71
4. Model Kerangka Pemikiran Hoogewerf
Menurut Hoogewerf sebab yang mungkin menjadi dasar dari kegagalan implementasi kebijakan, sangat berbeda satu sama yang
lain Tachjan, 2006: 42. Sebab ini sangkut-pautnya berturut-turut dengan isi dari kebijakan yang harus diimplementasikan, tingkat
informasi dari aktor-aktor yang terlibat dalam implementasi, banyaknya dukungan bagi kebijakan yang harus diimplementasikan
dan akhirnya pembagian dari potensi-potensi yang ada struktur organisasi, perbandingan kekuasaan dan seterusnya.
5. Model Elmore
Model ini dikemukakan oleh Elmore 1993; dalam Tachjan, 2006: 45, bahwa pada hakekatnya semua kebijakan publik
diimplementasikan oleh organisasi-organisasi publik yang besar, oleh karena itu pengetahuan tentang organisasi-organisasi telah
menjadi suatu unsur penting dari analisis kebijakan. Kita tidak dapat berkata dengan banyak kepastian bagaimana suatu kebijakan itu
adanya, atau mengapa tidak diimplementasikan, tanpa mengetahui sebagian besar tentang bagaimana organisasi-organisasi itu
berfungsi. Organisasi-organisasi tersebut menyelesaikan masalah dengan
memperincikan tugas-tugas yang dapat dikelola dan mengalokasikan tanggung jawab terhadap tugas-tugas tersebut kepada unit-unit
khusus.
72
P. Penelitian Yang Relevan
Adapun yang menjadi landasan penelitian terdahulu dalam penelitian ini adalah penelitian dari Syukra Alhamda 2012 dengan judul
“Gambaran Kesiapan Sekolah Dasar di Zona Merah Menghadapi Bencana Gempa dan Tsunami di Kecamatan Koto Tengah,
Kota Padang 2011” dimana hasil dari penelitian didapatkan bahwa sekolah pada umumnya
belum memiliki kesiapan yang matang baik dari segi sumber daya manusia, sarana prasarana dan mitigasi bencana. Berbeda dengan sekolah
yang sudah ditunjuk sebagai sekolah siaga bencana, mereka lebih siap dari segi sumberdaya, sarana prasarana dan mitigasi bencana.
Q. Kerangka Berfikir
Kegiatan pengurangan resiko bencana PRB, sebagaimana yang telah tercantum di dalam Undang-undang No. 24 Tahun 2007 dan Rencana
Aksi Nasional Pengurangan Resiko Bencana RAN PRB 2010-2012 tentang Penanggulangan Bencana harus dimasukkan kedalam program
pembangunan termasuk dalam bidang pendidikan. Ditegaskan pula dalam undang-undang tersebut bahwa pendidikan menjadi salah satu faktor
penentu dalam kegiatan pengurangan risiko bencana. Sekolah berbasis siaga bencana sangat penting keberadaannya dalam
mempersiapkan diri menghadapi bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi dengan tiba-tiba. Keberadaan sekolah semacam ini sangat
bermanfaat. Kegiatan pendidikan kebencanaan di sekolah sangat efektif,