45 dan kelimpahan yang paling tinggi. Spesies ini memiliki toleransi yang tinggi
terhadap salinitas euryhaline. Hal ini dapat dilihat berdasarkan lokasi yang mengarah ke laut dan bagan juga ditemukan spesies Sicyopterus sp dengan
kepadatan sebesar 29 indm².
4.5 Struktur Komunitas
Keanekaragaman H’, keseragaman E dan dominansi C merupakan kajian indeks yang sering digunakan untuk menduga kondisi suatu lingkungan
perairan berdasarkan komponen biologis. Kondisi lingkungan suatu perairan dikatakan baik bila diperoleh nilai indeks
keanekaragaman H’ dan keseragaman E yang tinggi serta indeks dominansi C yang rendah Hukom 1999. Indeks
keanekaragaman menggambarkan keanekaragaman jenis ikan di suatu kawasan. Nilai indeks keanekaragaman tergantung dari variasi jumlah spesies dan variasi
jumlah individu tiap spesies. Apabila jumlah spesies dan variasi jumlah individu tiap spesies relatif kecil berarti terjadi ketidakseimbangan ekosistem yang disebabkan
gangguan atau tekanan dari lingkungan, hal ini berarti hanya jenis tertentu saja yang dapat bertahan hidup Risawati 2002 in Alfatriatussulus 2003.
Tabel 3. Indeks keanekaragaman, keseragaman dan dominansi larva dan juvenil ikan
di Teluk Palabuhanratu
Struktur Komunitas Cimaja
Citiis Citepus
Sukawayana Muara
arah sungai
Muara arah
laut Muara
arah sungai
Muara arah
laut Muara
arah sungai
Muara arah
laut Muara
arah sungai
Muara arah
laut Jumlah Taksa
1 8
6 15
10 5
4 7
Kelimpahan Indm
3
816 9
33 19
235 10
73 11
Indeks Keanekaragaman H’
0.00 2.04
1.00 2.65
0.37 1.47
0.86 1.77
Indeks Keseragaman E
0.00 0.98
0.56 0.98
0.16 0.91
0.62 0.91
Indeks Dominansi C 1.00
0.14 0.55
0.07 0.88
0.26 0.47
0.21
Hasil perhitungan indeks keanekaragaman H’ pada lokasi Cimaja, Citiis, Citepus dan Sukawayana berkisar antara 1.47 - 2.65 untuk di daerah muara arah laut
dan 0.00-1.00 untuk di daerah muara arah sungai. Muara Citiis arah laut memiliki indeks keanekaragaman paling tinggi yaitu sebesar 2.65. Hal ini dikarenakan lokasi
kawasan tersebut baik bagi kehidupan larva dan juvenil ikan, dapat dilihat berdasarkan jumlah jenistaksa yang ditemukan di lokasi tersebut lebih besar
46 daripada lokasi lainnya yaitu sebanyak 15 jenis. Suatu komunitas dikatakan
mempunyai keanekaragaman spesies yang tinggi apabila terdapat banyak spesies dengan jumlah individu masing-masing spesies relatif sama Brower et al. 1990 in
Sembiring 2008. Nilai indeks keanekaragaman terendah terdapat pada lokasi muara Cimaja arah sungai, karena hanya sedikitnya jenis larva dan juvenil ikan yang
ditemukan dan mampu bertahan hidup di lokasi tersebut. Tinggi rendahnya nilai keanekaragaman dan keseragaman pada tiap lokasi penelitian dapat disebabkan
faktor fisik-kimia perairan dan ketersediaan nutrisi yang sangat mempengaruhi keanekaragaman dan keseragaman dari suatu jenis ikan. Secara keseluruhan dapat
kita lihat bahwa indeks keanekaragaman pada lokasi muara arah laut lebih tinggi daripada muara arah sungai. Hal ini disebabkan fluktuatifnya kondisi lingkungan di
daerah muara arah sungai yang sangat dipengaruhi oleh pasang surut, sehingga hanya jenis-jenis tertentu saja euryhaline yang dapat bertahan dalam kondisi
lingkungan yang berfluktuatif tersebut. Menurut Odum 1971 in Genisa 2000 biota yang hidup di daerah muara sungai adalah biota yang mempunyai toleransi
yang tinggi terhadap perubahan lingkungan, yang ditandai dengan jumlah jenis yang sedikit dan potensi yang tinggi.
Indeks keseragaman mengindikasikan tiap spesies terdistribusi secara merata, dimana tingginya nilai indeks keseragaman menunjukkan bahwa spesies-
spesies tersebut terdistribusi secara merata atau jumlah individu dalam spesies relatif sama. Pada Tabel 7 menunjukkan indeks keseragaman berkisar 0.91-0.98 untuk
lokasi muara arah laut dan 0.00-0.62 untuk lokasi muara arah sungai. Lokasi di muara arah laut memiliki nilai indeks keseragaman yang lebih tinggi dibandingkan
dengan muara arah sungai. Hal ini menunjukan bahwa jumlah individu dalam spesies yang ditemukan di muara arah laut relatif samaterdistribusi secara merata,
sedangkan pada lokasi di muara arah sungai ada beberapa spesies yang memiliki jumlah individu dalam suatu spesies yang lebih dominan. Berdasarkan hal tersebut
dapat dikaitkan dengan ada tidaknya spesies yang mendominasi di setiap lokasi penelitian, dilihat dari nilai indeks dominansinya. Indeks dominansi tertinggi yaitu
berada di lokasi muara Cimaja arah sungai. Hal ini menunjukkan bahwa di lokasi tersebut terdapat spesies yang mendominasi yaitu dari spesies Sicyopterus sp. Dapat
disimpulkan bahwa kondisi lingkungan di muara Citiis arah laut dapat dikatakan
47 baik karena memiliki nilai indeks keanekaragaman H’ dan keseragaman E yang
tinggi serta indeks dominansi C yang rendah, sedangkan kondisi lingkungan yang kurang baik berada pada lokasi muara Cimaja arah sungai, dimana nilai indeks
keanekaragaman H’ dan keseragaman E tinggi serta indeks dominansi C yang tinggi.
4.6 Komposisi Larva dan Juvenil Ikan dalam Bagan