pasien. Beberapa pasien menunjukkan leucopenia. Salmonella seringkali berada intraseluler dalam makrofag dan dapat melindungi Salmonella dari
mekanisme antibodi humoral, dan dapat melawan beberapa antibiotik. Komplikasi pada tifoid dapat terjadi selama 2 sampai 5 minggu setelah
onset penyakit, meliputi perforasi intestinal, perdarahan intestinal, myocarditis, osteomyelitis dan meningitis. Kematian dapat terjadi pada 10
pasien yang tidak mendapat antibiotik. Demam tifoid dapat kambuh setelah kesembuhan pada 10 pasien dengan tingkat keparahan penyakit biasanya
lebih ringan dari penyakit awal. 2
Gastroenteritis enterokolitis Gastroenteritis oleh Salmonella merupakan infeksi pada kolon dan
biasanya terjadi 18-24 jam setelah masuknya organisme. Penyakit ini ditandai dengan diare, demam, dan nyeri abdomen. Umumnya penyakit tersebut sembuh
spontan self limited, berakhir setelah 2-5 hari. Pada kasus-kasus berat biasanya terjadi pada bayi dan orangtua, memerlukan perhatian terhadap kemungkinan
terjadinya dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit Tim Mikrobiologi, 2003. 3
Septikemia Septikemia seringkali disebabkan oleh Salmonella choleraesuis. Namun
dapat juga disebabkan oleh Salmonella serotype lainnya. Gejalanya ditandai dengan demam, menggigil, anoreksia, dan anemia. Lesi fokal biasa terjadi pada
setiap jaringan, misalnya osteomiellitis sekunder, pneumonia, abses pulmonum, meningitis, atau endokarditis Tim Mikrobiologi, 2003.
2.4.5 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
Universitas Sumatera Utara
Model Gordon menggambarkan terjadinya penyakit pada masyarakat. Model ini dinamakan sesuai dengan nama pencetusnya yaitu John Gordon. Ia
memodelkan atau menggambarkan terjadinya penyakit sebagai adanya sebatang pengungkit, yang mempunyai titik tumpu di tengah-tengahnya, yakni lingkungan.
Pada kedua ujung batang terdapat pemberat, yakni agent dan host. Dalam model ini agent, host dan lingkungan dianggap sebagai tiga elemen utama yang berperan
dalam interaksi ini,sehingga terjadi kejadian sehat ataupun sakit Soemirat, 2010. Masalah kesehatan yang dapat timbul antara lain adalah demam tifoid, hal ini
dapat dilihat pada ketiga faktor tersebut yaitu :
a. Agent atau Penyebaran kuman yang menyebabkan tifus
Bakteri penyebab tifus biasanya menyebar melalui fecal oral atara lain melalui makanan dan minuman yang tercemar tinja atau kontak langsung
dengan tinja penderita. Penyebaran tidak langsung terjadi melalui perantara yaitu vektor binatang seperti lalat, tikus, kecoa dan lain-lain.
Binatang tersebut dapat menjadi penyebaran kuman tidak langsung karena kontak langsung dengan feses yang mengandung kuman
penyebab penyakit tifus lalu mengkontaminasi makanan dan minuman. b.
Host atau penjamu yang meningkatkan kerentanan terhadap demam tifoid
1 Keadaan imunitas dan reaksi tubuh terhadap berbagai unsur dari
luar maupun dari dalam tubuh sendiri. 2
Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial sehari-hari termasuk kebiasaan hidup yang tidak sehat, misalnya tidak mencuci tangan
Universitas Sumatera Utara
dengan sabun setelah BAB, tidak mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makani, karena tangan yang terkontaminasi
dengan bakteri ini meningkatkan risiko pencemaran bakteri dan menimbulkan tifus.
3 Gizi kurang.
c. Lingkungan
Demam tifoid merupakan suatu penyakit yang mudah dijumpai secara luas diberbagai negara berkembang terutama yang terletak di daerah
teropis dan subtropis. Demam tifoid yang tersebar di seluruh dunia tidak tergantung pada iklim. Kebersihan perorangan yang buruk merupakan
sumber dari penyakit ini meskipun lingkungan hidup umumnya adalah baik. Penyakit ini sering merebak di daerah yang kebersihan lingkungan
dan higiene perorangan yang kurang diperhatikan.
2.5 Transmisi Salmonella pada Makanan Pecel