161
7. Pembinaan dan Pelatihan
SMK Nasional Berbah sebagai sekolah siaga bencana untuk pembinaan dan pelatihan dibawah bimbingan dari lembaga swadaya
masyarakat dari Jogja Rescue yang selama ini memberikan pelatihan- pelatihan kepada siswa dalam penanganan korban saat terjadi bencana
kecelakaan. SMK Nasional Berbah sudah memasukan pelatihan kebencanaan dalam kurikulumnya dan sudah terintegrasi kedalam
beberapa mata pelajaran. Dalam tahapan pembentukannya SMK Nasional Berbah mendapatkan bimbingan intensif kurang lebih selama 6
enam bulan. Materi yang diberikan sesuai dengan seksi-seksi yang ada pada pengorganisasian tanggap darurat yaitu kelompok siaga bencana
sekolah gugus siaga bencana SMK Nasional Berbah. Seperti seksi pengembangan pendidikan kurikulum akan mengurusi bagaimana
pengintegrasian pendidikan kebencanaan untuk dimasukan kedalam pembelajaran di sekolah, dan seksi-seksi yang lainnya yang bertugas
sesuai dengan bidangnya dan tanggung jawab yang diberikan pimpinan kepada seksi tersebut.
Selain melakukan pendidikan kepada anggota KSBS gugus siaga bencana secara khusus, warga sekolah lainnya juga diberikan pendidikan
mengenai kebencanaan, penanganan bencana tingkat sekolah, trauma setelah terjadi gempa dan pengetahuan lain yang dibutuhkan dalam
penanganan gempa. Setelah masa pembinaan kurang lebih enam 6 bulan ini sekolah akan bibiarkan secara mandiri untuk meneruskan dan
162 mengembangkan sekolah siaga bencana ini. Silabus yang telah dibentuk
dan diberikan kepada sekolah diharapkan mampu menjadi panduan sekolah untuk mengelola sekolah siaga bencana secara mandiri.
Selanjutnya secara berkala BPBD Sleman akan mengadakan jambore siaga bencana, jambore ini tidak hanya untuk sekolah siaga bencana
namun untuk sekolah lainnya yang berada di zona merah gempa bumi di Kabupaten Sleman.
Kegiatan pembinaan dan pelatihan yang dilakukan umumnya setelah sekolah ini dicanangkan sebagai sekolah siaga bencana pada tanggal 19
Januari 2012. Dari tahun 2012 sampai sekarang sudah 1 tahun berlalu, kemungkinan kewaspadaan warga sekolah terhadap bencana akan
menurun, namun dari hasil wawancara yang dilakukan kepada pihak sekolah, sekolah akan secara berkala tetap menghimbau warganya untuk
selalu waspada dan tanggap terhadap bencana. Kegiatan ini dilakukan pada saat upacara bendera, rapat, jam olahraga dan pengintegrasian
kebencanaan yang harus dilakukan oleh beberapa guru mata pelajaran untuk menyisipkan materi kebencanaan kedalam pelajaran yang
diampunya. Selama ini SMK Nasional Berbah telah melakukan kegiatan simulasi
bencana sebanyak satu 1 kali yang diberlakukan secara umum untuk seluruh warga sekolah, tetapi untuk pelatihan khusus kepada gugus siaga
bencana SMK Nasional Berbah sudah dilakukan sebanyak 4-6 kali, dan kedepannya akan terus melakukan pelatihan dan sosialisasi kebencanaan
163 kepada seluruh warga sekolah, terutama kepada para siswa baru di SMK
Nasional Berbah. Dengan diadakannya sosialisasi, pelatihan kebencanaan dan penanganan korban diharapkan siswa dan warga sekolah lainnya
pada saat terjadi bencana gempa bumi tidak panik dan kaku lagi dalam evakuasi penyelamatan diri, selain itu dapat dilakukan evaluasi apa saja
yang kurang dan yang mesti diperbaiki sehingga dapat meminimalisir kesalahan dan kekurangannya.
8. Komunikasi Keadaan Darurat
Prosedur standar dalam melakukan komunikasi keadaan darurat mesti ada pada saat bencana terjadi untuk memudahkan melakukan komunikasi
pada saat situasi yang genting. Selain menetapkan prosedur komunikasi darurat, juga harus disediakan sarana untuk melakukan komunikasi
darurat. Di dalam prosedur komunikasi darurat diterangkan siapa yang berwenang melakukan komunikasi, menggunakan alat seperti apa,
saluran nomor yang dituju, kapan dilakukan dan bagaimana melakukannya. Untuk komunikasi darurat di SMK Nasional Berbah
sudah tercantum di dalam SOP yang diberlakukan saat terjadi bencana. Pada SOP ini sudah terdapat personel yang bertanggung jawab, saluran
nomor yang dituju, kapan harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Untuk komunikasi internal berupa peringatan saat terjadi gempa di
sekolah dilakukan dengan penyampaian langsung kepada warga sekolah oleh guru piket. Untuk sarana komunikasi alternatif di sekolah selain
penyampaian langsung kepada warga sekolahnya. Mereka juga
164 menggunakan kentongan dan sirine sebagai sarana alternatif sebagai
peringatan dini. Bunyi dari kentongan dan sirine saat ada bahaya seluruh warga sekolah sudah paham, hal ini sudah menjadi kesepakatan seluruh
warga sekolah. Dilihat dari jumlah kelas, luas sekolah dan layout sekolah yang sangat sederhana dan area bangunan sekolah yang luas, dirasa
peringatan dini dengan menggunakan kentongan dan sirine akan jauh lebih efektif.
Untuk peringatan dini saat terjadinya potensi gempa susulan yang lebih besar pihak sekolah mendapatkan informasi dari pemerintah
Kabupaten Sleman. Selain sekolah sudah memiliki sarana radio komunikasi yang dapat menerima informasi peringatan dini berupa
gempa gempa susulan yang besar, informasi peringatan dini ini dapat diterima dari ORARI dan lembaga swadaya masyarakat setempat.
Personil yang bertanggung jawab untuk melakukan komunikasi darurat di SMK Nasional Berbah sudah ditentukan dalam KSBS yaitu
dipegang oleh seksi kedaruratan. Jika saat terjadi bencana saat jam sekolah maka sekolah sudah memiliki kesepakatan dengan orang tua
siswa yang ingin mencari anaknya segera menghubungi guru yang bertugas merkordinir siswa di titik evakuasi titik kumpul.
9. Organisasi luar
Keterbatasan sekolah dalam hal sumberdaya, baik sumber daya manusia, sumberdaya material dan sumberdaya finansial membuat
sekolah membutuhkan pertolongan dan kerjasama dengan organisasi lain