15 bagian yang sangat penting dari proses kegiatan surveilan penyakit akibat
pangan tersebut. Menurut WHO 2000, surveilan adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis, dan interpretasi data secara sistematik
dan terus-menerus serta penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil suatu tindakan. Oleh karena itu, perlu
dikembangkan suatu definisi surveilan penyakit akibat pangan yang lebih mengedepankan analisis atau kajian penyakit akibat pangan serta
pemanfaatan informasi penyakit akibat pangan, tanpa melupakan pentingnya kegiatan pengumpulan dan pengolahan data.
Dalam hal ini, yang dimaksud dengan surveilan kasus penyakit akibat pangan adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus-menerus
terhadap penyakit akibat pangan atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan faktor risiko
penyakit akibat pangan agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan
penyebaran informasi tentang penyakit akibat pangan kepada pihak terkait dengan masalah keamanan pangan. Kasus dalam kegiatan surveilan ini
adalah pasien atau orang perseorangan yang mengalami atau menderita penyakit akibat pangan.
2. Definisi Kasus Penyakit Akibat Pangan
Kasus setiap penyakit akibat pangan harus didefinisi secara jelas. Hal tersebut penting dilakukan dalam surveilan kasus penyakit akibat
pangan sehingga diharapkan data yang tersedia akurat dan berkualitas. Maksud data yang berkualitas adalah data yang ada untuk setiap jenis
penyakit tidak melebihi kasus yang secara faktual terjadi di masyarakat over estimate maupun tidak terlalu jauh lebih kecil dari kenyataan yang
ada di lapang under estimate. Oleh karena itu, untuk menentukan data yang akurat dan faktual tersebut diperlukan adanya pemeriksaan
laboratorium sebagai penguat diagnosis klinis yang dilakukan oleh dokter. Hal ini penting, karena jenis penyakit tertentu mungkin mempunyai gejala
symptoms yang hampir sama dengan jenis penyakit lainnya. Sebagai
16 contoh, gejala diare berdarah dapat disebabkan oleh adanya penyakit
shigellosis ataupun campylobacteriosis Black et al., 1988; Wallis, 1994.
Untuk tujuan surveilan, kasus penyakit akibat pangan didefinisikan menurut status diagnosis. Berdasarkan status diagnosisnya, kasus penyakit
akibat pangan terbagi dalam dua kategori yaitu : a Kasus penyakit yang bersifat dugaan suspected case
Kasus penyakit yang bersifat dugaan adalah kasus penyakit akibat pangan dimana penetapan agen penyebab penyakit tersebut hanya
berdasarkan dugaan suspected dari gejala klinis yang ada, tanpa dilengkapi dengan hasil analisis spesimen dari laboratorium, sehingga
diagnosis yang ada tidak pasti unconfirmed. b Kasus penyakit yang bersifat tetap confirmed case
Kasus penyakit yang bersifat tetap adalah kasus penyakit akibat pangan yang didiagnosis secara klinis oleh petugas kesehatan dokter
dan dilengkapi dengan hasil pengujian spesimen oleh laboratorium untuk menentukan agen penyebab penyakit tersebut secara pasti confirmed.
Pendefinisian kasus penyakit akibat pangan ini berkontribusi dalam menyediakan data kasus penyakit akibat pangan yang ilmiah. Data yang
ilmiah tersebut merupakan salah satu pendukung dasar evidence base penetapan kebijakan, disamping landasan non ilmiah Sparringa, 2002.
3. Pelaporan Kasus Penyakit Akibat Pangan