Analisis berdasarkan subjek Analisis berdasarkan waktu Analisis berdasarkan tempat

38 adalah data yang sudah tersedia, dimana seorang peneliti atau organisasi hanya perlu mencari tempat pihak lain untuk mendapatkannya dalam bentuk jadi atau publikasi Simamora, 2002; Sparringa, 2005. Data kasus penyakit akibat pangan yang terkumpul meliputi : 1 kolera, 2 demam tifoid dan paratifoid, 3 sigelosis, 4 diare dan gastroenteritis, 5 amubiasis, 6 penyakit infeksi usus lainnya, serta 7 hepatitis A. Selanjutnya dilakukan perhitungan persentase rumah sakit yang melaporkan data kasus penyakit akibat pangan ke Direktorat Jenderal Pelayanan Medik dengan perhitungan sebagai berikut : Keterangan : RS = rumah sakit b. Data kasus penyakit akibat pangan bersumber pada Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan PPPL Data kasus penyakit akibat pangan yang dikumpulkan juga merupakan data kasus yang bersumber pada Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Ditjen PPPL. Data kasus penyakit akibat pangan yang terlapor pada Ditjen PPPL merupakan data kasus penyakit akibat pangan yang berasal dari puskesmas maupun data kasus pada rumah sakit. Data kasus penyakit akibat pangan yang terlapor pada direktorat tersebut meliputi : 1 kolera, 2 tifoid, dan 3 diare.

3. Analisis Data Kasus Penyakit Akibat Pangan

Data kasus penyakit akibat pangan yang terkumpul, dianalisis berdasarkan empat parameter yaitu 1 subjek, 2 waktu, 3 tempat, serta 4 analisis berdasarkan angka insiden incident rate, angka kefatalan suatu kasus case fatality rate, dan angka kunjungan admission rate.

a. Analisis berdasarkan subjek

Data kasus penyakit akibat pangan yang dianalisis berdasarkan subjek merupakan data kasus dari Ditjen Pelayanan Medik dan Ditjen PPPL. Maksud analisis berdasarkan subjek disini adalah data kasus RS yang melaporkan data kasus penyakit akibat pangan RS yang melapor = x 100 Jumlah RS di Indonesia 39 penyakit akibat pangan dianalisis menurut jenis kelamin dan golongan umur kasus untuk setiap jenis penyakit akibat pangan. Kasus penyakit akibat pangan bersumber dari Ditjen Pelayanan Medik yang dianalisis berdasarkan jenis kelamin, meliputi : 1 kolera, 2 demam tifoid dan paratifoid, 3 sigelosis, 4 diare dan gastroenteritis, 5 amubiasis, 6 penyakit infeksi usus lainnya, 7 hepatitis A, selama periode 1998 sampai 2003. Distribusi data kasus berdasarkan jenis kelamin untuk ketujuh jenis penyakit akibat pangan tersebut dapat dilihat pada lembar lampiran yaitu kasus kolera Lampiran 2, demam tifoid dan paratifoid Lampiran 3, sigelosis Lampiran 4, diare dan gastroenteritis Lampiran 5, amubiasis Lampiran 6, penyakit infeksi usus lainnya Lampiran 7, serta hepatitis A Lampiran 8. Kasus penyakit akibat pangan bersumber dari Ditjen PPPL yang dianalisis berdasarkan golongan umur, meliputi : 1 kolera, 2 tifoid, dan 3 diare, selama periode 2001 sampai 2004, serta 4 hepatitis A dan 5 disentri selama periode 2001 sampai 2003.

b. Analisis berdasarkan waktu

Data kasus penyakit akibat pangan yang dianalisis berdasarkan parameter waktu merupakan data kasus dari Ditjen PPPL. Maksud analisis berdasarkan waktu adalah analisis data kasus menurut bulan terjadinya kasus. Kasus penyakit akibat pangan yang dianalisis meliputi : 1 disentri dan 2 hepatitis A selama periode 2001-2003; 3 diare, 4 kolera, serta 5 tifoid selama periode 2001-2004.

c. Analisis berdasarkan tempat

Data kasus penyakit akibat pangan yang dianalisis berdasarkan tempat meliputi : 1 kolera, 2 tifoid dan 3 diare selama periode 2000- 2003, yang bersumber dari Ditjen PPPL. Data kasus penyakit akibat pangan yang terkumpul, dianalisis menurut propinsi terjadinya kasus. Data kasus ketiga jenis penyakit akibat pangan tersebut berdasarkan penyebarannya per propinsi dapat dilihat pada lembar lampiran, yaitu masing-masing untuk kasus kolera Lampiran 9, tifoid Lampiran 10 dan diare Lampiran 11. 40 Analisis data kasus penyakit akibat pangan berdasarkan ketiga parameter tersebut diatas dilakukan untuk melihat kecenderungan trend maupun tingkat risiko populasi penduduk dalam suatu wilayah geografis yang rentan terhadap jenis penyakit akibat pangan tertentu.

d. Analisis berdasarkan nilai IR Incident Rate, CFR Case Fatality