69
F. MASALAH POKOK DALAM SISTEM PELAPORAN KASUS PENYAKIT AKIBAT PANGAN
1. Kendala dalam Pelaporan Kasus Penyakit Akibat Pangan di Indonesia
Sistem pelaporan kasus penyakit akibat pangan di Indonesia saat ini belum terintegrasi dengan baik dan sistematis. Kendala yang selama ini
dihadapi diantaranya : 1 Belum semua kasus penyakit akibat pangan yang wajib dilaporkan, terlaporkan kepada Departemen Kesehatan RI Direktorat
Jenderal Pelayanan Medik maupun Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan LingkunganPPPL; 2 Format pelaporan yang
disampaikan belum lengkap dan seragam; 3 Prosedurmekanisme pelaporan yang kurang jelas dan sistematis; 4 Petugas kesehatan terkait, terutama yang
berhubungan langsung dengan kasus pasien belum memahami dengan baik prosedur pelaporan kasus penyakit dan tugas yang harus dilakukannya seperti
yang telah ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1116MENKESSKVIII2003, Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor: 1479MENKESSKX2003 maupun Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1410MENKESSKX2003
atau kurangnya sosialisasi peraturan tentang kewajiban pelaporan data kasus Unit
Surveilans Ditjen
PPPL Depkes
Pusat Informasi Ditjen Pelayanan
Medik, Depkes
Distribusi data surveilan dari unit surveilan kepada kompilator data
Distribusi informasi surveilan dari kompilator data kepada unit surveilan pengirim data
Gambar 25 . Distribusi data surveilan penyakit akibat pangan di Indonesia
Unit Surveilans Puskesmas
Unit Surveilans Rumah Sakit
Unit Surveilans
Dinas Kesehatan
KabKota Unit
Surveilans Dinas
Kesehatan Propinsi
70 penyakit, termasuk penyakit akibat pangan oleh rumah sakit, puskesmas
maupun pusat pelayanan kesehatan lainnya; 5 Sarana prasarana yang belum memadai juga menyebabkan sulitnya mengimplementasikan sistem pelaporan
kasus penyakit yang seharusnya dilaporkan, misal: layanan pos yang kurang memadai untuk rumah sakit dan puskesmas yang berada di daerah pedalaman
atau jauh dari kota; 6 Letak geografis rumah sakit dan puskesmas yang jauh dapat menjadi kendala dalam pelaporan kasus penyakit, termasuk kasus
penyakit akibat pangan tersebut Nur Khoirimah; Erfandi, personal communication
, Juni 2005.
2. Format Pelaporan Kasus Penyakit Akibat Pangan