Model Top Down Approach

72

P. Penelitian Yang Relevan

Adapun yang menjadi landasan penelitian terdahulu dalam penelitian ini adalah penelitian dari Syukra Alhamda 2012 dengan judul “Gambaran Kesiapan Sekolah Dasar di Zona Merah Menghadapi Bencana Gempa dan Tsunami di Kecamatan Koto Tengah, Kota Padang 2011” dimana hasil dari penelitian didapatkan bahwa sekolah pada umumnya belum memiliki kesiapan yang matang baik dari segi sumber daya manusia, sarana prasarana dan mitigasi bencana. Berbeda dengan sekolah yang sudah ditunjuk sebagai sekolah siaga bencana, mereka lebih siap dari segi sumberdaya, sarana prasarana dan mitigasi bencana.

Q. Kerangka Berfikir

Kegiatan pengurangan resiko bencana PRB, sebagaimana yang telah tercantum di dalam Undang-undang No. 24 Tahun 2007 dan Rencana Aksi Nasional Pengurangan Resiko Bencana RAN PRB 2010-2012 tentang Penanggulangan Bencana harus dimasukkan kedalam program pembangunan termasuk dalam bidang pendidikan. Ditegaskan pula dalam undang-undang tersebut bahwa pendidikan menjadi salah satu faktor penentu dalam kegiatan pengurangan risiko bencana. Sekolah berbasis siaga bencana sangat penting keberadaannya dalam mempersiapkan diri menghadapi bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi dengan tiba-tiba. Keberadaan sekolah semacam ini sangat bermanfaat. Kegiatan pendidikan kebencanaan di sekolah sangat efektif, 73 dinamis dan berkesinambungan dalam upaya penyebarluasan pendidikan dan pengetahuan kebencanaan. Pemberian pendidikan kebencanaan di sekolah sangat berdampak bagus karena informasi dan pengetahuan seputar kebencanaan yang diberikan itu dapat ditularkan dan disampaikan warga sekolah kepada masyarakat terdekatnya. Setiap komponen sekolah memiliki peran penting dalam kegiatan pengurangan risiko bencana dan komponen yang ada di dalamnya juga harus mengenalkan materi-materi seputar kebencanaan sebagai bagian dari aktifitas pendidikan keseharian. Menerapkan sekolah siaga bencana sebaiknya dimulai dengan meningkatkan pemahaman dan pengetahuan seluruh komponen sekolah mengenai kesiapsiagaan dalam aktifitas sekolah. Pengetahuan kebencanaan yang dimiliki oleh seluruh komponen sekolah memegang peranan penting dalam proses penyelamatan diri ketika bencana terjadi. Semakin setiap komponen sekolah memahami bencana itu dengan baik, semakin mudah pula melakukan langkah-langkah penyelamatan diri yang tepat. Setelah sekolah siaga bencana terbentuk di lingkungan sekolah SMK Nasional Berbah dan memiliki pengetahuan seputar pengurangan resiko bencana serta telah mengaplikasikan dan menularkannya kepada lingkungan masing-masing, maka bukan tidak mungkin risiko yang ditimbulkan oleh bencana tersebut dapat diminimalisir atau bahkan dapat dikurangi. Sekolah yang telah memiliki pengetahuan seputar kebencanaan 74 harus ikut menularkannya kepada sekolah lainnya dan diutamakan se- kolah-sekolah yang berada di daerah rawan bencana. Sekolah siaga bencana merupakan upaya mitigasi bencana yang telah diterapkan di lingkungan sekolah. Kegiatan kelompok siaga bencana merupakan salah satu bagian dari proyek pembangunan sekolah berbasis siaga bencana. Semua anggota yang ada di dalam kelompok siaga bencana sekolah dibentuk dengan tujuan untuk dapat memberikan kapasitas kepada seluruh komponen sekolah agar dapat memahami mengenai bentuk sekolah berbasis siaga bencana. Maka dari itu kesiapsiagaan harus menjadi budaya sekolah siaga bencana, dengan ini maka dapat kita ketahui sejauh mana pelaksanaan sekolah siaga bencana SSB di SMK Nasional Berbah.

R. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian dan kerangka berfikir yang telah dijelaskan. Untuk mengetahui tingkat kesiapan sekolah SMK Nasional sebagai sekolah siaga bencana SSB, dengan demikian maka dapat dirumuskan menjadi pertanyaan yaitu: 1. Bagaimana implementasi program sekolah siaga bencana SSB di SMK Nasional Berbah, meliputi: a. kesiapan bangunan, 2 kebijakan manajemen, 3 perencanaan tanggap darurat, 4 pengorganisasian tanggap darurat, 5 prosedur keadaan darurat, 6 sumber daya dan sarana keadaan, 7 pembinaan dan pelatihan darurat , 8 komunikasi darurat, 9 organisasi luar yang terlibat atau