Kerangka Pikir KAJIAN PUSTAKA

29 tinggi dan begitu pula sebaliknya jika kemampuan membaca pemahaman rendah maka akan diikuti rendahnya prestasi belajar IPS siswa. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan peneliti, perolehan hasil belajar pada mata pelajaran IPS khususnya ranah kognitif diteliti berdasarkan pengaruh intensitas membaca siswa. Perbedaan selanjutnya adalah lokasi penelitian. Peneliti melakukan penelitian di gugus II Pengasih Kulon Progo Yogyakarta sementara Amalina Harjanti melakukan penelitian di Kokap Kulon Progo Yogyakarta.

E. Kerangka Pikir

Intensitas membaca dapat diartikan sebagai frekuensi yang semakin lama semakin meningkat pada aktivitas membaca. Sesuai penelitian yang pernah dilakukan oleh Yap bahwa semakin banyak waktu membaca setiap hari, besar kemungkinan semakin tinggi tingkat komprehensinya atau semakin mudah memahami bacaan. Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan membaca seseorang, yaitu 65 ditentukan oleh banyaknya waktu yang digunakan untuk membaca, 25 oleh faktor IQ, dan 10 dari faktor- faktor lainnya seperti lingkungan sosial, emosional, dan lingkungan fisik. Jadi, dapat dikatakan intensitas membaca akan berpengaruh pada pemahaman bacaan Darmiyati Zuchdi, 2008: 25. Kemampuan membaca siswa kelas V SD tidak lagi pada tingkat keterampilan mekanis, akan tetapi berada pada tingkat kemampuan membaca pemahaman atau pada keterampilan pemahaman bacaan. Kemampuan membaca pemahaman merupakan dasar untuk memperoleh informasi yang selanjutnya dapat mendukung siswa dalam belajar. Siswa akan mampu 30 memahami suatu mata pelajaran atau informasi yang berkaitan dengan kehidupannya secara langsung. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran di SD kelas V yang masih dianggap pelajaran sulit. Hal ini disebabkan oleh sebagian besar materi pada mata pelajaran IPS yang bersifat abstrak. Materi IPS kelas V SD berisi bacaan yang sudah memerlukan pemahaman untuk dapat mencerna informasi yang disajikan. Sehingga siswa harus memiliki tingkat komprehensi atau kemampuan membaca pemahaman yang tinggi. Pada beberapa siswa, membaca merupakan hal yang mudah dan menyenangkan, namun bagi sebagian yang lain membaca adalah hal yang sulit. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan membaca pemahaman yang dimiliki siswa bervariasi. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat komprehensi seseorang adalah kebiasaannya dalam membaca. Dengan terbiasa membaca, siswa akan belajar mandiri untuk menemukan konsep yang belum diketahuinya dan memantapkan konsep yang kurang dipahaminya. Pemahaman bacaan, perbendaharaan bahasa, dan kecepatan membaca dipengaruhi oleh intensitas membaca. Jika siswa memiliki intensitas membaca yang tinggi, maka konsep-konsep dalam mata pelajaran IPS akan mudah dipahami pula oleh siswa. Hal ini tentu berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa terutama pada ranah kognitif. Evaluasi mata pelajaran IPS pada ranah kognitif mencakup tingkat hafalan, pemahaman, dan aplikasi. Hal ini berkaitan erat dengan intensitas dan kemampuan membaca pemahaman. Jika siswa banyak membaca serta memahami konsep, maka siswa akan mampu menjawab soal-soal yang 31 diajukan dengan tepat. Hal tersebut merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan pembelajaran IPS.

F. Hipotesis