan ilmiah. Kunci utama yang ditampilkan berupa judul penyelidikan
yang bersinergi dengan materi yang sedang dipelajari peserta didik sehingga dari proses tersebut peserta didik dapat membangun pengetahuan baru. Proses sains
merujuk pada proses mental yang terlibat ketika menjawab suatu pertanyaan atau memecahkan masalah, seperti mengidentifikasi dan menginterpretasi bukti serta
menerangkan kesimpulan. Proses yang diukur pada ketiga buku teks ditampilkan dalam bentuk
pertanyaan yang tidak akan secara mudah dijawab, atau tidak ada jawaban yang dapat diketahui secara pasti. Peserta didik didorong untuk menggunakan
keterampilan yang dimiliki seperti halnya keterampilan dan keahlian dalam memecahkan masalah dari isu-isu ilmiah. Hal ini sangat bernilai bagi peserta didik
untuk memahami materi ekosistem. Buku teks yang dijadikan sebagai objek penelitian secara umum
mengembangkan aspek literasi sains PISA pada pembahasan materi ekosistem. Ketersediaan literasi sains pada buku teks berfungsi dalam mengembangkan
kualitas kurikulum yang tertuang pada buku pelajaran, mengembangkan praktik
118
Altaf Qadeer, An Analysis of Grade Six Textbook on Electricity Through Content Analysis and Student Writing Responses. Revista Brasileira de Ensino de Fisica,vol. 36, 2013, h. 1501
119
Udeani, Quantitative Analysis of Secondary School Biology Textbooks for Scienctific Literacy Themes. Research Journal in Organizational Psychology Educational Studies. Vol 2
1, 2013, h. 40
guru di kelas, dan mendukung proses pendidikan sains.
120
Buku C buku KTSP sebagian besar masih berbentuk ensiklopedi berisi informasi-informasi ilmiah
yang berarti lebih berbasis pada konten. Meskipun terdapat beberapa kegiatan yang mengindikasikan adanya pendekatan penyelidikan aktivitas peserta didik,
buku C ternyata menyediakan jawaban bagi pertanyaan ilmiah yang harus dijawab oleh peserta didik. Dengan kata lain peserta didik tidak dibimbing untuk
memecahkan suatu masalah melainkan hanya sebagai praktikan melalui langkah- langkah eksperimen yang mendetail.
Buku sains telah sesuai dengan standar isi KTSP tetapi belum sepenuhnya menyajikan pengaitan konsep sains dengan
teknologi dan masyarakat.
121
Buku kurikulum 2013 memiliki landasan empiris berdasarkan hasil studi PISA dan TIMSS sehingga isi yang terdapat di dalamnya memiliki kesesuaian
lebih tinggi dengan kategori literasi sains pada penilaian PISA. Buku teks kurikulum 2013 memenuhi sifat sebagai sumber belajar diantaranya, yaitu: 1
merupakan pembuka jalan dan pengembangan wawasan terhadap proses belajar; 2 merupakan pemandu; 3 memberikan berbagai macam ilustrasi dan contoh-
contoh yang berkaitan dengan aspek bidang keilmuan; 4 memberikan petunjuk dan gambaran kaitan antara bidang keilmuan yang dipelajari dengan bidang
keilmuan yang lain; 5 menginformasikan sejumlah penemuan baru; 6 menunjukkan berbagai permasalahan yang merupakan konsekuensi logis dalam
suatu bidang keilmuan dan menuntut adanya kemampuan pemecahan masalah.
122
Buku A mengembangkan aspek paling banyak pada beberapa kategori dibandingkan dengan buku B dan buku C. Buku A lebih variatif dalam
menyajikan aspek literasi sains. Hal ini sesuai dengan acuan National Research Council NRC dalam Adisenjaja bahwa kriteria buku ajar yang baik yaitu tidak
bersifat eksiklopedia, teliti dan cermat melihat fakta, mengikuti perkembangan
120
Lee, Comparative Analysis of the Presentation of the Nature of Science in U.S. High School Biology and Korea High School Science Textbooks. Standard Research Journal of Dankook
University, Vol. 1, 2013,h. 107
121
Dian Pratiwi, Analisis Representasi Saling Temas Buku Ajar Biologi Kelas XI SMA Negeri Sekota Semarang. Unnes Journal of Biology Education. Vol 2, 2012, h. 77
122
E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung : PT. Rosda Karya, 2015, h. 71
konsep mutakhir dan materi subyek baru, memiliki koherensi yang logis, kejelasan deskripsi dan keefektifan ilustrasi, sesuai dengan minat dan tingkatan
siswa, mewakili sains sebagai sains eksperimental.Buku teks yang didesain dengan baik memiliki berbagai fungsi dalam memfasilitasi guru dan peserta didik.
Kualitas dari sebuah buku teks tidak hanya terdapat pada cara penyajian yang menarik atau terbatas pada deskripsi pengetahuan, tetapi juga menyajikan model
pembelajaran yang baik bagi peserta didik dan pengajaran bagi guru dalam mengkonstruk pengetahuan sains.
123
Sains merupakan salah satu dari mata pelajaran penting dalam berbagai sistem pendidikan di dunia. Pengorganisasian pembelajaran sains berkaitan erat
dengan kondisi kehidupan sehari-hari.
124
Buku teks pelajaran sebagai bahan ajar dan sumber informasi yang banyak digunakan guru dan peserta didik sebaiknya
menyajikan aspek literasi sains dalam isinya karena buku teks merupakan perangkat penting dalam keberhasilan pembelajaran.Buku IPA menjadi sumber
utama pembelajaran di beberapa negara. Buku IPA pada jenjang pendidikan SMP memiliki peran penting dalam proses pembelajaran, menyediakan kebutuhan
instruksi guru, dan pada beberapa kasus menjadi sebuah kurikulum.
125
Guru memiliki peran penting dalam memilih bahan ajar dalam menunjang keberhasilan
pendidikan sains. Guru harus memahami faktor-faktor yang terdapat pada buku teks dan kualitas buku teks yang baik sehingga mampu memperluas wawasan
peserta didik dalam lingkup dunia.
126
Setiap individu akan terus terikat pada sains setelah menyelesaikan pendidikan formal. Buku teks yang baik dapat meningkatkan kualitas sains
peserta didik untuk lebih peka terhadap isu-isu sains secara global. Pengembangan literasi sains pada buku Ilmu Pengetahuan Alam tingkat SMP juga berfungsi
membimbing peserta didik untuk menentukan pilihan pada jenjang selanjutnya.
123
Kursat Ahyan, A Comparison of Mathematics Textbooks from Turkey, Singapore, and the United States of America, Educational Consultacy and Research Center, vol 12 3, 2012, h. 2328
124
Sothayapetch, Comparative Analysis of PISA Scientific Literacy Framework in
Finnish and Thai Science Curricula. Science Education International. Vol. 24, 2013. h.92
125
Udeani, Op.Cit, h. 40
126
Altaf Qadeer, An Analysis of Grade Six Textbook on Electricity Through Content Analysis and Student Writing Responses. Revista Brasileira de Ensino de Fisica,vol. 36, 2013, h. 1501
Domain literasi sains yang terdapat pada buku teks seharusnya disajikan secara seimbang karena berfungsi untuk membantu dalam meningkatkan pemahaman
ilmiah dan mutu pendidikan peserta didik. Beberapa kendala yang ditemui dalam penelitian ini adalah memasukkan
unsur teks yang dianalisis ke dalam kategori dimensi literasi sains karena dikhawatirkan terjadi kekeliruan pemahaman. Instrumen penilaian yang
digunakan merupakan standar literasi sains PISA sehingga menyebabkan peneliti perlu mengkaji secara mendalam untuk memahami maksud pada setiap kategori.
Persentase literasi sains dari hasil yang didapatkan pada masing-masing buku tidak dapat mencapai 100 karena perbedaan jumlah amatan pada buku A, B dan
C sebab tidak ada aturan mutlak jumlah halaman dalam penulisan buku teks. Selain itu agar dihasilkan tingkat reliabilitas yang baik perlu dilakukan dua kali
validasi dari pembimbing I dan pembimbing II.
109