59 ataupun intoksikasi. Selain kelima jenis penyakit akibat pangan yang terlapor
dan telah disebutkan di atas, menurut ICD International Classification of Disease
X dari WHO World Health Organization terdapat jenis penyakit infeksi usus lainnya. Sesuai dengan kode ICD, yang termasuk dalam jenis
penyakit ini adalah infeksi Salmonella sp. ICD A02, infeksi oleh bakteri usus lain ICD A04, intoksikasi oleh bakteri ICD A05, penyakit usus oleh
protozoa ICD A07, dan infeksi usus oleh virus ICD A08. Berbagai jenis penyakit berdasarkan kode ICD secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 12.
Perbandingan kasus penyakit infeksi usus pria dan wanita adalah 1.2:1, dengan kisaran antara 1.1:1 sampai 1.4:1. Selama tahun 1998-2003,
34.6 kasus infeksi usus di rumah sakit menjalani rawat inap, dengan kisaran 22.5 pada tahun 2000 sampai 54.3 pada tahun 2003. Data kasus infeksi
usus berdasarkan jenis kelamin dan perawatan dapat dilihat pada Lampiran 7.
7. Kasus Hepatitis A
Hepatitis A merupakan salah satu penyakit akibat pangan yang disebabkan oleh virus Picornaviridae dan disebarkan melalui rute fekal-oral
WHO, 2005. Kasus hepatitis A di Indonesia didominasi oleh pria dengan perbandingan sebesar 1.4:1, dan kisaran antara 1.3:1 sampai 1.5:1 Lampiran
8. Kecenderungan ini juga terjadi di beberapa negara yang lain, seperti Hennepin County, USA dengan 81.4 kasus terjadi pada pria selama tahun
1995 Anonim
a
, 1998. Kasus hepatitis A yang ada di rumah sakit sebagian besar menjalani rawat inap yaitu rata-rata 57.9, dengan kisaran antara 51.8
sampai 61.9. Data kasus hepatitis A menurut jenis kelamin dan perawatannya dapat dilihat pada Lampiran 8.
Populasi dengan tingkat risiko yang paling tinggi terhadap penyakit hepatitis A di Indonesia adalah pada golongan umur 15 - 44 tahun Gambar
15. Studi epidemiologi di Amerika Serikat menunjukkan bahwa, penyakit hepatitis A dominan terjadi pada kasus anak-anak dan remaja Gay et al.,
1994; Hackbarth et al., 1997; WHO, 2005. Interpretasi kasus penyakit hepatitis A di Indonesia berbasis data kasus pada rumah sakit dalam penelitian
ini kurang spesifik menjelaskan kasus pada golongan umur 15-44 tahun, apakah termasuk remaja atau dewasa. Hal ini disebabkan kurang jelasnya
60 pembagian range golongan umur dalam sistem pelaporan kasus penyakit yang
sudah ada, termasuk kasus penyakit akibat pangan.
0,02 0,07
0,35 0,84
0,36 0,03
0,08 0,36
0,70 0,34
0,04 0,19
0,58 1,38
0,65
0,0 0,2
0,4 0,6
0,8 1,0
1,2 1,4
1,6
1 thn 1 - 4 thn
5 - 14 thn 15- 44 thn
45 thn
Golongan Umur Inc
id e
nt Ra
te IR
2001 2002
2003
Sumber : Data diolah dari Departemen Kesehatan RI 2001-2003
- 0,05
0,10 0,15
0,20 0,25
0,30 0,35
0,40 0,45
0,50
Jan ua
ri Fe
bru ari
Ma ret
Ap ril
Me i
Jun i
Jul i
Ag ust
us Se
pte mb
er Ok
tob er
No ve
mb er
De sem
be r
Bulan In
ci den
t Rat e IR
2001 2002
2003
Sumber :
Data diolah dari Departemen Kesehatan RI 2001-2003
Gambar 15 . Incident rate hepatitis A pada rumah sakit
dan puskesmas berdasarkan golongan umur
Gambar 16 . Incident rate hepatitis A pada rumah sakit
dan puskesmas berdasarkan waktu
61 Kasus hepatitis A di Indonesia cenderung meningkat selama bulan
Januari sampai Maret Gambar 16, dimana selama bulan tersebut Indonesia mengalami musim penghujan.
8. Kasus Disentri