Pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik .1

443 9.5.7.1 Instalasi yang telah diperiksa dan diuji dengan hasil baik sesuai 9.4.3.2, jika dipandang perlu harus diuji coba dengan tegangan dan arus kerja menurut batas yang ditentukan dan dalam waktu yang disyaratkan. 9.5.7.2 Pada waktu uji coba, semua piranti yang terpasang dan akan digunakan harus dijalankan, baik secara sendiri-sendiri maupun serempak sesuai dengan rancangan dan tujuan penggunaannya. 9.5.7.3 Hasil pemeriksaan dan pengujian, termasuk hasil uji coba, harus dilaporkan dalam bentuk Berita Acara . 9.5.7.4 Jika uji coba menunjukkan ada kesalahan dalam instalasi, uji coba itu harus dihentikan dan hanya dapat diulang setelah instalasi diperbaiki. 9.5.8 Wewenang dan tanggung jawab 9.5.8.1 Perancang suatu instalasi listrik sebagaimana dimaksud dalam 9.5.2.1, bertanggung jawab atas rancangan instalasi listrik yang dibuatnya. 9.5.8.2 Pelaksana instalasi listrik sebagaimana dimaksud dalam 9.5.2.1, bertanggung jawab atas pemasangan instalasi listrik sesuai dengan rancangan instalasi listrik yang telah disetujui oleh instansi yang berwenang. 9.5.8.3 Jika terjadi kecelakaan yang diakibatkan oleh karena instalasi tersebut diubah dan atau ditambah oleh pengguna instalasi atau pemasang instalasi lain, maka pelaksana pemasangan instalasi listrik yang terdahulu dibebaskan dari tanggung jawab. 9.5.8.4 Setiap pengguna instalasi listrik bertanggung jawab atas penggunaan yang aman, sesuai dengan maksud dan tujuan penggunaan instalasi tersebut. 9.5.8.5 Instansi yang berwenang, berhak memerintahkan penghentian seketika penggunaan instalasi listrik yang dapat membahayakan keselamatan umum atau keselamatan kerja. Perintah penghentian tersebut harus diberikan secara tertulis, disertai alasannya. 9.6 Pengaturan instalasi bangunan bertingkat 9.6.1 PHB Utama untuk pengaturan seluruh instalasi gedung bertingkat sebaiknya dipasang pada lantai jalan masuk gedung tersebut. 9.6.2 Pada setiap lantai gedung bertingkat harus dipasang sakelar masuk untuk pengaturan seluruh instalasi pada lantai yang bersangkutan. 9.6.3 Pada setiap unit rumah tinggal dari setiap lantai harus dipasang sakelar masuk untuk pengaturan instalasi unit rumah tinggal tersebut. 9.7 Pemasangan kabel tanah 9.7.1 Sebelum dipasang, kabel tanah harus diperiksa dahulu mengenai hal berikut: a Kesesuaian dengan tujuan penggunaannya lihat Tabel 7.1-5a dan 7.1-6. b Bukti pengesahan yang harus tertera padanya. 444 c Kerusakannya sejauh yang dapat dilihat. d Resistans isolasinya. 9.7.2 Setelah kabel terpasang dalam parit galian yang dalamnya diatur dalam 7.13, hal-hal berikut harus dilakukan: a Tanah dan pasir bakal penimbun kabel harus dibebaskan dari benda tajam dan benda lain-lain yang dapat merusak isolasi kabel atau penghantar itu sendiri. b Pada jarak tertentu sepanjang kabel harus ditempatkan rambu kabel yang jelas, kokoh dan awet. c Selain ditimbuni tanah, kabel harus dilindungi dengan pelindung kabel seperti batu pelindung, pipa beton dan pipa besi dan tanda kabel. 9.7.3 Untuk keselamatan manusia dan keandalan kabel tanah yang sudah ditanam, sebelum kabel itu diberi tegangan kerja, resistans isolasinya harus diukur dan kabelnya diuji pada tegangan ujinya. 9.8 Pemasangan penghantar udara tegangan rendah TR dan tegangan menengah TM 9.8.1 Pada sambungan listrik berderet untuk beberapa bangunan terpisah dengan sambungan dari suatu tiang jaringan tegangan rendah ke tiang atap bangunan pertama, kemudian ke tiang atap bangunan kedua, dan seterusnya harus diperhatikan daya tahan tiang atap bangunan terhadap tarikan kawat dan kemungkinan pembongkaran salah satu bangunan antara. 9.8.2 Untuk menjaga keselamatan umum jika pembongkaran salah satu bangunan antara dibongkar seperti tersebut dalam 9.8.1, jarak dari tiang jaringan tegangan rendah ke tiang atap atau dari tiang atap ke tiang atap berikutnya tidak boleh lebih dari 30 m, dengan memperhatikan jarak minimum dalam 7.14. 9.8.3 Bangunan berderet yang rapat, seperti antara lain rumah petak, dikecualikan dari ketentuan dalam 9.8.2 di atas. 9.9 Keselamatan dalam pekerjaan 9.9.1 Memasuki ruang kerja listrik 9.9.1.1 Seseorang yang memasuki ruang kerja listrik harus: a Mendapat izin dari petugas yang berwenang dan jika perlu harus diawasi oleh petugas yang ditunjuk. b Ditemani paling sedikit oleh seorang untuk saling mengingatkan kemungkinan bahaya dan saling membantu menghindarkan tindakan yang keliru yang dapat menimbulkan kecelakaan. c Dalam keadaan jasmani dan rohani sehat, menggunakan pakaian kering, waspada terhadap bahaya yang mungkin timbul, dan mengetahui dengan pasti apa yang akan dilakukannya dalam ruang tersebut.