47 kegiatan simulasi bencana yang dilaksanakan secara
berkala oleh sekolah. 4
Adanya peta evakuasi sekolah, dengan tanda dan rambu yang terpasang dan mudah dipahami oleh seluruh komponen
sekolah. Verifikasi:
Sekolah memiliki peta evakuasi dengan tanda dan rambu yang terpasang yang mudah dipahami oleh
seluruh komponen sekolah dan dapat ditemukan dengan mudah di lingkungan sekolah.
5 Kesepakatan dan ketersediaan lokasi evakuasi terdekat dengan
sekolah, disosialisasikan kepada seluruh komponen sekolah dan orangtua murid, masyarakat sekitar dan pemerintah
daerah. Verifikasi:
Sekolah memiliki lokasi evakuasi terdekat yang tersosialisasikan
serta disepakati
oleh seluruh
komponen sekolah, orangtua murid, masyarakat sekitar dan pemerintah daerah.
6 Adanya prosedur tetap kesiapsiagaan sekolah yang disepakati
dan dilaksanakan oleh seluruh komponen sekolah, diantaranya meliputi:
48 a
Penggandaan dan penyimpanan dokumen penting sekolah pada tempat yang aman.
b Pencatatan nomor telepon penting yang mudah diakses
seluruh komponen sekolah, seperti: Puskesmas, Rumah Sakit, pemadam kebakaran dan aparat terkait.
Verifikasi: Prosedur Tetap kesiapsiagaan sekolah yang direview
dan dimutakhirkan secara rutin dan partisipatif.
4. Parameter Mobilisasi Sumber Daya
1 Adanya bangunan sekolah yang aman terhadap bencana
Verifikasi: Bangunan Sekolah yang berkarakteristik sebagai berikut:
Struktur bangunan sekolah sesuai dengan standar bangunan aman bencana, seperti: tata letak dan desain bangunan utama
terpisah dari bangunan unit kesehatan sekolah UKS, tata letak dan desain kelas yang aman, desain dan tata letak yang
aman untuk penempatan sarana dan prasarana kelas dan sekolah.
2 Jumlah dan jenis perlengkapan, suplai dan kebutuhan dasar pasca
bencana yang dimiliki sekolah. Verifikasi:
Adanya perlengkapan dasar dan suplai kebutuhan dasar pasca bencana yang dapat segera dipenuhi dan diakses oleh
49 warga sekolah, seperti: peralatan P3K dan evakuasi, tenda
dan sumber air bersih. 3
Adanya gugus siaga bencana sekolah yang melibatkan perwakilan peserta didik
Verifikasi: Jumlah peserta didik yang terlibat dalam gugus siaga
bencana sekolah. 4
Adanya kerjasama di antara gugus guru atau forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP sekolah terkait upaya PRB di
sekolah. Verifikasi:
Frekuensi dan jenis kegiatan kerjasama diantara gugus guru dan forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP
terkait upaya Pengurangan Resiko Bencana PRB di sekolah. 5
Adanya kerjasama dengan pihak-pihak terkait penyelenggaraan penanggulangan bencana baik setempat desa kelurahan dan
kecamatan maupun dengan BPBD Lembaga pemerintah yang bertanggung jawab terhadap koordinasi dan penyelenggaraan
penanggulangan bencana di kota kabupaten. Verifikasi:
Jumlah pihak dan kegiatan kerjasama untuk upaya pengurangan resiko bencana PRB yang dilakukan oleh
sekolah.
50 6
Pemantauan dan evaluasi partisipatif mengenai Kesiapsiagaan dan keamanan sekolah secara rutin menguji atau melatih
kesiapsiagaan sekolah secara berkala.
Verifikasi: Sekolah memiliki mekanisme pemantauan dan evaluasi
partisipatif mengenai Kesiapsiagaan dan keamanan sekolah secara rutin.
K. Pedoman Pengembangan Sekolah Siaga Bencana
Menurut Konsorsium Pendidikan Bencana Indonesia KPBI, 2011 disebutkan, bahwa dalam pelaksanaannya harus meliputi beberapa
pedoman, pedoman-pedoman tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
1. Nilai-nilai dan Prinsip-prinsip
Dalam melaksanakan
kegiatan, anggota-anggota
komisi penangulangan bencana KPB mempromosikan nilai-nilai dan
prinsip-prinsip yang diyakini akan menjamin kualitas praktik pendidikan pengurangan resiko bencana PRB. Hal ini berkaitan
dengan nilai-nilai yang akan menjadi pedoman baik-buruknya praktik pendidikan kebencanaan dalam PRB. Sedangkan prinsip
prinsip menjadi petunjuk bagaimana praktik pendidikan dalam pengurangan resiko bencana PRB harus dilakukan. Nilai-nilai dan
prinsip-prinsip ini diharapkan menjadi panduan bagi para pelaku
51 maupun pemangku kepentingan dalam membangun kesiapsiagaan
bencana sekolah. a.
Nilai-nilai 1
Perubahan Budaya. Pendidikan pengurangan resiko bencana PRB ditujukan untuk menghasilkan perubahan budaya,
budaya aman dan saling menjaga di seluruh warga sekolah. 2
Berorientasi Pemberdayaan. Kemampuan sekolah atau warga sekolah untuk mengaplikasikan didalam pengurangan
resiko bencana PRB secara kolektif. 3
Kemandirian. Mengoptimalkan pendayagunaan sumberdaya sekolah dan warga sekolah sendiri dengan meminimalkan
sumberdaya luar. 4
Pendidikan Berdasarkan Hak Manusia. Praktik pendidikan pengurangan resiko bencana PRB selalu memperhatikan
hak-hak dasar manusia, seperti untuk mendapatkan perlindungan, kesehatan, kenyamanan dan keamanan.
5 Keberlanjutan. Kegiatan pengurangan resiko bencana harus
dipertahankan dan terus dikembangkan dan harus melekat pada suatu lembaga, baik lembaga yang melaksanakan atau
lembaga yang membimbing dalam kegiatan pengurangan resiko bencana PRB.
6 Menggali dan Mendayagunakan Kearifan Lokal. Menggali
dan mendayagunakan kearifan lokal dalam praktek