Ciri-ciri Tes Hasil Belajar yang Baik

Sudijono 2012 : 269, “Analisis merupakan proses identifikasi terhadap setiap butir soal untuk mendapat umpan balik guru melakukan perbaikan, pembenahan, dan penyempurnaan butir-butir soal”. Berdasarkan beberapa uraian mengenai pengertian analisis butir soal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa analisis butir soal adalah suatu proses identifikasi soal yang dilakukan dengan pengkajian atau penelitian terhadap serangkaian pertanyaan untuk mendapatkan umpan balik yang digunakan oleh guru dalam melakukan perbaikan, pembenahan, dan penyempurnaan butir-butir soal sehingga diperoleh soal-soal yang berkualitas.

b. Unsur-unsur Analisis Butir Soal

Dalam melakukan analisis butir soal ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan agar analisis soal tersebut mendapatkan hasil analisis yang maksimal. Adapun unsur-unsur analisis butir soal tersebut, yaitu: 1 Validitas Sumarna Surapranata 2009: 50 berpendapat bahwa “Validitas adalah konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur apakah yang seharusnya diukur”. Validitas tes perlu ditentukan untuk mengetahui kualitas tes dalam kaitannya dengan mengukur hal yang seharusnya diukur. Menurut Suharsimi Arikunto 2013: 80-84 validitas sebuah tes dapat diketahui dari hasil pemikiran dan dari hasil pengalaman. Secara garis besar validitas dibagi kedalam dua kelompok yaitu validitas logis logical validity dan validitas empiris empirical validity . Validitas logis meliputi validitas isi content validity dan validitas konstruk construct validity , sedangkan validitas empiris meliputi validitas “ada sekarang” atau konkruen concurrent validity dan validitas prediksi predictive validity . a Validitas isi content validity Validitas isi didefinisikan sebagai kecocokan antara isi alat ukur dengan sasaran ukur. Untuk keperluan pencocokan, biasanya isi sasaran ukur disusun dalam bentuk spesifikasi, yang meliputi bahan atau materi dan tujuan hasil belajar. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Oleh karena materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum, maka validitas isi sering juga disebut dengan validitas kurikuler. Validitas isi ini diusahakan tercapai sejak saat penyusunan dengan cara merinci materi kurikulum atau materi buku pelajaran. b Validitas konstruk construct validity Arikunto dalam bukunya mengatakan bahwa sebuah tes memiliki validitas konstruk apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam tujuan instruksional. Konstruk dalam pengertian ini bukanlah susunan tetapi merupakan rekaan psikologis, yaitu suatu rekaan yang dibuat oleh para ahli ilmu jiwa yang dengan suatu cara tertentu merinci isi jiwa atas beberapa aspek seperti: ingatan, pemahaman, aplikasi, dan seterusnya. c Validitas “ada sekarang” concurrent validity Validitas ini sering dikenal dengan validitas empiris. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan pengalaman. Dalam membandingkan hasil sebuah tes maka diperlukan kriterium atau alat pembanding, maka hasil tes merupakan sesuatu yang dibandingkan. d Validitas prediksi predictive validity Menurut Arikunto sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi atau validitas ramalan apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Analisis kualitas soal Ujian Akhir Semester Genap pada mata pelajaran Produktif Akuntansi kelas X Akuntansi di SMK Negeri 1 Yogyakarta tahun ajaran 20142015 menggunakan validitas isi.