Kelayakan Alat Permainan Edukatif Animals Puppet Show

168

C. Pembahasan

1. Kelayakan Alat Permainan Edukatif Animals Puppet Show

Penelitian pengembangan ini menggunakan penelitian pengembangan dari Sugiyono yang terdiri dari 9 langkah. Berdasarkan pengumpulan data dengan mewawancara kepala sekolah, guru dan siswa kelas 3 SD N Monggang ditemukan permasalahan bahwa siswa di SD Negeri Monggang kelas 3 mengeluhkan bahwa selama ini belum pernah ada pembelajaran dengan alat permainan edukatif yang menarik, mereka merasa bosan hanya belajar lewat buku dan LKS, permainan dalam pembelajaran jarang diberikan oleh guru. Kepala sekolah menjelaskan bahwa keadaan media di SD Negeri Monggang masih layak, hanya saja tidak bervariasi. Selama pembelajaran siswa diberi penjelasan oleh guru dengan siswa menyemak buku pembelajaran, kadang-kadang guru membawa alat peraga untuk mempermudah penyampaian materi ke siswa. CD Pembelajaran juga tersedia di SD Negeri Monggang, namun tidak semua materi dan mata pelajaran ada, pemutaran CD Pembelajaran jarang sekali karena kurang lengkapnya CD Pembelajaran serta keterbatasan sarana dan prasarana untuk menayangkan di kelas. Kepala sekolah juga menjelaskan bahwa belum adanya alat permainan edukatif yang menarik untuk memahami kepedulian terhadap makhluk hidup di SD Negeri Monggang. 169 Berdasarkan wawancara terhadap guru kelas, beberapa siswa siswa belum memahami makna kepedulian terhadap makhluk hidup, kesadaran siswa untuk peduli terhadap makhluk hidup dan lingkungannya masih kurang, sedangkan berdasarkan hasil pre test beberapa dari siswa juga tidak mengetahui perbedaan binatang yang dapat dipelihara, binatang dilindungi dan binatang yang tidak dilindungi dan siswa juga senang melihat topeng monyet dan sirkus lumba-lumba. Dari beberapa permasalahan di atas maka perlu dikembangkannya alat permainan edukatif Animals Puppet Show yang layak dan mampu meningkatkan pemahaman kepedulian terhadap makhluk hidup dan lingkungannya untuk kelas 3 Sekolah Dasar Negeri Monggang, Bantul. Permainan edukatif Animals Puppet Show ini diharapkan dapat menjadi inovasi pembelajaran yang membuat siswa merasa senang dalam belajar melalui permainan boneka dan bercerita sehingga dapat meningkatkan pemahaman kepedulian siswa untuk menyayangi makhluk hidup dan lingkungan alam sekitar. Hasil produk awal alat permainan edukatif ini memperhatikan prinsip alat permainan edukatif yang baik, baik dari segi secara fisik pada alat permainan edukatifnya maupun secara materi yang terkandung pada cerita. 170 Pengembangan awal produk ini terdiri dari : a. Buku panduan yang berisi : 1 Tema dan Tujuan Pembelajaran 2 Pengenalan tokoh, 3 langkah merangkai elektrik roll background 4 dan langkah merangkai boneka. b. Elektrik Roll Backgroud yang berukuran 1,5 m x 1,2 m merupakan penggulung latar gambar otomatis menggunakan daya listrik. c. Tokoh boneka yang berjumlah 14 boneka yang terdiri Mimo, Ayah Mimo, Ibu Mimo, Pengusaha Jahat, Penebang Hutan, Pemburu, Penjual Satwa, Pelatih Topeng Monyet dan benda-benda penunjang lainnya. d. Rekaman cerita yang dikemas dalam CD. Cerita memenuhi kriteria puppet show yang baik menurut Sri Agustin Mulyani yaitu mempunyai plot sederhana, mempunyai permulaan, pertengahan dan akhir cerita yang jelas, memiliki tema dasar, memiliki tokoh yang jelas dan berisi dialog. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan alat permainan edukatif Animals Puppet Show yang dapat meningkatkan pemahaman kepedulian terhadap makhluk hidup pada siswa kelas 3 Sekolah Dasar Negeri Monggang, Bantul. Namun, produk harus dibuat layak terlebih dahulu, kemudian setelah produk layak akan diuji coba untuk meningkatkan pemahaman kepedulian makhluk hidup dan lingkungannya. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, kelayakan produk diperoleh dengan data menggunakan penilaian responden ahli 171 materi pelajaran IPA dan ahli media pembelajaran dan siswa, sedangkan untuk menguji efektivitas diperoleh dari hasil pre test dan post test. Data yang berkenaan dengan penilaian responden tentang kelayakan produk dijaring menggunakan instrumen angket dan catatan komentar dan saran perbaikan. Uji kelayakan produk dalam penelitian pengembangan ini dilakukan melalui beberapa tahap uji guna mendapatkan penilaian, masukan dan komentar sehingga alat permainan edukatif “Animals Puppet Show ” yang dikembangkan layak dan efektif untuk digunakan dalam pembelajaran sehingga meningkatkan pemahaman kepedulian terhadap makhluk hidup dan lingkungannya. Uji kelayakan produk tersebut terbagi ke dalam beberapa tahapan, yaitu: 1 tahap validasi ahli materi, 2 tahap validasi ahli media, 3 tahap uji coba lapangan awal, dan 4 tahap uji coba lapangan. Sebelum dilakukan validasi, terlebih dahulu dilakukan peninjauan serta analisis oleh dosen pembimbing. Kemudian dilakukan perbaikan berdasarkan saran dan masukan dari dosen pembimbing. Setelah itu baru dilakukan tahap validasi dan uji coba terhadap produk hasil pengembangan. Pada tahap validasi materi, dosen ahli materi pelajaran IPA melakukan penilaian dan memberikan saran terkait aspek materi, aspek bahasa, dan aspek penyajian. Kegiatan validasi materi dilakukan melalui 2 tahap. Data hasil validasi oleh ahli materi tahap I memperoleh kategori “Baik” untuk aspek materi, kategori “Sangat 172 Baik” untuk aspek bahasa dan kategori “Sangat Baik” untuk aspek penyajian. Beberapa kriteria di aspek materi belum mendapatkan kategori “ Sangat Baik” sehingga masih ada revisi. Saran dari ahli materi yaitu untuk tujuan pembelajaran dibuat lebih jelas, dibuat standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator. Pada validasi tahap II, hasil yang didapatkan pada aspek materi mengalami peningkatan menjadi kategori “Sangat Baik”. Ahli materi sebagai validator sudah tidak memberikan saran untuk perbaikan sehingga materi pada alat permainan edukatif Animals Puppet Show yang dikembangkan layak tanpa revisi. Evaluasi dari hasil angket dan saran dari ahli materi untuk pengembang selanjutnya lebih memperhatikan bahasa pada dialog rekaman cerita. Pada rekaman cerita masih ada dialog yang menggunakan bahasa ambigu dan kurang sesuai. Sehingga untuk penggunaan bahasa lebih diperhatikan lagi dan disesuaikan dengan karakteristik dan usia pengguna alat permainan. Pada tahap validasi media, dosen ahli media pembelajaran melakukan penilaian dan memberikan masukan terkait buku panduan alat permainan edukatif Animals Puppet Show, elektrik roll background, tokoh boneka dan rekaman cerita. Kegiatan validasi media dilakukan melalui 2 tahap. Data hasil validasi ahli media pada tahap I memperoleh kategori “Baik” untuk buku petunjuk penggunaan alat permainan 173 edukatif Animals Puppet Show , kategori “Sangat Baik” untuk elektrik roll banner, kategori “Sangat Baik” untuk tokoh boneka, dan kategori “Baik” untuk backsound dan rekaman cerita. Beberapa kriteria di aspek media belum mendapatkan kategori “ Sangat Baik” sehingga masih ada revisi. Saran dari ahli media yaitu 1 buku panduan dilengkapi dengan tujuan pembelajaran yang jelas, 2 buku panduan dibuat bolak-balik agar lebih efisien, 3 buku panduan dilengkapi cara bermain untuk guru dan siswa, 4 dibuatkan sinopsis cerita dan dimasukkan dalam CD, 5 kabel dalam kerangka dibuat lebih rapi. Pada validasi tahap II, hasil yang didapatkan yaitu untuk buku petunjuk penggunaan alat permainan edukatif Animals Puppet Show mengalami peningkatan menjadi kategori “Sangat Baik”, untuk elektrik roll banner mendapatkan kategori “Sangat Baik”, tokoh boneka juga mendapatkan kategori “Sangat Baik”, dan untuk backsound dan rekaman cerita juga mengalami peningkatan menjadi kategori “Sangat Baik”. Ahli media sebagai validator sudah tidak memberikan saran untuk perbaikan sehingga alat permainan edukatif Animals Puppet Show yang dikembangkan layak tanpa revisi. Evaluasi dari hasil angket dan saran dari ahli media untuk pengembang selanjutnya terkait ukuran bisa lebih diperkecil agar tidak 174 terlalu berat, begitu juga untuk ukuran boneka agar dapat mengurangi biaya produksi. Namun untuk bentuk boneka sudah bagus dan sesuai. Pada tahap uji coba, peneliti melakukan 3 kali uji coba, yaitu uji coba awal, uji coba kelompok kecil, dan uji coba kelompok besar. Pada uji coba awal melibatkan 3 orang siswa dan mengalami hambatan pada pergantian boneka, tokoh yang keluar-masuk pada setiap background. Setelah direvisi, uji coba kelompok kecil melibatkan 7 orang siswa dan tanpa revisi kemudian lanjut uji coba kelompok besar yang melibatkan 15 orang siswa. Terkait kendala yang ditemui pada uji coba lapangan awal, maka peneliti melakukan revisi produk. Revisi pada buku panduan dilengkapi dengan alur cerita dan susunan background sesuai rekaman cerita, di dalam buku panduan juga direvisi dengan menambahkan boneka apa saja yang akan masuk dan keluar panggung pada setiap gambar latar atau background sehingga guru maupun siswa lebih mudah mengatur tata letak boneka dan lebih fokus memainkan bonekanya. Hasil uji coba lapangan berupa penilaian siswa terhadap alat permainan edukatif secara umum, lebih pada pendapat mereka setelah belajar menggunakan alat permainan edukatif Animals Puppet Show, sedangan efektivitas dilihat apakah ada peningkatan dari nilai pre test dan post test. 175 Hasil angket siswa yang terdiri dari 10 pertanyaan dengan jawaban “Ya” atau “Tidak” untuk mengetahui minat dan pendapat siswa setelah belajar menggunakan alat permainan edukatif Animals Puppet Show. Hasilnya mendapatkan presentase 98,4 yang termasuk ke dalam kategori “Layak”. Tanggapan siswa setelah belajar menggunakan alat permainan edukatif Animals Puppet Show ini adalah mereka sangat antusias dan sangat menyukai belajar menggunakan boneka, mereka merasa belajar menjadi lebih menarik dan tidak membosankan.

2. Peningkatan Pemahaman Siswa kelas 3 SD N Monggang Setelah