Pembinaan dan Pelatihan Pembahasan

164 menggunakan kentongan dan sirine sebagai sarana alternatif sebagai peringatan dini. Bunyi dari kentongan dan sirine saat ada bahaya seluruh warga sekolah sudah paham, hal ini sudah menjadi kesepakatan seluruh warga sekolah. Dilihat dari jumlah kelas, luas sekolah dan layout sekolah yang sangat sederhana dan area bangunan sekolah yang luas, dirasa peringatan dini dengan menggunakan kentongan dan sirine akan jauh lebih efektif. Untuk peringatan dini saat terjadinya potensi gempa susulan yang lebih besar pihak sekolah mendapatkan informasi dari pemerintah Kabupaten Sleman. Selain sekolah sudah memiliki sarana radio komunikasi yang dapat menerima informasi peringatan dini berupa gempa gempa susulan yang besar, informasi peringatan dini ini dapat diterima dari ORARI dan lembaga swadaya masyarakat setempat. Personil yang bertanggung jawab untuk melakukan komunikasi darurat di SMK Nasional Berbah sudah ditentukan dalam KSBS yaitu dipegang oleh seksi kedaruratan. Jika saat terjadi bencana saat jam sekolah maka sekolah sudah memiliki kesepakatan dengan orang tua siswa yang ingin mencari anaknya segera menghubungi guru yang bertugas merkordinir siswa di titik evakuasi titik kumpul.

9. Organisasi luar

Keterbatasan sekolah dalam hal sumberdaya, baik sumber daya manusia, sumberdaya material dan sumberdaya finansial membuat sekolah membutuhkan pertolongan dan kerjasama dengan organisasi lain 165 guna menutupi kekurangan mereka. Untuk itu, sekolah harus terlebih dahulu mengidentifikasi organisasi sumberdaya di luar sekolah untuk menjalin kerjasama. Hasil dari wawancara SMK Nasional Berbah sudah melakukan identifikasi pihak organisasi mana saja yang bisa mereka ajak untuk bekerjasama dalam mempersiapkan sekolah untuk menghadapi bencana khususnya gempa bumi. Organisasi luar dibutuhkan sekolah untuk membantu sekolah dalam mengatasi kesulitan dalam keadaan darurat. SMK Nasional Berbah dibantu oleh organisasi luar antara lain PMI kota Yogyakarta, Puskesmas Berbah, Jogja Rescue, Polsek Berbah dan lembaga swadaya masyarakat lainnya. Selain itu juga SMK Nasional Berbah sudah menyadari keterbatasan yang ada di sekolah, sehingga sekolah harus menjalin kerjasama dengan organisasi yang dianggap dapat membantu mereka.

10. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

SMK Nasional Berbah sudah memiliki kemampuan untuk melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan, yaitu tim PMR sekolah yang beranggotakan guru dan siswa yang dilatih khusus oleh Jogja Rescue. Pertolongan yang dapat diberikan berupa pertolongan pertama gawat darurat seperti pengobatan luka kecil, evakuasi korban luka berat tertimpa reruntuhan dan patah tulang, dan untuk penanganan korban trauma ada tim khusus yang dibantu oleh dokter dari rumah sakit setempat. Materi P3K atau PPGD sudah masuk dalam kurikulum 166 sekolah, hal ini dilakukan untuk menyiapkan warga sekolah yang siap dan tanggap dalam keadaan apapun.

11. Sistem Perlindungan dan Penyelamatan

Penyelamatan jiwa merupakan prioritas utama selama keadaan darurat terjadi. Maka dari itu dibutuhkan perencanaan evakuasi, rute evakuasi dan titik kumpul. SMK Nasional Berbah sudah memiliki tempat perlindungan yang terdapat di sekolah adalah berupa lapangan bagian depan dan lapangan bagian dalam sekolah. Untuk tempat berlindung atau titik kumpul di SMK Nasional Berbah sudah memadai untuk menampung seluruh warga sekolah baik dari segi luas dan keamanan dari timpaan benda lain. Lapangan sekolah dipilih sebagai tempat berlindung dengan pertimbangan tempat ini adalah tempat yang dapat dicapai oleh warga sekolah dengan waktu yang singkat sesaat siswa keluar dari kelasnya masing-masing. Untuk tata letak bangunan sekolah SMK Nasional Berbah berbentuk leter U sehingga lapangan berada di tengah-tengah sekolah, hal ini memberi keuntungan untuk siswa dapat secara cepat mencapai titik aman. Untuk peta jalur evakuasi sudah terdapat di SMK Nasional Berbah dan ditempel di depan ruang pengajaran yang mana area ini merupakan tempat yang sering dilalui oleh seluruh warga sekolah setiap harinya.