Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
4 adalah dengan membentuk Gugus Kebencanaan di lingkungan sekolah. Setiap
anggota Gugus Bencana harus dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan seputar pengurangan risiko bencana. Langkah awal dalam pemberian
pengetahuan dan keterampilan seputar kebencanaan dapat dimulai dengan melakukan pelatihan secara berkala dan terprogram serta dibimbing dan
dikoordinasi oleh pihak-pihak yang profesional dan berkompeten di bidang kebencanaan. Kegiatan pelatihan ini mungkin dapat dimulai dengan sebuah
permainan sederhana. Namun, tanpa disadari dari permainan sederhana tersebut muncul dan tersimpan makna yang sangat besar mengenai pen-
didikan kebencanaan. Latihan rutin secara berkala juga harus diterapkan agar pengetahuan yang
diberikan itu mendarah daging bagi setiap peserta latihan. Pengetahuan yang diberikan telah mendarah daging, maka sudah tidak sulit lagi untuk
mengaplikasikannya dalam kegiatan rutinitas keseharian. Pendidikan kesiapsiagaan dan antisipasi bencana harus didesain secara
khusus. Pendidikan kebencanaan ini tidak hanya sebatas penyampaian materi di depan kelas, tetapi juga diimplikasikan melalui kegiatan luar sekolah
seperti praktek lapangan. Sejauh ini SMK Nasional Berbah telah melakukan simulasi kebencanan. Simulasi yang telah dilakukan simulasi gempa.
Simulasi yang dilakukan harus sesuai dengan Protap yang telah disusun berdasarkan kesepakatan bersama seluruh komponen sekolah. Disinilah
terlihat bahwa seluruh komponen sekolah harus menjalankan dan mempertanggungjawabkan perannya masing-masing tentang apa, siapa,
5 dimana dan bagaimana langkah yang harus diambil disaat kegiatan simulasi
dilaksanakan. Sebelum kegiatan simulasi dilakukan, para peserta harus diberi materi terlebih dahulu agar cekatan dan terampil dalam kegiatan simulasi
serta tidak canggung lagi mengambil langkah yang tepat. Sebenarnya bencana tidak perlu ditakuti dan menjadi beban pikiran, di
dalam menghadapi bencana tidak boleh panik. Kenyataannya masih sering ditemui kepanikan dalam menghadapi bencana dan itu harus diminimalisir.
Dalam menghadapai bencana yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan menghindari dan mengurangi risiko
yang ditimbulkan dengan merealisasikan program mitigasi bencana. Mitigasi bencana merupakan serangkaian upaya yang dilakukan untuk
mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
Mitigasi bencana bertujuan meminimalisir hingga meniadakan risiko yang sekiranya dapat ditimbulkan serta memberikan rasa aman kepada masyarakat
dalam pencapaian kesejahteraan terhadap ancaman bencana. Setelah sekolah siaga bencana terbentuk di lingkungan sekolah dan
memiliki pengetahuan seputar pengurangan risiko bencana serta telah mengaplikasikan dan menularkannya kepada lingkungan masing-masing,
maka bukan tidak mungkin risiko yang ditimbulkan oleh bencana tersebut dapat diminimalisir atau bahkan dapat dikurangi. Sekolah yang telah
memiliki pengetahuan seputar kebencanaan harus ikut menularkannya kepada
6 sekolah lainnya dan diutamakan sekolah-sekolah yang berada di daerah rawan
bencana. Sekolah siaga bencana merupakan upaya mitigasi bencana yang telah
diterapkan di lingkungan sekolah. Kegiatan kelompok siaga bencana merupakan salah satu bagian dari proyek pembangunan sekolah berbasis
siaga bencana. Semua anggota yang ada di dalam kelompok siaga bencana sekolah dibentuk dengan tujuan untuk dapat memberikan kapasitas kepada
seluruh komponen sekolah agar dapat memahami mengenai bentuk sekolah berbasis siaga bencana.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tetarik untuk melakukan penelitian yang berju
dul “IMPLEMENTASI SEKOLAH SIAGA BENCANA SSB PADA SMK NASIONAL BERBAH
” sehingga dapat diketahui implementasi program SSB di SMK Nasional Berbah sebagai
Sekolah Siaga Bencana SSB.