Teknik Analisis Data Metodologi Penelitian

Implementasi Pendidikan Islam di Pondok Pesantren Jagasatru Kota Cirebon . Disusun oleh Jazuli untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam, di Institut Agama Isam Negeri IAIN Syekh Nurjati Cirebon tahun 2012. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui latar belakang berdirinya Pondok Pesantren Jagasatru Kota Cirebon. Menjelaskan kurikulum yang digunakan di Pondok Pesantren Jagasatru Kota Cirebon. Menggambarkan proses pelaksanaan pendidikan Islam di Pondok Pesantren Jagasatru Kota Cirebon, dan Menunjukan faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi pendidikan Islam di Pondok Pesantren Jagasatru Kota Cirebon. Pola Pembentukan Akhlak dalam Kitab Al Akhlaq Lil Banin dan Kitab Al Akhlak Lil Banat Karya Umar Bin Ahmad Baraja Kajian Pedagogis dan Psikologis. Disusun oleh Agung Nugroho untuk memperoleh gelar Magister di Institut Agama Isam Negeri IAIN Antasari Banjarmasin. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan pembentukan akhlak dalam kitab tersebut dengan menggunakan pendekatan pedagodis dan psikologis. Pendekatan pedagogis digunkan untuk mendeskripsikan pola pembentukan akhlak mulai dari tujuan, materi, pendekatan dan metode. Sedangkan pendekatan psikologis digunakan untuk mengidentifikasi kadar dan tingkat kesesuaian materi, pendekatan dan metode dengan tingkat perkembangan kognitif, afektif dan sosial moral anak. Tesis ini merupakan penelitian kepustakaan. 21 21 Nugroho. Agung, Pola Pembentukan Akhlaq dalam kitab Al Akhlaq Lil Banin dan Kitab Al Akhlaq Lil Banat Karya Umar bin Ahmad Baraja Kajia Pedagogis dan Psikologis, Tesis Pascasarjana IAIN Antasari Banjarmasin, 2015, hal. i G. Kerangka Teoritis Teori yang mendasari studi ini adalah teori Deontologis, dimana pemikiran etis yang menyatakan bahwa baik buruknya tindakan tidak diukur dari akibat yang ditimbulkan, tetapi berdasar sifat tertentu dari hasil yang dicapainya. Ini berarti ada kewajiban moral atau keharusan etis yang harus dipatuhi. Ada dua jenis pemikiran deontologis, yaitu deontologist tindakan dan deontologist aturan. Deontologis tindakan menyatakan bahwa baik dan buruknya tindakan dapat dirumuskan atau diputuskan dalam dan untuk situasi tertentu dan sama sekali tidak ada peraturan umum. Deontologis aturan adalah bahwa kaidah moral dan tindakan baik-buruk diukur dari aturan yang berlaku secara universal, bersifat mutlak, dan tidak dilihat dari baik buruknya akibat perbuatan itu. 22 Dikatakan oleh Immanuel Kant 1734-1804, kemauan baik harus dinilai baik pada dirinya sendiri terlepas dari apa pun juga. Dalam menilai seluruh tindakan kita, kemauan baik harus selalu dinilai paling pertama dan menjadi kondisi dari segalanya. 23 Moral manusia bagi Kant berarti rasa kewajibannya. Hukum alam timbul di dalam batin manusia sebagai rasa kewajiban atau juga disebut kata hati. Kewajiban manusia ialah patuh pada hukum moral di dalam batinnya. Hukum moral yang menghendaki supaya kewajiban seseorang harus berada di atas keinginan dan dorongan alamnya, terkenal dirumuskan dengan 22 Muhammad Mufid. Etika dan Filsafat Komunikasi. kencana:Jakarta, 2010 hal. 183-185. 23 Burhanudin Salam, Etika Sosial Asas dalam Kehidupan Manusia , Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002, cet. 1. Hal 69