2
Komprehensif Dalam melakukan evaluasi terhadap suatu objek, guru harus
mengambil seluruh objek itu sebagai bahan evaluasi. Misalnya, jika objek evaluasi itu peserta didik, maka seluruh aspek
kepribadian peserta didik itu harus dievaluasi, baik yang menyangkut kognitif, afektif maupun psikomotorik. Begitu juga
dengan objek-objek yang lain.
3
Adil dan objektif Semua peserta didik harus diberlakukan sama tanpa membeda-
bedakan. Guru juga hendaknya bertindak objektif, apa adanya sesuai dengan kemampuan peserta didik. Oleh sebab itu, sikap
suka, tidak suka, perasaan, keinginan, dan prasangka yang bersifat negatif harus dijauhkan. Evaluasi harus didasarkan atas kenyataan
data dan fakta yang sebenarnya, bukan hasil manipulasi atau rekayasa.
4
Kooperatif Dalam kegiatan evaluasi guru hendaknya bekerja sama dengan
semua pihak, seperti orang tua peserta didik, sesama guru, kepala sekolah, termasuk dengan peserta didik itu sendiri. Hal ini
dimaksudkan agar semua pihak merasa puas dengan hasil evaluasi, dan pihak-pihak tersebut merasa dihargai.
5
Praktis Praktis mengandung arti mudah digunakan, baik oleh guru itu
sendiri yang menyusun alat evaluasi maupun orang lain yang akan menggunakan alat evaluasi tersebut. Untuk itu perlu diperhatikan
bahasa dan petunjuk mengerjakan soal.
Menurut Suharsimi Arikunto 2013: 38, ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya triangulasi
atau hubungan erat tiga komponen, diantaranya: 1 Tujuan pembelajaran
2 Kegiatan pembelajaran atau KBM 3 Evaluasi
Triangulasi oleh Suharsimi Arikunto 2013: 38 digambarkan dalam bagan sebagai berikut:
Tujuan
KBM Evaluasi
Gambar 1. Triangulasi Komponen Evaluasi Suharsimi Arikunto, 2013: 38
Penjelasan dari bagan triangulasi di atas adalah: 1 Hubungan antara Tujuan dengan Kegiatan Belajar Mengajar atau
KBM Kegiatan belajar mengajar yang dirancang dalam bentuk rencana
mengajar mengacu pada tujuan yang hendak dicapai, sehingga kegiatan pembelajaran atau KBM tentunya juga akan mengacu
pada
tujuan pembelajaran
yang ingin
dicapai. Tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai diselaraskan dengan KBM yang telah dilaksanakan.
2 Hubungan antara Tujuan dengan Evaluasi Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur
sejauh mana tujuan sudah tercapai. Dengan makna demikian maka kegiatan evaluasi mengarah pada tujuan yang telah dirumuskan
sebelumnya.
3 Hubungan antara Kegiatan Belajar Mengajar dengan Evaluasi Evaluasi harus mengacu atau disesuaikan dengan KBM yang
dilaksanakan tanpa menghubungkannya dengan aspek lain. Sebagai misal, jika kegiatan belajar-mengajar dilakukan oleh guru
dengan menitikberatkan pada keterampilan, evaluasinya juga harus mengukur tingkat keterampilan siswa, bukannya aspek
pengetahuan.
d. Langkah-langkah Evaluasi Hasil Belajar
Menurut Anas Sudijono 2012: 59-60 merinci kegiatan evaluasi hasil belajar ke dalam enam langkah pokok, yaitu:
1 Menyusun rencana evaluasi hasil belajar Sebelum evaluasi hasil belajar dilaksanakan, harus disusun
terlebih dahulu perencanaannya secara baik dan matang. Perencanaan evaluasi hasil belajar itu umumnya mencakup enam
jenis kegiatan, yaitu: a Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi.
b Menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi, misalnya
aspek kognitif, aspek afektif, atau aspek psikomotorik.
c Memilih dan menentukan teknik yang akan digunakan di dalam pelaksanaan evaluasi, misalnya apakah evaluasi itu
akan dilaksanakan dengan teknik tes atau non tes d Menyusun alat-alat pengukur yang akan dipergunakan dalam
pengukuran dan penilaian hasil belajar e Menentukan tolak ukur, norma atau kriteria yang akan
dijadikan pegangan atau patokan dalam memberikan interprestasi terhadap hasil evaluasi
f Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri
2 Menghimpun data Langkah selanjutnya adalah menghimpun data dalam evaluasi
belajar yang berarti melaksanakan pengukuran. Pengukuran data disesuaikan dengan jenis data yang ingin diambil misalnya
dengan menyelenggarakan tes hasil belajar apabila evaluasi hasil belajar itu menggunakan teknik tes atau melakukan pengamatan,
wawancara atau angket dengan menggunakan instrumen- instrumen tertentu berupa
rating scale, check list, interview guide
atau
questionnaire
apabila hasil belajar itu menggunakan teknik nontes.
3 Melakukan verifikasi data Data yang telah berhasil dihimpun harus disaring terlebih dahulu
sebelum diolah lebih lanjut. Proses penyaringan itu dikenal dengan istilah penelitian data atau verifikasi data. Verifikasi data
dimaksudkan untuk dapat memisahkan data yang baik dari data yang kurang baik. Data yang baik yaitu data yang dapat
memperjelas gambaran yang akan diperoleh mengenai diri individu atau sekelompok individu yang sedang dievaluasi.
Sedangkan yang dimaksud data yang kurang baik yaitu data yang akan mengaburkan gambaran yang akan diperoleh apabila data itu
ikut serta diolah.
4 Mengolah dan menganalisis data Mengolah data dan menganalisis hasil evaluasi dilakukan dengan
maksud untuk memberikan makna terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam kegiatan evaluasi. Dalam mengolah dan
menganalisis data itu dapat dilakukan dengan menggunakan teknik statistik.
5 Memberikan interprestasi dan menarik kesimpulan Penafsiran atau interprestasi terhadap data hasil evaluasi belajar
pada hakikatnya adalah merupakan hasil verbalisasi dari makna yang terkandung dalam data yang telah mengalami pengolahan
dan penganalisisan tersebut. Atas dasar interprestasi terhadap data evaluasi hasil belajar itu pada akhirnya dapat dikemukakan
kesimpulan. Kesimpulan-kesimpulan hasil evaluasi itu sudah barang tentu mengacu pada tujuan dilakukannya evaluasi itu
sendiri.
6 Tindak lanjut hasil evaluasi Bertitik tolak dari data hasil evaluasi yang telah disusun, diatur,
diolah, dianalisis, dan disimpulkan sehingga dapat diketahui apa makna yang terkandung didalamnya maka pada akhirnya
evaluator akan dapat mengambil keputusan atau merumuskan kebijakan-kebijakan yang dipandang perlu sebagai tindak lanjut
dari kegiatan evaluasi tersebut.
2. Tinjauan tentang Tes Hasil Belajar sebagai Alat Evaluasi
a. Pengertian Tes Hasil Belajar
Pengertian tes menurut Amir Daein Indrakusuma dalam Suharsimi Arikunto 2013: 46, “Tes adalah suatu alat atau prosedur
yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan yang diinginkan seseorang, dengan cara yang boleh
dikatakan tepat dan cepat.” dan menurut Ngalim Purwanto 2009: 64, “Tes merupakan alat ukur untuk proses pengumpulan data di mana
dalam memberikan respon atas pertanyaan dalam instrumen, peserta didorong untuk menunjukkan kemampuan maksimalnya.” Menurut
Zainal Arifin 2013: 118, Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan
dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, atau serangkaian
tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik.
Dari beberapa kutipan dan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tes adalah suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk
memperoleh data dari berbagai pertanyaan dalam instrumen yang mendorong peserta didik untuk menjawab pertanyaan tersebut
sehingga dapat mengukur kemampuan peserta didik tersebut.