58
b.
Mereka dapat mendukung koalisi dan kemitraan antar sekolah dan membangun jejaring pengetahuan antar sekolah dalam
upaya pengurangan resko bencana PRB.
c.
Mereka dapat mengembangkan dan menyediakan materi-materi pendidikan yang berhubungan dalam upaya pengurangan resiko
bencana PRB.
5. Pihak Donor
a.
Memasukan ukuran-ukuran pengurangan resiko bencana PRB dalam pendanaan mereka untuk proyek-proyek konstruksi
sekolah, baik sekolah yang rusak akibat bencana atau upaya mengembangkan fasilitas sekolah supaya lebih siap dan tanggap
terhadap bencana.
b.
Mendanai proyek-proyek pendidikan dalam upaya pengurangan resiko bencana PRB. Sehingga dengan terbantunya dana
kegiatan pengurangan resiko bencana PRB dapat terlaksana dengan baik.
M. Implementasi Program SSB di Sekolah
Secara sederhana implementasi berati seperti saja dengan pelaksanaan atau praktek. Dalam hal ini adalah implementasi suatu program sekolah
siaga bencana SSB di sekolah. Majone dan Wildavsky Nurdin dan Usman, 2002, mengemukakan implementasi sebagai evaluasi. Browne
dan Wildavsky Nurdin dan Usman, 2004:70, megemukakan bahwa
59 implementasi adalah perluasan aktifitas yang saling menyesuaikan.
Pengertian implementasi sebagai aktivitas yang saling menyesuaikan juga dikemukakan oleh Mclaughin dalam Nurdin dan Usman, 2004. Adapaun
Schubert Nurdin dan Usman, 2002: 70, mengemukakan implementasi adalah sistem rekayasa.
Pengertian-pegertian di atas memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu
sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekedar ativitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan
secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tetentu untuk mencapai tujuan kegiatan.
Jadi apabila pengertian implementaasi di atas dirangkaikan dengan program SSB di sekolah, maka kata implementasi program SSB di sekolah
dapat diartikan aktifitas penyelesaian atau pelaksanaan suatu kebijakan sekolah siaga bencana SSB pada suatu sekolah yang telah ditetapkan
disetujui dengan penggunaan sarana alat untuk mencapai tujuan dari kebijakan sekolah siaga bencana SSB pada suatu sekolah.
Dari uraian di atas diperoleh suatu gambaran, bahwa implementasi sekolah siaga bencana SSB merupakan proses kegiatan administratif
yang dilakukan setelah kebijakan ditetapkan disetujui. Kegiatan ini terletak di antara perumusan kebijakan SSB pada sekolah dan evaluasi
kebijakan tersebut.
60
N. Unsur-Unsur Implementasi SSB di Sekolah
Unsur-unsur implementasi kebijakan, dalam hal ini adalah implementasi SSB di sekolah, yang mutlak harus ada adalah: “1 unsur
pelaksana, 2 adanya program yang akan dilaksanakan, 3 target tujuan akhir”Abdullah, 1988: 11.
1. Unsur Pelaksana
Pihak yang terutama mempunyai kewajiban untuk melaksanakan kebijakan publik adalah unit-unit administratif atau unit-unit
birokratik Sharkansky, 1975; Ripley Grace A. Franklin, 1986 pada setiap tingkat pemerintahan. Kaitannya dengan sekolah siaga
bencana SSB adalah unit birokrasi pemerintah instansi yang mempunyai tanggung jawab dalam melaksanakan kebijakan
mengenai bagaimana pelaksanaan sekolah siaga bencana SSB. Jadi unit-unit birokrasi ini berfungsi sebagai wahana melalui dan
dalam hal mana berbagai kegiatan yang bertalian dengan proses kebijakan tersebut. Berdasarkan otoritas dan kapasitas administratif
yang dimilikinya ia melakukan berbagai tindakan, mulai dari: “penentuan tujuan dan sasaran organisasional, analisis serta
perumusan kebijakan dan strategi organisasi, pengambilan keputusan, perencanaan, penyusunan program, pengorganisasian,
penggerakan manusia,
pelaksanaan kegiatan
operasional, pengawasan dan penilaian” Dimock Dimock, 1984: 117;