Definisi Kejadian Luar Biasa KLB Keracunan Pangan Keparahan Severity Penyakit Akibat Pangan

22 menentukan jenis penyakit akibat pangan yang paling umum common terjadi di suatu wilayahnegara tertentu Erfandi; Djauzi, personal communication. 2005.

6. Definisi Kejadian Luar Biasa KLB Keracunan Pangan

Pelaporan kasus penyakit akibat pangan merupakan bagian dari kegiatan surveilan penyakit akibat pangan. Hal tersebut penting dilakukan untuk mengetahui kecenderungan trend penyakit akibat pangan pada suatu tempatdaerahwilayah negara ataupun propinsi dalam kurun waktu tertentu. Kecenderungan kejadian kasus penyakit akibat pangan dapat digunakan sebagai kewaspadaan dini early warning akan adanya kejadian luar biasa keracunan panganpenyakit akibat pangan. Kejadian luar biasa KLB menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.560MENKESPERVIII1989 adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu Departemen Kesehatan, 2003. Sedangkan menurut WHO World Health Organization, KLB keracunan pangan foodborne disease outbreak didefinisikan sebagai suatu kejadian dimana terdapat dua orang atau lebih yang menderita sakit setelah mengkonsumsi pangan yang secara epidemiologis terbukti sebagai sumber penularan Sparringa, 2002. Berdasarkan skala kejadiannya, kejadian luar biasa KLB keracunan pangan dapat dikategorikan menjadi dua yaitu : a Protracted foodborne disease outbreak Protracted foodborne disease outbreak adalah kejadian luar biasa KLB keracunan pangan foodborne disease outbreak yang terjadi pada masyarakat atau suatu tempat secara terus menerus tanpa diketahui waktu paparannya, misal: KLB diare pada suatu area A yang terjadi pada waktu tertentu dan secara epidemiologis disebabkan oleh air atau pangan yang tercemar oleh bakteri patogen. b Point source foodborne disease outbreak Point source foodborne disease outbreak adalah KLB yang terjadi pada suatu tempat yang diketahui waktu paparannya secara 23 epidemiologis disebabkan mengkonsumsi pangan yang sama, misal: KLB keracunan pangan pada suatu pesta akibat mengkonsumsi pangan tercemar yang dihidangkan dalam pesta tersebut Sparringa, 2005.

7. Keparahan Severity Penyakit Akibat Pangan

Penyakit akibat pangan merupakan masalah kesehatan yang paling umum terjadi dibandingkan jenis penyakit yang lain. Data pada Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa penyakit diare dan gastroenteritis oleh penyebab infeksi kolitis infeksi merupakan penyakit utama yang diderita oleh pasien kasus rawat inap pada rumah sakit di Indonesia Departemen Kesehatan, 2004. Bahkan menurut Rocourt et al. 2003, salah satu penyakit akibat pangan yang secara klinis paling banyak terjadi di dunia adalah gastroenteritis. Penyakit ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme, seperti bakteri, virus atau parasit. Biasanya penyakit ini mempunyai masa inkubasi yang pendek yaitu antara 1-2 hari sampai 7 hari. Masa atau waktu inkubasi adalah masa atau periode antara konsumsi pangan yang terkontaminasi oleh mikroorganisme dengan terjadinya gejala sakit. Penyakit akibat pangan dapat menyebabkan tingkat keparahan yang bervariasi, dari gejala penyakit yang ringan, dimana tidak memerlukan perawatan kesehatan sampai dengan terjadinya kematian. Mead et al. 1999 menyatakan bahwa di Amerika Serikat, angka pasien yang masuk rumah sakit hospitalization rate untuk kasus penyakit akibat pangan mempunyai kisaran antara 0.6 sampai 29. Artinya, dari seluruh kasus penyakit akibat pangan terdapat jenis penyakit akibat pangan tertentu dimana dari 1000 kasus yang terjadi, 6 hingga 290 orangpasien perlu menjalani rawat inap. Hasil paparan penyakit diare akibat mikroorganisme patogen dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya : 1 keadaan imunitas atau kemampuan menghasilkan respon imun, 2 faktor nutrisi, 3 umur dan 4 faktor non spesifik sebagai contoh, luka atau pasca cangkok organ. Sebagai hasilnya, kejadian, keparahan dan tingkat kematian lethality penyakit diare lebih tinggi pada beberapa segmen populasi tertentu, termasuk balita, wanita hamil, manusia dengan tingkat imunitas rendah immunocompromised, misalnya pasien yang melakukan transplantasi 24 organ, pasien yang melakukan kemotherapi kanker, pengidap HIVAIDS serta orang yang telah lanjut usia Gerba et al., 1996. Pelaporan kasus penyakit akibat pangan juga penting dilakukan sebagai dasar untuk melakukan kajian berbagai jenis penyakit sebagai implikasi impact adanya penyakit akibat pangan. Beberapa penyakit akibat pangan diketahui sebagai penyebab penyakit yang bersifat kronis menahun. Sebagai contohnya adalah infeksi Vibrio parahaemolyticus septicaemia yang menyebabkan penyakit thalasemia Hlady et al., 1996; Adam Kiewiciz et al., 1998. Infeksi E. coli O157:H7 dengan gejala diare berdarah dapat menyebabkan komplikasi serius sebagai manifestasi secara sistemik seperti haemolytic uremic syndrome HUS. Penyakit HUS merupakan salah satu penyebab terjadinya gagal ginjal dan kerusakan sistem syaraf neurologi. Infeksi Campylobacter jejuni dapat menyebabkan sindrom Guillain-Barre Guillain-Barre syndrome yaitu gejala degenerasi sistem saraf dan ketidakmampuan menawar racun, salmonellosis dapat menyebabkan arthritis dan encephalitis toksoplasma yang bersifat kronis Griffin et al., 1988; Rees et al., 1995; Thompson et al., 1995. Bahkan 2 sampai 3 dari seluruh kasus penyakit akibat pangan berpotensi menyebabkan penyakit yang bersifat kronis komplikasi jangka panjang Lindsay, 1997.

D. EPIDEMIOLOGI PENYAKIT AKIBAT PANGAN 1. Definisi Epidemiologi