Investigasi Penyakit Akibat Pangan Berdasarkan Epidemiologi Langkah-langkah Investigasi Penyakit Akibat Pangan Secara

25 b Distribusi Dalam epidemiologi dipelajari frekuensi dan pola suatu penyakit dalam populasi masyarakat. Untuk tujuan tersebut, digunakan epidemiologi deskriptif untuk mengetahui karakteristik penyebaran suatu penyakit berdasarkan waktu, tempat dan karakteristik orang. c Determinan Epidemiologi merupakan ilmu yang mempelajari faktor-faktor penyebab yang memungkinkan meningkatnya risiko maupun kasus suatu penyakit. Dengan dasar inilah dapat dikembangkan pertanyaan ‘siapa’, ‘apa’, ‘dimana’, ‘kapan’, dan mulai juga dikembangkan untuk bisa menjawab ‘bagaimana’ serta ‘mengapa’ suatu penyakit dapat terjadi atau mempunyai kecenderungan meningkat. Pengertian ini disebut dengan istilah ‘epidemiologi analitik’. d Status hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan manusia Epidemiologi berkembang mencakup spektrum yang lebih luas, termasuk diantaranya mempelajari pola penyakit yang bersifat kronis, masalah lingkungan, masalah kesehatan, perilaku manusia, hewan ataupun alam dan tingkat keparahan suatu infeksi penyakit. e Populasi Epidemiologi lebih ditekankan untuk mempelajari karakteristik penyakit dan masalah kesehatan lainnya dalam suatu kelompok manusia dari pada kesehatan yang menyangkut individu manusia. f Kontrol pengendalian dan pencegahan Data epidemiologi digunakan sebagai dasar untuk membuat keputusan yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat serta berdasarkan tujuannya dalam mengembangkan dan mengevaluasi intervensi dalam penanggulangan dan pencegahan masalah-masalah kesehatan.

2. Investigasi Penyakit Akibat Pangan Berdasarkan Epidemiologi

Investigasi secara epidemiologi merupakan bagian terpenting dalam investigasi penyakit akibat pangan termasuk di dalamnya investigasi lingkungan maupun laboratorium. Tujuan investigasi secara epidemiologi 26 adalah untuk mengidentifikasi suatu masalah, mengumpulkan data, memformulasikan dan menguji suatu hipotesis, termasuk di dalamnya pengumpulan dan analisis berbagai macam fakta dan data untuk menentukan penyebab penyakit dan mengimplementasikan perangkat kontrol untuk mencegah penyebaran yang lebih luas penyakit akibat pangan. Kuesioner merupakan perangkat yang digunakan dalam membantu penginvestigasian untuk mengembangkan hipotesis yang lebih baik tentang identitas agen penyebab, sumber dan penyebaran penyakit akibat pangan. Dalam pelaporan kasus penyakit akibat pangan, dokter atau petugas kesehatan merupakan investigator seorang pasien atau kasus. Diharapkan dengan investigasi tersebut dapat diketahui waktu, tempat dan individu yang menderita penyakit akibat pangan sehingga dari informasi kasus-kasus yang terkumpul dapat diketahui pola penyebaran dan kecenderungan terjadinya peningkatan kasus penyakit akibat pangan. Investigasi secara epidemiologi tersebut dihubungkan dengan faktor lingkungan yang mungkin berpengaruh dan pengujian spesimen dalam laboratorium.

3. Langkah-langkah Investigasi Penyakit Akibat Pangan Secara

Epidemiologi Investigasi secara epidemiologi penyakit akibat pangan biasa digunakan dalam menangani kejadian luar biasa KLB atau ’outbreak’ keracunan pangan. Dalam penelitian ini, investigasi secara epidemiologi dikembangkan untuk tujuan pengembangan sistem pelaporan kasus penyakit akibat pangan. Menurut Hackbarth et al. 1997, terdapat beberapa langkah investigasi epidemiologi untuk kasus penyakit akibat pangan, yaitu : a Konfirmasi kasus oleh petugas kesehatan dokter, petugas kesehatan yang berwenang b Konfirmasi diagnosis penyakit akibat pangan yang diderita kasus oleh laboratorium c Pengisian laporan kasus pada formulir pelaporan kasus penyakit akibat pangan d Pengiriman pelaporan pada instansi kesehatan yang berwenang health authority 27 e Pengolahan, analisis dan interpretasi data kasus penyakit akibat pangan yang terkumpul f Pengembangan hipotesis g Perbandingan hipotesis dan fakta h Pembuatan kebijakan

E. KONSEP ANALISIS RISIKO UNTUK KEAMANAN PANGAN