27 1 masa kelas rendah yang berlangsung antara usia 67 tahun-910 tahun,
biasanya mereka duduk di kelas 1, 2, dan 3 Sekolah Dasar, dan 2 masa kelas tinggi yang berlangsung antara usia 910 tahun-1213 tahun,
biasanya mereka duduk di kelas 4, 5 dan 6 Sekolah Dasar. Sesuai kategori tersebut, siswa kelas V termasuk dalam fase kelas
tinggi. Adapun ciri-ciri siswa kelas tinggi menurut Rita Eka Izzaty, dkk. 2008: 116 adalah perhatiannya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari, ingin tahu,
ingin belajar dan realistis, timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus, anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di
sekolah, anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk bermain bersama serta membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya.
D. Penelitian yang Relevan
Adapun penelitian yang relevan yaitu: 1. “Hubungan antara Intensitas Membaca dengan Kemampuan Memahami
Isi Wacana Siswa Kelas V SD se–Gugus Bina Wiyata Kecamatan Lumbir Kabupaten Banyumas” yang disusun oleh Kiki Rizkianingrum pada tahun
2012. Penelitian tersebut menunjukkan adanya hubungan positif antara intensitas membaca dengan kemampuan memahami isi wacana. Pengaruh
tersebut ditunjukkan dengan koefisiensi product moment sebesar 0,577. Relevansi penelitian tersebut dengan yang diteliti oleh peneliti adalah
adanya hubungan positif antara frekuensi membaca, jenis bacaan, dan cara membaca terhadap kemampuan memahami bacaan.
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan peneliti ada pada variabel terikat. Penelitian tersebut membuktikan bahwa
intensitas membaca sangat berpengaruh pada kemampuan memahami isi
28 wacana dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yang merupakan salah
satu dari empat kemampuan yang harus dimiliki dalam keterampilan berbahasa. Sedangkan pada penelitian ini, dikaitkan dengan kemampuan
membaca pada mata pelajaran IPS yang kemudian mempengaruhi hasil belajar IPS. Perbedaan selanjutnya adalah lokasi penelitian. Peneliti
melakukan penelitian di gugus II Pengasih Kulon Progo Yogyakarta sementara Kiki Rizkianingrum melakukan penelitian di Gugus Bina
Wiyata Lumbir Banyumas. 2. “Korelasi antara Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Prestasi
Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri se-Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo” yang disusun oleh Amalina Harjanti pada tahun 2012. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi positif dan signifikan antara kemampuan membaca pemahaman dengan prestasi belajar IPS. Hal
tersebut dapat dilihat dari hasil analisis korelasi Product Moment antara kemampuan membaca pemahaman dengan prestasi belajar IPS diperoleh
r
xy
0,618 r
tabel
0,306 pada taraf signifikansi 0,01 1. Relevansi penelitian tersebut dengan yang diteliti oleh peneliti adalah
adanya hubungan positif antara kemampuan membaca pemahaman dengan prestasi belajar IPS. Penelitian tersebut menyatakan bahwa kemampuan
membaca pemahaman adalah kemampuan dalam memperoleh makna baik tersurat maupun tersirat dan menerapkan informasi dari bacaan dengan
melibatkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan peneliti ada
pada variabel bebas. Penelitian tersebut membuktikan bahwa jika kemampuan membaca pemahaman tinggi, prestasi belajar IPS semakin
29 tinggi dan begitu pula sebaliknya jika kemampuan membaca pemahaman
rendah maka akan diikuti rendahnya prestasi belajar IPS siswa. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan peneliti, perolehan hasil belajar pada mata
pelajaran IPS khususnya ranah kognitif diteliti berdasarkan pengaruh intensitas membaca siswa. Perbedaan selanjutnya adalah lokasi penelitian.
Peneliti melakukan penelitian di gugus II Pengasih Kulon Progo Yogyakarta sementara Amalina Harjanti melakukan penelitian di Kokap
Kulon Progo Yogyakarta.
E. Kerangka Pikir