c. Ketika mereka menyapu atau bersih-bersih, jika ada ustadzahnya
setara dengan mereka dan ada sampah disamping ustadzahnya maka mereka menyapu dengan posisi berjalan jongkok agar tidak mengenai
ustadzahnya sambil mengucapkan “maaf ustadzah”. d.
Jika mereka memberikan sesuatu barang kepada ustadzahnya mereka selalu menggunakan tangan kanan dengan posisi tangan kanan ada
diatas dipangku oleh tangan kiri, dan posisi kepala menunduk. Hal ini diperkuat dengan hasil observasi berikut ini :
“Di dalam pondok pesantren biasanya ada anak-anak santri yang selalu bersih-bersih di rumah kiyai dan ibu nyai bahkan dirumah ustadzahnya.
Begitupun santri di pon pes al Washilah ada beberapa santri yang setiap sorenya di waktu luang mereka membantu membersihkan rumah kiyai
atau ustadzahnya. Ketika membersihkan rumah mereka selalu berhati-hati, tidak berisik, tidak mengeluh, selalu menunduk. Bahkan ketika mereka
menyapu atau mengepel jika ada kiyaiibu nyai dan ustadzahnya mereka selalu menyapu dengan posisi berjalan jongkok, bahkan jika kiyaiibu
nyaiustadzahnya sedang duduk di lantai maka santri akan menunggu sampai mereka pergi. Apa lagi jika sedang dalam keadaan makan, maka
santri akan menunda pekerjaan menyapunya.” Semua perlakuan dan sikap yang dijelaskan diatas tidak hanya di lakukan
ketika mereka berhadapan dengan ustadzahnya saja, akan tetapi ketika mereka berhadapan dengan orang-orang yang seharusnya dihormati oleh mereka, seperti
orang tua dan orang –orang yang lebih tua dari mereka.
89
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Agar etika komunikasi yang digunakan dapat terimplementasi, dan membuat seluruh santrinya bersikap atau berakhlak baik maka pihak pondok
pesantren, terutama ustadzahnya selalu berusha dan memberikan informasi- informasi yang mencerminkan akhlaq-akhlaq baik dan mulia, bahkan mereka
ustadzahnya langsung mempraktekan dan mencontohkannya dalam kehidupannya sehari-hari. Semua sumber informasi tidak sembarangan diberikan, akan tetapi
mereka memberikannya sesuai dengan rujukan kitab yang mereka gunakan, yaitu kitab Al Akhlaq Lil Banat.
Adapun etika komunikasi antara santri dengan ustadzahnya di pondok pesantren al Washilah Jakarta Barat yaitu :
1. Etika komunikasi antara santri dengan ustadzahnya di dalam kelas
a. Ketika masuk ke dalam kelas mengucapkan salam, duduk yang
rapih, beroda sebelum memulai pelajaran, menucapkan bismilah sebebelum melakukan sesuatu, menghargai yang berbicara,
mengangkat tangan terlebih dahulu baru berbicara ketika ingin bertanya, berpakaian rapih muslimah
2. Etika komunikasi antara santri dengan ustadzahnya ketika di luar
kelas
a. Harus bersikap baik, bersikap sopan, ketika ditanya harus menjawab
dengan lemah lembut dan menundukkan kepala, menurunkan sedikit
tangannya, cara menunjuk harus menggunakan jempol, bertutur yang baik, ketika berjalan jika berpaspasan dengan ustadzahnya harus
sedikit menjauh, jangan bergandengan apalagi sampai menabrak
3. Etika komunikasi antara santri dengan ustadzahnya ketika di luar
pondok pesantren
a. Ketika bertemu diluar pondok harus bersalama, berpakaian yang
baik, bersikap baik kepada siapapun yang harus mereka hormati, akan diberikan hukuman jika berakhlak buruk ketika diluar pondok
kepada ustadzahnya bagi anak yang masih berstatus santri, menganggap alumni sebagai teman namun masih ada batesan-
batesan kesopanan
4. Etika komunikasi ketika santri berbicara dengan ustadzahnya
secara langsung dan tidak langsung
a. Santri selalu berbicara dengan ustadzahnya dengan menggunakan
bahasa yang santun, suaranya lemah lembut, tidak pernah menatap muka mata ketika berbicara dengan ustadzahnya.
b. Santri selalu menghargai ketika ustadzahnya berbicara, tidak pernah
berbicara terlebih dahulu jika ustadzahmu belum selesai berbicara, mereka selalu menunggu sampai ustadzahnya selesai berbicara.
c. Ketika santri ditanya oleh ustadzahnya maka mereka mejawab dengan
dengan lemah lembut, selalu menundukkan kepalanya, dan menurunkan sedikit tangannya, bahkan ada saja santri yang selalu
jongkok ketika diajak bicara oleh ustadzahnya.
d. Cara mereka menunjukkpun menggunakan jempol ketika ditanya oleh
ustadzahnya. e.
Ketika mereka liburan pun jika bertemu dengan ustadzahnya di perjalanan ataupun dimana saja, mereka selalu menemui, menyapa
bahkan bersalaman dengan ustadzahnya. f.
Bahkan ketika mereka liburan, jika mereka berkomunikasi dengan usazdahnya secara tidak langsung melalui handphone atau media
sosial lainnya, mereka selalu bersikap baik dengan menggunakan kata-kata yang santun dan baik ketika mereka menyapa ataupun
bertanya. g.
Untuk alumni oleh ustadzahnya dianggap sebagai teman. Kebanyakan santri putri pon pes al Washilah dekat dengan ustadzahnya guru yang
mengajarkan kitab Al Akhlaq Lil Banat, namun menurut ustadzahnya kebenyakan dari mereka masih memiliki batasan-batasan kesopanan
ketika bercanda dengan ustadzahnya. Misalkan mereka lupa sedang berbicara dengan siapa, dan lupa kontrol kesopanan maka ustadzahnya
akan mengingatkannya bahwa itu tidak baik.
5. Etika komunikasi ketika santri bersikap bahasa tubuh dan
berjalan di depan ustadzahnya
Selain berkomunikasi dengan lisanbahasa, santri pun berkomunikasi dengan sikap, tingkah laku dan bahasa tubuh. Berikut penjelasan bagaimana cara
seorang santri bersikap dari berjalan dan sebagainya.