Tujuan Membangun Sekolah Siaga Bencana SSB

41 memadukan dan mempertimbangkan sistem penanggulangan bencana di daerah dan disesuaikan kondisi wilayah setempat. Bentuk dari perencanaan ini seperti dokumen, prosedur kesiapsiagaan, rencana tanggap darurat dan prosedur tanggap darurat, termasuk sistem peringatan dini yang disusun dengan mempertimbangkan kondisi kondisi dan kebudayaan lokal. d. Mobilisasi Sumberdaya Sekolah Sekolah harus menyiapkan sumber daya, baik sumber daya manusia, sarana dan prasarana, serta financial pembiayaan dalam pengelolaan untuk menjamin kesiapsiagaan bencana yan sewaktu- waktu dapat terjadi di sekolah. Mobilisasi tersebut didasarkan pada kemampuan sekolah dan pemangku sekolah. Mobilisasi ini juga terbuka bagi peluang partisipasi dari para pemangku kepentingan lainnya. Keempat parameter di atas adalah perangkat pengukuran kesiapsiagaan bencana di sekolah. Dalam pengukuran, masing-masing parameter itu tidak berdiri sendiri, melainkan saling terkait satu sama lainnya. Hasil pengukuran yang didapat dari sekolah terkait, dapat diketahui mengenai tingkat ketahanan sekolah terhadap ancaman bencana tertentu. Dalam praktiknya, kesiapsiagaan sekolah juga dipadukan dengan upaya kesiapsiagaan aparat pemerintah dan masyarakat di daerah atau lingkungan terdekat sekolah. 42

J. Standar Sekolah Siaga Bencana SSB

Secara garis besar konsep kerangka kerja SSB yang dikembangkan Konsorsium Pendidikan Bencana Indonesia KPBI, 2011 dan wawancara dengan BPBD Kabupaten Sleman. Standar SSB memiliki beberapa parameter pengukurnya, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Parameter Sikap dan Tindakan

a. Hal ini ditunjukan dengan adanya pengetahuan mengenai Bahaya. Berkaitan dengan jenis bahaya, sumber bahaya dan besaran bahaya, kerentanan, kapasitas, resiko dan sejarah bencana yang terjadi di lingkungan sekolah atau daerahnya. Verifikasi: 1 Struktur dan Muatan Kurikulum yang memuat pengetahuan mengenai bahaya yang dapat terjadi di lingkungan sekolah. 2 Kegiatan sekolah bagi peserta didik untuk mengobservasi bahaya yang dapat terjadi di lingkungan sekolah. b. Tersedianya pengetahuan mengenai upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi resiko bencana di sekolah. Verifikasi: 1 Struktur dan Muatan Kurikulum yang memuat pengetahuan mengenai upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi resiko bencana di sekolah.