40 4.
Buku petunjuk penggunaan Alat permainan edukatif Animals Puppet Show
Alat permainan edukatif Animals Puppet Show dilengkapi dengan buku panduan cara merangkai elektric roll background dan cara
merangkai boneka. Buku ini berukuran 21 cm x 14,8 cm A5, menggunakan kertas ivory 260 g.
2. Manfaat Alat Permainan Edukatif Animals Puppet Show
Alat permainan edukatif Animals Puppet Show merupakan alat permainan edukatif bercerita menggunakan alat peraga boneka kayu.
Berdasarkan hasil penelitian Suhartono 2010: 8 manfaat penggunaan boneka sebagai media pertunjukkan antara lain sebagai berikut:
a. Tidak memerlukan waktu banyak, apabila cerita terlalu panjang
dan menyita waktu banyak akan membuat siswa merasa bosan dan tidak menangkap materi yang disampaikan.
b. Tidak menuntut ketrampilan yang rumit bagi yang memainkan,
karena cerita sudah dikemas dalam bentuk rekaman dan guru ataupun siswa hanya diminta menggerak-gerakkan tokoh sesuai
cerita. c.
Dapat mengembangkan imajinasi siswa, mempertinggi keaktifan, dan menambah suasana gembira. Dapat dipastikan bahwa cerita
yang disampaikan akan membuat siswa seolah-olah masuk ke
41 dalam cerita, membuat mereka lebih aktif, dan pembelajaran akan
terasa lebih menyenangkan. Cerita dalam alat permainan edukatif Animals Puppet Show
merupakan inti. Ditinjau dari berbagai aspek, menurut Tadkiroatun Musfiroh 2005: 95-115 manfaat memberikan pelajaran dengan
bercerita akan diuraikan sebagai berikut: 1
Membantu Pembentukan Pribadi dan Moral Anak
Menurut Tadkiroatun Musfiroh 2005: 95 cerita sangat efektif untuk mempengaruhi cara berpikir dan berperilaku anak
karena mereka senang mendengarkan cerita. Pengulangan cerita, imajinasi anak, dan nilai kedekatan guru atau orang tua membuat
cerita menjadi efektif untuk mempengaruhi cara berpikir mereka. Cerita menjadi jalan yang tepat untuk memasuki dunia anak,
karena dalam aktivitas tersebut terjadi pertemuan dan keterlibatan emosi, pemahaman dan keterlibatan mental antara pencerita dan
anak. Keasyikan dalam menyelami substansi cerita sehingga mampu memasuki dunia minat anak, akan menghasilkan apa yang
oleh Maslow disebut sebagai penghayatan pengalaman yang paling mendalam. Terjadinya pertemuan itu merupakan peluang untuk
mengkoordinasikan segi-segi pedagogis dalam cerita. Dengan demikian.
Tanpa disadari
cerita akan
mempengaruhi
42 perkembangan pribadinya, membentuk sikap-sikap moral dan
keteladanan Semiawan, 2002: 34. Alat permainan edukatif Animals Puppet Show mampu
membentuk pribadi dan moral anak. Pertama, cerita pada Animals Puppet Show menghadapkan siswa pada situasi yang sedapat
mungkin hampir sama dengan kejadian yang dihadapi siswa dalam kehidupan, misalnya setelah anak mendengarkan cerita dari alat
permainan edukatif Animals Puppet Show, anak menjadi lebih paham untuk peduli terhadap makhhluk hidup sekitar, tidak
merusak tanaman, dan mengasihi sesama makhluk hidup. Kedua, cerita yang disajikan pada Animals Puppet Show dapat
memberikan rasa penasaran siswa untuk menganalisis situasi, dengan melihat bukan hanya yang terlihat tetapi juga sesuatu yang
tersirat di dalamnya, untuk menemukan isyarat-isyarat halus yang tersembunyi tentang perasaan makhluk hidup lain, kebutuhan, dan
kepentingan orang lain. Ketiga, cerita pada Animals Puppet Show mendorong
siswa untuk
menelaah perasaannya
sendiri membayangkan bagaimana kekejaman eksploitasi manusia
terhadap makhluk hidup, penyiksaan hewan, sebelum ia mendengar respons orang lain untuk dibandingkan. Keempat, cerita yang
disajikan pada Animals Puppet Show mengembangkan rasa pemahaman dan penghargaan atas apa yang diucapkan atau
dirasakan tokoh hingga akhirnya anak memiliki rasa empati
43 sekaligus simpati terhadap orang maupun makhluk hidup lain di
dalam alam nyata. 2
Menyalurkan Kebutuhan Imajinasi dan Fantasi Menurut Tadkiroatun Musfiroh 2005: 97, anak-anak
membutuhkan penyaluran imajinasi dan fantasi tentang berbagai hal yang selalu muncul dalam pikiran anak. Usia sekolah dasar
kelas rendah dan pra sekolah merupakan masa-masa aktif anak berimajinasi. Sehingga anak sering mengarang suatu cerita
sehingga oleh sebagian orang tua dianggap sebagai kebohongan. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya imajinasi annak-anak
sedang membutuhkan penyaluran. Salah satu tempat yang tepat adalah cerita.
Menurut Andang Ismail 2007: 122 bahwa alat permainan yang baik diharapkan mampu menjadi sarana yang dapat
mendorong anak bermain bersama, mengembangkan daya fantasi, multi fungsi, menarik, berukuran besar dan awet, tidak
membahayakan, disesuaikan dengan kebutuhan. Alat permainan edukatif Animals Puppet Show dirancang
mampu menyalurkan imajinasi dan fantasi anak. Pertama, anak membangun gambaran-gambaran dan mampu membayangkan pada
saat guru memperdengarkan kata-kata yang melukiskan kejadian. Rangsangan auditif ini menstimulasi anak untuk terus menciptakan
44 gambaran visual. Kedua, anak memperoleh gambaran yang
beragam sesuai dengan latar belakang pengetahuan dan pengalaman masing-masing. Hal ini menjadi bahan baku anak
dalam membangun skemata-skemata dalam pikirannya. Ketiga, anak memperoleh kebebasan untuk melakukan pilihan secara
mental. Hal ini membantu mereka memberikan respon yang lebih baik saat menghadapi realitas yang sesungguhnya. Keempat, anak
memperoleh kesempatan menangkap imaji dari citraan-citraan cerita, seperti citraan gerak, citraan visual, dan citraan auditif.
Melalui cerita yang disampaikan, kualitas imaji yang dibangun anak-anak itu berkembang sejalan dengan perkembangan kognitif
mereka. Kelima, anak memiliki tempat untuk mengekspresikan beberapa permasalahan yang ada dalam cerita seperti keinginan
untuk melawan, kemarahan, rasa iri atau cemburu, serta ketidakberdayaan pada saat mendengarkan cerita. Pada saat yang
sama, anak memperoleh gambaran yang memaksa mereka melihat efek dari permasalahan tersebut, kesemuanya berpadu dalam
gambaran-gambaran mental yang dibangun anak sedikit demi sedikit. Keenam, anak memperoleh kesempatan merangkai
hubungan sebab akibat secara imajinatif. Hal tersebut membuat anak lebih meyakini nilai-nilai yang dirangakai dan cukup
mempengaruhi keputusan nyata yang dibuat.
45 3
Memacu Kemampuan Verbal Anak Menurut Tadkiroatun Musfiroh 2005:100, memberikan
pelajaran dengan cerita mendorong anak bukan saja senang menyimak cerita, tetapi juga senang bercerita atau berbicara. Anak
belajar tata cara berdialog dan bernarasi dan terangsang untuk menirukannya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Sri Setyarini
2010: 4 berdasarkan hasil penelitian yang dilakukannya, para siswa menyatakan bahwa mereka senang belajar dengan puppet
show karena mereka senang mendengarkan dongeng, hampir sebagian siswa senang belajar menirukan gerakan, ekspresi, mimik,
dan bunyi-bunyian yang mereka pelajari dikemas dalam bentuk puppet. Para siswa juga tertarik dengan media gambar dan realia
karena mempermudah memahami materi. Prestasi siswa pun membaik dilihat dari meningkatnya skor tes akhir setelah diberikan
tindakan, dan antusias siswa berbicara di kelas. Sebagian besar siswa aktif berbicara dan tidak lagi merasa takut atau malu
meskipun belum maksimal. Alat permainan edukatif Animals Puppet Show yang
menceritakan eksploitasi satwa baik yang ada di lingkungan sekitar maupun yang ada di hutan-hutan. Cerita yang disajikan melibatkan
emosi dan perasaan anak, seperti yang sudah dijelaskan bahwa cerita ada negoisasi, pola tindak tutur yang baik seperti menyuruh,
melarang, berjanji, mematuhi larangan dan memuji. Cerita yang
46 disajikan pada Animals Puppet Show diharapkan membuat anak
menjadi lebih aktif menyampaikan pendapat, mengetahui perbuatan yang baik dan buruk, sehingga mampu memberitahu dan
juga melarang apabila anak melihat kejadian di sekitar mereka. Sehingga alat permainan edukatif Animals Puppet Show mampu
meningkatkan kemampuan verbal anak. 4
Merangsang Minat Menulis Anak
Cerita dapat menimbulkan inspirasi anak membuat cerita. Anak terpacu mempergunakan kata-kata yang diperolehnya, dan
terpacu menyusun kata-kata dalam kalimat dengan perspektif dongengnya sendiri. Pengaruh cerita terhadap kecerdasan bahasa
anak diakui oleh Leonhardt. Menurut Leonhardt 1997:27 cerita memancing rasa kebahasaan anak, anak yang gemar mendengar
dan membaca cerita akan memiliki kemampuan berbicara, menulis, dan memahami gagasan rumit secara lebih baik. Ini berarti, selain
memacu kemampuan berbicara, menyimak cerita juga merangsang minat menulis anak.
Cerita yang disajikan pada alat permainan edukatif Animals Puppet Show dapat menimbulkan inspirasi anak membuat cerita.
Anak terpacu mempergunakan kata-kata yang diperolehnya, dan terpacu menyusun kata-kata dalam kalimat. Anak mampu membuat
cerita agar lebih peduli terhadap makhluk hidup di sekitar mereka
47 ataupun menuliskan dongeng dengan perspektif mereka sendiri
yang berhubungan dengan hewan maupun makhluk hidup. 5
Merangsang Minat Baca Anak Anak berbicara dan mendengar sebelum ia belajar
membaca. Tulisan merupakan sistem sekunder bahasa, yang pada awal baca harus dihubungkan dengan bahasa lisan. Oleh karena itu,
pengembangan sistem bahasa lisan yang baik sangat penting untuk mempersiapkan anak belajar membaca.
Menurut Tadkiroatun Musfiroh 2005:108, membacakan cerita dapat menjadi contoh yang efektif bagi anak bagaimana
aktivitas membaca harus dilakukan. Secara tidak langsung, anak memperoleh contoh tentang orang yang gemar dan pintar membaca
dari apa yang dilihatnya. Apabila sering memperoleh contoh, minat baca anak akan tumbuh dan secara sukarela anak akan belajar
mengidentifikasikan lambang-lambang tulis dalam rangkaian kata dan dalam rangkaian kalimat.
Menstimulasi minat baca anak lebih penting daripada mengajarkan mereka membaca. Menstimulasi memberi efek
menyenangkan, sedangkan mengajar seringkali justru membunuh minat baca anak, apalagi jika hal tersebut dilakukan secara paksa.
Pengalaman menunjukkan anak-anak yang dibiarkan berkutat secara aktif dengan lingkungan baca memiliki minat dan
48 kemampuan baca lebih besar dibandingkan anak-anak yang
diajarkan membaca dengan paksaan. Bahkan, dengan pengajaran yang paksa, anak menunjukkan kemunduran minat baca.
Kegiatan bercerita yang disajikan dalam alat permainan edukatif Animals Puppet Show mampu merangsang rasa ingin tahu
anak mengenai kepedulian terhadap makhluk hidup. Melalui rangsangan yang terus menerus, anak akan menemukan dunianya
melalui bacaan. Selera anak terhadap bacaan anak memang terus berubah, namun mereka akan terbiasa menemukan banyak
informasi melalui bacaan. Hal itu akan terwujud jika sejak dini guru menjadikan program bercerita sebagai program rutin di
sekolah. 6
Membuka Cakrawala Pengetahuan Anak Menurut Gede Raka dalam Tadkiroatun Musfiroh 2005:
112 bahwa cerita seorang guru dapat menstimulasi anak untuk belajar lebih jauh. Pengalaman nyata yang terjadi pada anaknya
menunjukkan bahwa cerita guru yang menarik tentang ilmu pengetahuan menggerakkan anaknya untuk mencari tahu lebih
banyak tentang ilmu tersebut. Hal tersebut sejalan yang dikemukakan oleh Lenox dalam Tadkiroatun Musfiroh 2005: 112
bahwa bercerita dapat dimanfaatkan untuk menarik minat belajar anak, disamping memperluas kesadaran dan pengetahuan tentang
49 keberagaman lingkungan. Cerita juga dapat membantu mengatasi
kendala kultural budaya, di samping membangun jembatan pemahaman.
Bercerita, menurut Lenox dalam Tadkiroatun Musfiroh 2005: 113 dapat menjadi sumber yang luar biasa untuk
memperkenalkan pemahaman mengenai perbedaan ras dan etnik, setiap hari, anak-anak sebenarnya mengumpulkan ide, imajinasi,
sikap dan persepsi dari televisi, buku bergambar, cerita, kata-kata dan tingkah laku orang lain yang hidup di lingkungan sekitarnya.
Tahap awal perkembangan seorang anak, merupakan saat yang tepat untuk mengolah pikiran dan jiwa anak serta membangun
sikap yang apresiatif dan respek pada sesuatu yang berbeda dengan diri mereka.
Menurut Beker dan Greene dalam Tadkiroatun Musfiroh 2005: 113 mengatakan bahwa bercerita dapat membawa anak
pada sikap yang lebih baik, mempertinggi rasa ingin tahu, kemisterian, dan sikap menghargai kehidupan. Dengan kata lain,
bercerita memberikan jalan bagaimana memahami diri sendiri dan memahami orang lain, serta bagaimana memahami cerita itu
sendiri.
50 Pengetahuan diperoleh melalui transmisi budaya. Anak-
anak belajar tentang dunia melalui interaksi dengan orang dewasa dan teman sebayanya melalui objek atau alat. Melalui interaksi
dengan orang dewasa yang lebih tahu inilah anak mengembangkan bahasanya guna mengisi aktivitas berpikirnya Vigotsky menurut
Charbonneau Reider, 1995: 39-40. Pengetahuan tentang dunia terakuisisi oleh anak melalui
kerja memori. Setelah menyimak cerita pada alat permainan edukatif Animals Puppet Show, cerita yang disajikan meninggalkan
kesan mendalam dan mampu menggugah semangat anak untuk belajar lebih mendalam. Anak memanfaatkan fungsi mental untuk
menyimpan setiap detail cerita. Memori bekerja dengan memanfaatkan tanda sebagai simbol dalam bentuk tingkah laku
mediasi. Dengan kata lain, anak-anak menangkap realitas kehidupan dalam cerita dan mengintegrasikannya dengan kapasitas
linguistik untuk berpikir dan merencanakan. Vygotsky yakin bahwa abstraksi berpikir membutuhkan
instruksi dalam sistem tanda yang abstrak pula seperti menulis dan matematika. Dengan demikian, ketika menyimak cerita, anak
mengembangkan konsep spontan berasal dari pengalaman anak sendiri dengan dunianya setelah itu anak mengembangkan konsep
ilmiah sebuah bingkai besar untuk memahami konsep spontanitas
51 mereka sendiri. Hal itu menambah wawasan anak tentang dunia
sekelilingnya.
3. Pentingnya Penggunaan Alat Permainan Edukatif Animals Puppet