52
C. Temuan Penelitian
Dari hasil penelitian diatas, dapat ditemukan beberapa hal, sebagai berikut: 1. Uji validitas, dari 40 soal instrumen didapat item yang valid sebanyak 20
dan yang tidak valid sebanyak 20 item, bisa dilihat pada lampiran ke 4 hal 78.
2. Uji realibilitas diperoleh nilai realibilitas sebesar 7,65 hal ini menunjukkan bahwa dari data instrumen penelitian adalah cukup realibilitas, bias dilihat
pada lampiran ke 5 hal 82. 3. Saat uji normalitas kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol
baik pretest atau posttest, keduanya normal dengan hasil perhitungan berikut:
Pretest eksperimen : X
2 hitung
X
2 tabel
2,62 11,07 Pretest kontrol
: X
2 hitung
X
2 tabel
3,26 11,07 Posttest eksperimen : X
2 hitung
X
2 tabel
4,03 11.07 Posttest kontrol
: X
2 hitung
X
2 tabel
7,93 12,59 Maka kedua sampel dapat dikatakan berdistribusi normal.
4. Uji Homogenitas, kedua sampel setelah di uji didapatkan hasil yang homogen, sebagaimana berikut:
Pretest : F
hitung
F
tabel
1.44 1.85 Posttest
: F
hitung
F
tabel
0.42 1.85 5. Hasil perhitungan hipotesisi t
hitung
sebesar 1,8 untuk nilai pretest dengan t
tabel
sebesar 2,0 pada taraf signifikansi 0,05 dan dk n
1
+n
2
-2 maka dk 30+30-2 = 58. Dikarenakan t
hitung
lebih kecil dari t
tabel
maka H diterima
6. Hasil perhitungan hipotesisi t
hitung
sebesar 2,4 untuk nilai postes dengan t
tabel
sebesar 2,0 pada taraf signifikansi 0,05 dan dk n
1
+n
2
-2 maka dk 30+30-2 = 58. Dikarenakan t
hitung
lebih besar dari t
tabel
maka H ditolak.
53
D. Pembahasan terhadap Temuan Penelitian
Data yang telah di interpretasikan di atas, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara hasil belajar SKI siswa yang diajarkan menggunakan strategi
active learning tipe poster session dengan nilai rata-rata 79,5 dan hasil belajar SKI siswa yang diajarkan menggunakan metode konvensional 69,9. Perbedaan hasil
belajar SKI ini terjadi karena adanya perbedaan perlakuan pada kedua kelas tersebut.
Penelitian yang dilakukan pada kelas eksperimen yaitu dengan menerapkan pembelajaran SKI menggunakan strategi active learning tipe poster session
dengan memberikan banyak ruang kepada siswa untuk memancing pertukaran ide diantara mereka dan menangkap imajinasi mereka. Pembelajaran ini juga
memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Materi yang diajarkan adalah “sejarah dakwah Nabi Muhammad saw di Mekkah”. Hasil belajar yang harus dicapai dalam pembelajaran ini adalah
Meyakini misi dakwah Nabi Muhammad saw sebagai rahmat bagi alam semesta, pembawa kedamaian, kesejahteraan dan kemajuan masyarakat dan Memahami
Pola Dakwah Nabi Muhammad saw di Mekkah. Sebelum memulai pelajaran guru bertanya tentang kegiatan pembelajaran
sebelumnya yakni tentang membuat pertanyaan dari gambar pada buku LKS siswa, untuk mengetahui pengetahuan mereka. Setelah itu guru mengarahkan
siswa pada pembelajaran yang kondusif dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif poster session yang melibatkan banyak siswa dalam
pelaksanaannya, strategi ini harus dibarengi dengan diskusi antar sesama siswa maupun bertanya kepada guru. Kegiatan tersebut melatih siswa untuk saling
berinteraksi dengan siswa yang lain dan mentransfer apa yang mereka ketahui dan pahami kepada temannya, saling bertukar informasi, ide dan imajenasi masing-
masing dari siswa. Metode ini merupakan sebuah cara cerita yang memungkinkan peserta didik mengekspresikan persepsi dan perasaan mereka tentang topik yang
sekarang sedang didiskusikan dalam sebuah keadaan. Sebelumnya guru telah
54
membagi siswa dalam 4 kelompok yang masing-masing berjumlah 7-8 siswa, guru meminta setiap kelompok mempersiapkan gambar visual konsep mereka
pada sebuah poster atau kertas karton. Isi tersebut harus jelas, agar pengamat dapat dengan mudah memahami tanpa penjelasan tertulis atau lisan. Akan tetapi,
peserta didik boleh saja mempersiapkan satu halaman hand-out untuk mendampingi poster yang menerangkan lebih detail dan menayangkan bacaan
lanjut. Pada saat kegiatan menggambar berlangsung guru mendatangi setiap
kelompok untuk memeriksa hasil kerja siswa, setelah selesai menggambar setiap kelompok mempresetasikan gambarnya didepan kelas dan dipersilahkan bagi
kelompok yang lain untuk bertanya dan begitu seterusnya bagi kelompok berikutnya, setelah selesai para siswa dan guru menyimpulkan hasil belajar hari
itu. Kegiatan ini adalah sebuah cara untuk menangkap imajenasi mereka dan mengetahui pemahaman siswa tentang suatu materi
Kondisi seperti ini memberikan tantangan kepada mereka untuk saling mengajarkan teman sebaya, kemudian mengingat kembali materi yang telah
disampaikan serta membuat siswa senang karena dilibatkan langsung dalam proses pembelajaran, sehingga dampaknya hasil belajar yang diperoleh siswa
mengalami peningkatan yang signifikan. Sementara itu, kegiatan pembelajaran dikelas kontrol yang menggunakan
metode ekspositori. Pada pembelajaran ini guru mendominasi proses pembelajaran dikelas. Siswa hanya duduk diam mendengarkan penjelasan dari
guru sehingga kurang terjadi interaksi antara siswa dan siswa maupun siswa dengan guru yang menyebabkan pembelajaran terasa monoton. Hanya siswa
tertentu yang melakukan interaksi tanya jawab dengan guru, sedangkan siswa yang lain pasif dalam mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan pengujian hipotesis diperoleh kesimpulan bahwa rata-rata nilai hasil belajar SKI kelas eksperimen lebih tinggi dari pada hasil belajar SKI kelas
kontrol. Perbedaan ini menunjukkan bahwa pembelajaran SKI dengan strategi
55
aktif tipe poster session lebih efektif dari pada pembelajaran SKI dengan metode ekspositori. Hal ini berarti strategi pembelajaran aktif tipe poster session dapat
dijadikan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dikelas.
E. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan. Diantara kelemahan dan kekurangannya adalah:
1. butir-butir soal yang telah dibuat dan disusun dalam instrumen penelitian kemungkinan belum dapat mewakili dengan baik
2. terbatasnya waktu penelitian sehingga implementasi dengan menggunakan metode Poster Session
3. penelitian ini hanya ditujukan pada materi Sejarah Kebudayaan Islam sehingga belum dapat dilihat hasilnya pada materi yang lain
4. kondisi awal siswa yang belum terbiasa dengan metode Poster Session 5. peneliti belum bisa menerapkan metode Poster Session dengan baik.