1 Salmonella enterica yang terdiri dari enam subspesies, masing-masing
adalah : S. enterica subsp. enterica subspesies I
S. enterica subsp. salamae subspesies II S. enterica subsp. arizona subspesies IIIa
S. enterica subsp. diarizona subspesies IIIb S. enterica subsp. houtenae subspesies IV
S. enterica subsp. indica subspesies VI 2
Salmonella bongori dahulu dimasukkan ke subspesies V Subspesies I biasanya diisolasi dari manusia dan hewan berdarah panas;
sedangkan subspesies II, IIIa, IIIb, IV dan VI serta S. bongori biasanya terdapat pada hewan-hewan berdarah dingin serta di lingkungan alam
bebas jarang pada manusia.
2.4.3 Dampak Kesehatan Akibat Salmonella sp.
Salmonella sp. pada manusia dan hewan ternak dapat menyebabkan penyakit yang bersifat asimptomatik hingga infeksi yang parah yang berakhir
dengan mortalitas yang tinggi. Bahkan jauh lebih penting terhadap kesehatan manusia, salmonellosis dapat tertular akibat kontak langsung atau tidak langsung
dengan hewan yang bersifat reservoir Libby, et al. 2004.
Penyakit yang disebabkan oleh Salmonella disebut salmonellosis. Penyakit ini terus meningkat dengan semakin intensifikasinya produksi
peternakan dan teknik laboratorium yang semakin canggih. Bakteri dari genus Salmonella merupakan bakteri penyebab infeksi. Jika tertelan akan masuk
Universitas Sumatera Utara
ke dalam tubuh akan menimbulkan gejala yang disebut salmonellosis. Gejala Salmonellosis yang paling sering terjadi adalah gastroenteritis. Selain
gastroenteritis, beberapa spesies Salmonella juga dapat menimbulkan gejala penyakit lainnya. Misalnya demam enterik seperti demam tifoid dan demam
paratifoid, serta infeksi lokal. Bakteri ini merupakan indikator keamanan pangan. Artinya, karena
semuas serotipe Salmonella yang diketahui di dunia ini bersifat patogen maka adanya bakteri ini dalam air atau makanan dianggap membahayakan kesehatan.
Berbagai standar air minum maupun makanan siap santap mensyaratkan harus bebas Salmonella, arinya dalam sampel air minum 100 ml atau sampel
makanan 25 gram tidak ditemukan adanya Salmonella Poeloengan, 2014 2.4.4 Infeksi yang disebabkan
Salmonella sp.
Infeksi yang disebabkan oleh bakteri salmonella sp. pada manusia yaitu :
1 Demam tifoid Demam enterik
Demam tifoid enterik disebabkan oleh konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi Salmonella typhi. Pasien datang dengan
demam, perubahan kebiasaan buang air besar diare atau konstipasi, dan ruam yang klasik tetapi jarang rose spot di daerah abdomen
Gillespie et.al. 2008. A.
Patogenesis Masa inkubasi berkisar 10-14 hari. Masa inkubasi dipengaruhi
oleh banyaknya Salmonella yang masuk dalam tubuh. Sebanyak 50
Universitas Sumatera Utara
orang dewasa menjadi sakit bila menelan sebanyak 10
7
bakteri. Dosis dibawah 10
5
tidak menimbulkan penyakit. Bakteri melalui sel intestinal masuk ke dalam aliran darah. Mereka difagositiosis namun tidak
terbunuh oleh sel fagositosit Levison, 2008. Antigen permukaan Vi dapat menghambat terbunuhnya bakteri
oleh fagositosis. Invasi Salmonella typhi pada mukosa usus halus diikuti oleh multiplikasi pada kelenjar limfa mesentrik. Kemudian masuk ke
dalam aliran darah dan terjadi bakterimia. Pasien mengalami demam yang meningkat bertahap, sakit kepala, nyeri otot, malaise, dan
kehilangan semangat selama 1 minggu atau lebih. Selama tahap akhir masa inkubasi, organisme berada dan bermultiplikasi pada Reticulo
Endothelial System RES pada sumsum tulang, hati dan limfa serta kelenjar empedu. Bakteri dapat dilepaskan dari kantung empedu untuk
kembali menginfeksi intestinal, menyebabkan perforasi dan ulserasi pada dinding usus yang menyebabkan bakteri dari saluran intestinal
menuju ke rongga perut, dan menyebabkan peritonitis Shanson, 1982. B. Gejala dan Tanda
Gejala utama selama minggu pertama adalah demam yang meliputi
malaise, sakit kepala, batuk tidak produktif, konstipasi, nyeri perut, dan konfusi mental. Seringkali terjadi delirium, dan neuropsikiatrik. Pada
minggu kedua, Salmonella typhi mulai menyebabkan lesi lokal pada jaringan submukosa limfoid, dan seringkali terjadi diare.
Menurut Shanson 1982 tanda fisik seperti bradikardi, rose spots
pada abdomen maupun splenomegali dapat terjadi pada sebagian kecil
Universitas Sumatera Utara
pasien. Beberapa pasien menunjukkan leucopenia. Salmonella seringkali berada intraseluler dalam makrofag dan dapat melindungi Salmonella dari
mekanisme antibodi humoral, dan dapat melawan beberapa antibiotik. Komplikasi pada tifoid dapat terjadi selama 2 sampai 5 minggu setelah
onset penyakit, meliputi perforasi intestinal, perdarahan intestinal, myocarditis, osteomyelitis dan meningitis. Kematian dapat terjadi pada 10
pasien yang tidak mendapat antibiotik. Demam tifoid dapat kambuh setelah kesembuhan pada 10 pasien dengan tingkat keparahan penyakit biasanya
lebih ringan dari penyakit awal. 2
Gastroenteritis enterokolitis Gastroenteritis oleh Salmonella merupakan infeksi pada kolon dan
biasanya terjadi 18-24 jam setelah masuknya organisme. Penyakit ini ditandai dengan diare, demam, dan nyeri abdomen. Umumnya penyakit tersebut sembuh
spontan self limited, berakhir setelah 2-5 hari. Pada kasus-kasus berat biasanya terjadi pada bayi dan orangtua, memerlukan perhatian terhadap kemungkinan
terjadinya dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit Tim Mikrobiologi, 2003. 3
Septikemia Septikemia seringkali disebabkan oleh Salmonella choleraesuis. Namun
dapat juga disebabkan oleh Salmonella serotype lainnya. Gejalanya ditandai dengan demam, menggigil, anoreksia, dan anemia. Lesi fokal biasa terjadi pada
setiap jaringan, misalnya osteomiellitis sekunder, pneumonia, abses pulmonum, meningitis, atau endokarditis Tim Mikrobiologi, 2003.
2.4.5 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid