Tanah Longsor Gempa bumi

20 gas yang bertekanan tinggi. Letusan ini akan membawa abu dan batu yang menyembur sejauh radius 18 Km atau lebih, dan lava dapat mengalir sejauh 90 Km, dan setiap letusan gunung berapi yang meletus akan menghasilkan: a. Gas Vulkanik: Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lain Karbon monoksida CO, Karbon dioksida CO 2 , Hidrogen Sulfida H 2 S, Sulfur dioksida S0 2 , dan Nitrogen NO 2 yang dapat membahayakan manusia. b. Lava dan aliran air serta batu panas: Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi ke permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti aliran sungai sedangkan lava kental akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang membeku akan membentuk bermacam-macam batuan. c. Lahar: Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya. Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi. Lahar ini terjadi jika apabila gunung berapi yang mempunyai danau kawah meletus, sehingga air danau yang panas bercampur dengan material letusan mengalir menjebol pinggiran danau. Lahar hujan terjadi karena percampuran material letusan dengan air hujan di sekitar puncaknya, biasanya orang menyebutnya sebagai banjir bandang atau lahar dingin. d. Hujan Abu: Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan. Karena sangat halus, abu letusan 21 dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan kilometer jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan. e. Awan Panas: Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan, di dalam gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 °C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak napas.

6. Angin Topan Puting Beliung

Menurut Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia 2008: 55, angin topan adalah udara bertekanan rendah yang terjadi di lautan tropis. Berkecepatan sampai lebih dari 120 Kmjam yang disertai dengan hujan lebat yang menyebabkan badai di pesisir wilayah pantai. Sedangkan angin puting beliung menurut Yosandi Yulius 2009: 16 adalah angin yang terjadi akibat perbedaan tekanan udara ekstrim di suatu wilayah dengan tempo kejadian relatif singkat, yakni antara 10-30 menit, namun dampak yang diakibatkan oleh kejadian tersebut luar biasa besar karena angin yang terjadi sangatlah kuat sehingga apapun yang dilewatinya akan terarak dan terangkat ke udara. Tanda-tanda akan datangnya angin puting beliung adalah adanya awan hitam yang amat gelap kemudian terjadi hujan sporadis hujan yang tidak menentu musim. Kedua, angin tersebut sangat sering 22 terjadi karena perubahan iklim akibat dari pemanasan global global warming.

7. Konflik Sosial

Menurut Yosandi Yulius 2009: 17, Konflik sosial dalam konteks ini diartikan sebagai perkelahian antar masyarakat atau perkelahian yang melibatkan massa yang besar dan melibatkan antar kelompok, golongan maupun suku bangsa. Konflik sosial ini dapat dipahami sebagai akibat adanya upaya-upaya untuk menguasai sumber-sumber daya atau kekuasaan yang berkenaan dengan kepentingan umum. Upaya-upaya untuk menguasai kekuasaan tersebut antara lain memperebutkan atau mempertahankannya dengan cara konflik dan saling menghancurkan. Konflik ini umumnya didahului dengan konflik pribadi dan aksi premanisme. Konflik sosial dapat menjadi bencana ketika telah mewujud menjadi kekerasan yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, kerusakan sarana prasarana umum dan tempat tinggal serta meninggalkan trauma psokologis yang amat dalam. Sebut misalnya tragedi Sambas dimana suku Madura konflik dengan suku Melayu dan Dayak, Tragedi Poso dan Maluku yang memporak-porandakan kerukunan umat beragama, konflik politik di Aceh yang amat berkepanjangan sehingga tidak terhitung lagi berapa korban jiwa dan harta benda akibat pertikaian GAM dan pemerintah pusat, juga tragedi Mei 1998 yang memicu krisis Multidimensi di Indonesia.