10
2. Metode dalam Surveilan Keamanan Pangan
Banyak metode surveilan keamanan pangan digunakan untuk menghasilkan data yang representatif. Metode-metode surveilan tersebut
diantaranya : a Pelaporanpemberitahuan wajib statutory notification
Kegiatan ini mempunyai dasar hukum yang lebih kuat yaitu Undang-undang atau peraturan yang mewajibkan dokter atau petugas
kesehatan lainnya misal: pakarpetugas dalam bidang mikrobiologi, kimia dan farmasi yang bekerja pada laboratorium untuk melaporkan
penyakit-penyakit atau informasi yang berhubungan dengan keamanan pangan lainnya kepada pihak yang berwenang health authority seperti
Dinas Kesehatan danatau Departemen Kesehatan RI. Pemberitahuan wajib ini bisa berupa laporan dokter mengenai
gejala penyakit akibat pangan, misalnya keracunan pangan, gastroenteritis, infeksi enterokolitis dan HUS haemolytic uraemic
syndrome Sharp dan Reilly, 2000 atau laporan dari laboratorium
mengenai ditemukannya isolat patogen spesifik, misalnya Salmonella sp.
, Shigella sp., Vibrio sp., atau emerging pathogen seperti Escherichia coli
O157:H7, Salmonella typhimurium DT104, Listeria monocytogenes, Campylobacter jejuni
, Arcobacter
, Helicobacter pylori
, Cryptosporidium
dan Cyclospora D’Aoust, 2000; Farber dan Peterkin, 2000; Stern dan Line, 2000; Stiles, 2000; Taylor, 2000; Willshaw, 2000;
Sparringa, 2002. Pemberitahuan wajib ini sangat bermanfaat bagi pihak berwenang
untuk mendeteksi kemungkinan adanya kasusKLB penyakit ataupun keracunan pangan sehingga dapat ditindaklanjuti sesegera mungkin
untuk mencegah perluasan suatu penyakit akibat pangan. Pelaporan tersebut dapat dilakukan melalui telepon, faksimil, atau email.
Penyakit-penyakit akibat pangan yang wajib dilaporkan ke pihak yang berwenang tergantung pada kondisi yang sedang dihadapi oleh
suatu negara. Misalnya di Australia dalam periode 75 tahun 1917-1991 ada 2.200.194 pemberitahuan penyakit-penyakit akibat pangan, yaitu
11 campylobacteriosis
sejak 1980, salmonellosis sejak 1949 di Western Australia, kolera, disentri, tifoid, paratifoid, shigellosis dan diare pada
bayi 1917-1978 Arnold dan Munce, 1997; Sparringa, 2002. Metode ini belum digunakan pada kegiatan surveilan keamanan
pangan di Indonesia. Informasi dan data kasus penyakit akibat pangan penting sebagai landasan ilmiah dalam menentukan prioritas program
keamanan pangan baik pada skala nasional maupun daerah, sehingga pada penelitian ini, metode pelaporanpemberitahuan wajib digunakan
sebagai upaya untuk mengembangkan sistem pelaporan kasus penyakit akibat pangan di Indonesia.
b Laporan rumah sakit Rumah sakit merupakan salah satu sumber informasi penting
dalam surveilan keamanan pangan. Informasi penting bisa diperoleh dari laporan pendaftaran rumah sakit hospital admission records yang
mencakup laporan keluar masuknya pasien dan kematian pasien. Umumnya hanya penyakit serius saja yang disertai diagnosis dan
konfirmasi laboratorium, misalnya tifus. Laporan rumah sakit ini bisa digunakan sebagai indikasi awal terjadinya KLB Sharp dan Reilly,
2000. Metode ini sedang dikembangkan dalam surveilan keamanan pangan di Indonesia.
c Investigasi kejadian luar biasa KLB keracunan pangan Investigasi KLB merupakan kegiatan surveilan keamanan pangan
yang penting. Investigasi bisa mudah dilaksanakan jika risiko paparannya diketahui, misalnya KLB keracunan pangan pada pesawat
terbang, rumah sakit, tahanan, dan asrama. Surveilan laboratorium mempunyai peranan penting dalam deteksi penyebab keracunan pangan.
Dalam investigasi KLB ini, laporan akhir yang dibuat antara lain jumlah penderita yang terkena, pangan dan penyebab keracunan etiologic
agent yang dicurigai atau telah terkonfirmasi serta alasan-alasan
terjadinya KLB.
12 d Surveilan sentinel
Pengertian surveilan sentinel adalah pengumpulan data dari sampel-sampel yang dilakukan pada lokasi yang dianggap mewakili
keseluruhan populasi. Pada surveilan ini, biasanya pengumpulan data- data dilakukan pada puskesmas-puskesmas, klinik, laboratorium, rumah
sakit, dan fasilitas kesehatan lainnya. Surveilan ini membutuhkan biaya yang mahal, sehingga sulit untuk diterapkan di negara-negara
berkembang. Departemen Kesehatan melakukan surveilan ini untuk memantau keberhasilan penggunaan oralit untuk menurunkan kasus
diare. Surveilan ini berguna sekali untuk menentukan magnitude dari masalah kesehatan yang ada di daerah tersebut.
e Surveilan laboratorium Surveilan ini mengumpulkan data-data mengenai spesimen dari
manusia, toksin, bahan kimia berbahaya, dan sebagainya yang penting untuk deteksi kasusKLB keracunan pangan. Metode surveilan ini efektif
untuk menentukan penyebab kejadian luar biasa atau kasus penyakit akibat pangan, tetapi belum cukup untuk mengukur magnitude dan
kecenderungan dari masalah keamanan pangan. Karena itu, metode ini biasanya dikombinasikan dengan metode surveilan lainnya seperti studi
masyarakat. f Studi masyarakat community study
Studi masyarakat ini merupakan survei dengan masyarakat sebagai respondennya. Biaya yang dibutuhkan untuk surveilan ini cukup besar.
Studi masyarakat cukup efektif dalam memberikan arahan mengenai kecenderungan trend mengenai masalah keamanan pangan.
Keadaan surveilan secara faktual di Indonesia saat ini, untuk setiap metode yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.
13
Tabel 3. Keadaan surveilan keamanan pangan di Indonesia Metode surveilan
Keadaan di Indonesia
1. Pemberitahuan wajib
statutory notification Pelaporan wajib beberapa jenis penyakit,
termasuk penyakit akibat pangan pada Dinas Kesehatan, Ditjen Pelayanan Medik dan Ditjen
PPPL.
2. Laporan rumah sakit Informasi berupa laporan pendaftaran di rumah
sakit mencakup laporan keluar masuknya pasien termasuk kematian, saat ini terlapor pada Ditjen
Pelayanan Medik.
3. Surveilan laboratorium Masih tersebar dan belum ada koordinasi.
4. Surveilan sentinel Sentinel diare telah dilakukan untuk melihat
kecenderungan keberhasilan sosialisasi oralit. Saat ini sedang dikembangkan sentinel
puskesmas dan sentinel rumah sakit untuk beberapa jenis penyakit akibat pangan. Sentinel
untuk pangan dan kontaminasi belum dilakukan.
5. Investigasi KLB
keracunan pangan Data KLB keracunan pangan masih rendah yang
dilaporkan, tidak banyak terungkap penyebabnya, masih menghitung jumlah
keracunan saja dan belum banyak dimanfaatkan.
6. Studi masyarakat
community study Survei kesehatan rumah tangga, survei
kewaspadaan pangan dan gizi sedang dilakukan oleh Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat,
Departemen Kesehatan. Survei mendatang perlu mencakup informasi keamanan pangan penting
di masyarakat.
Sumber :
Sparringa dan Rahayu 2005
3. Informasi dalam Surveilan Keamanan Pangan