Literasi Sains Kajian Teori
Domain proses meliputi aspek-aspek yang berhubungan dengan bagaimana para saintis berpikir dan bekerja. Domain ini dapat dibedakan antara keterampilan
proses dasar observasi, pengukuran klasifikasi, prediksi, komunikasi dan inferensi dan keterampilan proses yang terintegrasi perumusanpengujian
hipotesis, interpretasi datainformasi dan pemodelan.
87
PISA menilai domain proses berdasarkan pada keterampilan dalam mengidentifikasi isu ilmiah, menjelaskan fenomena secara ilmiah, dan
menggunakan fakta-fakta ilmiah.
88
Mengidentifikasi isu ilmiah yaitu peserta didik harus peka terhadap isu yang dapat dieksplorasi secara ilmiah, dan memahami
kunci dari penyelidikan ilmiah. Menjelaskan fenomena ilmiah yaitu peserta didik mengaplikasikan pengetahuan ilmiah yang telah didapat untuk menjelaskan atau
menafsirkan fenomena ilmiah yang terjadi serta mengidentifikasi adanya perubahan. Menggunakan fakta ilmiah yaitu peserta didik menafsirkan fakta untuk
menggambarkan kesimpulan untuk menjelaskan dan mencari alasan sebuah keputusan serta implikasinya. Fakta ilmiah digunakan memudahkan mendapat
informasi ilmiah dan menghasilkan argumen serta kesimpulan berdasarkan fakta ilmiah.
89
Kategori yang terdapat pada PISA dilakukan untuk menambah keterampilan dalam mengenal situasi dunia saat ini terkait masalah yang terjadi.
Literasi sains ini dibedakan menjadi consumer scientific literacy, civic scientific literacy dan cultural scientific literacy. Consumer scientific literacy
adalah literasi sains ditekankan kepada masyarakat yang berprilaku sebagai konsumen, artinya bagaimana masyarakat memilih barang ataupun jasa yang
hendak digunakan.
90
Civic scientific literacy menjelaskan masalah-masalah yang berkaitan dengan hukum negara, masyarakat, hingga perkembangan ilmu pengetahuan di
masyarakat, menciptakan produk, atau salah satu dasar kedaulatan berpolitik.
87
Ibid., h. 59
88
Organisation for Economic Co-operation and Developement OECD, Pisa 2006 Framework, Paris: OECD, 2007, h. 12
89
OECD 2012, Op. Cit., h. 108
90
David D. Kumar dan Daryl E. Chubin, Science Technology and Society: A Sourcebook on Research and Practice, Plenum Publisher : New York, 2000, h. 25
Cultural scientific literacy menjadi landasan untuk memahami peran sains pada hubungan dalam bermasyarakat atau hubungan antar sesama manusia dalam
suatu periode.
91
Literasi sains merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dikuasai setiap individu karena berkaitan erat dengan pemahaman seseorang
mengenai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar serta masalah-masalah sosial lainnya, semua permasalahan itu dapat dijelaskan secara ilmiah untuk
mencari kebenaran dan objektivitas. Orang yang berliterasi sains memiliki kesempatan lebih baik untuk terlibat dalam karir produktif di dunia kerja dan
masyarakat global karena mampu menerapkan kerja ilmiah, berpikir kritis serta mampu membuat keputusan dan bertanggung jawab terhadap keputusan yang
dibuat. Tujuan pengembangan literasi sains pada buku sekolah, yaitu; 1 menguasai
pengetahuan sains dan menggunakan pengetahuan tersebut untuk mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan
fenomena dan menggambarkan fakta yang berkaitan dengan isu-isu ilmiah; 2 memahami karakteristik paling menonjol dari sains sebagai suatu bentuk
pengetahuan dan penyelidikan; 3 menumbuhkan kesadaran peran sains dan teknologi terhadap lingkungan masyarakat.
92
Sains memiliki banyak fungsi bagi kehidupan manusia. Pertama, sains membantu manusia berpikir dalam pola sistematis. Kedua, sains dapat
menjelaskan gejala alam serta hubungan satu sama lain antar gejalan alam. Ketiga, sains dapat digunakan untuk meramalkan gejala alam yang akan terjadi
berdasarkan pola gejala alam yang dipelajari.
93
Sains melatih peserta didik berpikir sistematis untuk menghadapi permasalahan di dunia yang berkaitan
dengan alam. Belajar sains membantu dalam berpikir lebih logis dan lebih objektif.
Literasi Sains adalah pengetahuan dan pemahaman tentang konsep-konsep ilmiah sebagai suatu proses dari rangkaian kegiatan ilmiah atau hasil-hasil
91
Ibid, h. 25
92
Organisation for Economic Co-operation and Developement OECD, Executive Summary PISA 2006: Science Competencies for Tomorrow’s World, Paris: OECD, 2007, h. 12
93
Surjani, Op.Cit., h. 13
observasi terhadap fenomena alam untuk pengambilan keputusan dalam hal kenegaraan, budaya, dan produktivitas ekonomi. Literasi sains tidak hanya
bermanfaat pada bidang ilmu pengetahuan alam, tetapi juga semua bidang yang berfungsi membantu memecahkan masalah secara bijak dengan pendekatan sosio-
sains. Pengetahuan sains yang terdapat pada penilaian PISA relevan dengan situasi nyata, pengetahuan sains membedakan tiap tingkat yang berguna pada
kehidupan seseorang. Sains adalah ilmu yang tidak mudah dipahami hanya dengan membaca tanpa adanya interaksi siswa dengan media pembelajaran salah
satunya adalah buku teks. Buku IPA harus bersifat interaktif, artinya selain menyajikan konsep-konsep seputar sains, buku IPA harus melibatkan peserta
didik secara aktif dalam mengolah pengetahuan yang dimiliki. Sains menuntut aktivitas peserta didik dalam hal mengamati, bertanya, bereksperimen,
menghubungkan dan mengkomunikasikan. Buku teks IPA yang berisi prinsip kerja ilmiah dituntut untuk memenuhi aspek-aspek sains dalam penyajiannya.
Objek yang diketahui dalam sebuah ilmu pengetahuan harus ada dan harus terjadi sebagaimana objek ini diklaim. Pengetahuan selalu menyandang kebenaran
karena acuannya realitas, namun kebenaran ini mungkin bersifat sementara karena tergantung pada realitas-realitas lain yang pada saat itu belum diketahui. Dalam
sains ada begitu banyak kenyataan yang belum diketahui ataupun belum terumuskan dengan jelas dan menunggu penelitian selanjutnya dari zaman ke
zaman. Hal ini menyebabkan ilmu alam bisa dikatakan bersifat sementara. Masih banyak yang perlu digali dan disempurnakan.