afektif, dan keterampilan psikomotor. Yakni pembentukan siswa secara utuh merupakan tujuan utama dalam proses pembelajaran.
16
Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan
apa yang diharapkan. Beberapa penelitian membuktikan bahwa perhatian anak didik berkurang bersamaan dengan berlalunya waktu. Penelitian Pollio 1984
menunjukkan bahwa siswa dalam ruang kelas hanya memperhatikan pelajaran sekitar 40 dari waktu pembelajaran yang tersedia. Sementara penelitian McKeachie 1986
menyebutkan bahwa dalam sepuluh menit pertama perhatian siswa dapat mencapai 70, dan berkurang sampai menjadi 20 pada waktu 20 menit terakhir.
Terdapat beberapa alasan yang kebanyakan orang cenderung melupakan apa yang mereka dengar. Salah satu alasan yang paling menarik adalah perbedaan tingkat
kecepatan bicara pengajar dengan tingkat kecepatan kemampuan siswa mendengarkan.
Kebanyakan guru berbicara kurang lebih 100-200 kata per-menit, sedangkan siswa yang betul-betul konsentrasi hanya dapat mendengarkan 50-100 kata per-menit.
Hal ini karena siswa sambil berpikir ketika mendengarkan guru. Penelitian menunjukan bahwa siswa mendengarkan tanpa berpikir rata-rata 400-500 kata per-
menit. Ketika mendengarkan secara terus menerus selama waktu tertentu pada
seseorang guru yang sedang bicara empat kali lebih lamban, siswa cenderung bosan, dan pikiran mereka akan melayang-layang kemana-mana sehingga apa yang
dipelajari di kelas tersebut cenderung untuk dilupakan.
16
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2008, hal. 137
Sebagaimana yang diungkapkan Confucius: “Apa yang saya dengar, saya lupa.
Apa yang saya lihat, saya ingat. Apa yang saya lakukan, saya paham
”.
17
Bertitik tolak dari uraian di atas maka penulis berpendapat bahwa yang dimaksud dengan strategi active learning adalah salah satu cara, teknik atau strategi belajar
mengajar yang mengharuskan pendidik untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif, menarik dan menyenangkan agar keaktifan dan partisipasi siswa dapat
berkembang lebih optimal sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara lebih aktif sebagai tujuan yang diharapkan dalam pendidikan. Guru juga harus
mampu memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi sehingga materi dapat tersampaikan dan dapat dipahami siswa dengan mudah.
b. Karakteristik Active Learning
Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk
interaksi antar siswa maupun siswa dengan pengajar dalam proses pembelajaran tersebut.
Menurut Bonwell 1995, pembelajaran aktif memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
1 Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan
kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas 2 Siswa tidak hanya mendengarkan pelajaran secara pasif tetapi mengerjakan
sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran
17
Mel Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2009, cet. Ke-6, hal. 2-3
3 Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pelajaran
4 Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi
5 Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.
Di samping karakteristik tersebut di atas, secara umum suatu proses pembelajaran aktif memungkinkan diperolehnya beberapa hal. Pertama, interaksi
yang timbul
selama proses
pembelajaran akan
menimbulkan positive
interdependence, dimana konsolidasi pengetahuan yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara bersama-sama melalui eksplorasi aktif dalam belajar. Kedua, setiap
individu harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pengajar harus dapat mendapatkan penilaian untuk setiap siswa sehingga terdapat individual
accountability. Ketiga, proses pembelajaran aktif ini agar dapat berjalan dengan efektif diperlukan tingkat kerjasama yang tinggi sehingga akan memupuk social
skills. Dengan demikian kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan sehingga penguasaan materi juga meningkat.
Suatu studi yang dilakukan Thomas menunjukkan bahwa setelah 10 menit belajar, siswa cenderung akan kehilangan konsentrasinya untuk mendengar pelajaran
yang diberikan oleh pengajar secara pasif. Hal ini tentu saja akan makin membuat pembelajaran tidak efektif jika pembelajaran terus dilanjutkan tanpa upaya-upaya
untuk memperbaikinya. Dengan menggunakan cara-cara pembelajaran aktif hal tersebut dapat dihindari. Pemindahan peran pada siswa untuk aktif belajar dapat
mengurangi kebosanan ini bahkan bisa menimbulkan minat belajar yang besar pada siswa. Pada akhirnya hal ini akan membuat proses pembelajaran mencapai yang
diinginkan.
18
18
T.M.A. Ari Samadhi, PEMBELAJARAN AKTIF Theaching Improvement Workshop, uripsantoso.files.wordpress.com...active-learning_52 pada tanggal 21-september-2014 jam 21.57 wib
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kegiatan pembelajaran merupakan proses terjadinya interaksi, baik antara guru dengan siswa maupun sesama
siswa dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Oleh karena itu guru harus menciptakan sendiri lingkungan belajar yang dapat mendorong semua siswa aktif
melakukan kegiatan belajar secara nyata. Ada beberapa ciri yang harus Nampak dalam proses belajar active learning sebagai mana dikatakan Abuddin Nata,
diantaranya adalah: 1 Situasi kelas menantang siswa melakukan kegiatan belajar secara bebas tapi
terkendali 2 Guru sebagai motivator, fasilitator, perancang, dan pengelola
3 Guru dan siswa menerima peran kerja sama partnership 4 Bahan-bahan pelajaran dipilih berdasarkan kelayakan
5 Siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran 6 Tujuan ditulis dengan jelas untuk selanjutnya diukurdites
19
2. Strategi Active Learning Tipe Poster Session
a. Pengertian Metode Poster Session
Strategi Poster Session menekankan pada keterampilan dan bakat yang dimilki oleh masing-masing peserta didik. Siswa belajar secara aktif ketika mereka secara
terus menerus terlibat, baik secara mental ataupun secara fisik. Pembelajaran aktif melibatkan pembelajaran yang terjadi ketika siswa bersemangat.
20
19
Abuddin Nata, Persfektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2009, hal. 225
20
Pat Hollingsworth dan Gina Lewis, Pembelajaran Aktif Meningkatkan Keasyikan Kegiatan di Kelas, Jakarta: PT Indeks, 2008, hal. viii
Salah satu variasi strategi pembelajaran aktif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu strategi pembelajaran aktif Poster Session. Strategi pembelajaran ini
merupakan strategi pembelajaran aktif yang didalamnya terdapat kegiatan kolaboratif yang dapat digunakan dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
Metode presentasi alternatif ini merupakan sebuah cara yang tepat untuk menginformasikan kepada peserta didik secara cepat, menangkap imajinasi mereka,
dan mengundang pertukaran ide diantara mereka. Metode ini juga merupakan sebuah cara cerita dan grafik yang memungkinkan peserta didik mengekspresikan persepsi
dan perasaan mereka tentang topik yang sekarang sedang didiskusikan dalam sebuah lingkungan yang tidak menakutkan.
21
b. Kelebihan Metode Poster Session
1 Peserta didik menjadi siap memulai pelajaran, karena peserta didik belajar terlebih dahulu.
2 Peserta didik aktif bertanya dan mencari informasi terkait topik yang dibahas. 3 Materi dapat diingat lebih lama karena proses menuangkan idenya melalui
media gambar atau poster. 4 Kecerdasan peserta didik diasah pada saat peserta didik mencari informasi
tentang materi tanpa bantuan guru. 5 Mendorong tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat.
21
Mel Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2009, cet. Ke-6, hal. 180