30
3. Perencanaan awal
Dari perencanaan awal dapat diketahui atau disusun rencana strategi penanganan bencana, sumberdaya yang tersedia dan yang
diperlukan untuk menangani bencana serta organisasi yang diperlukan. Perencanaan awal akan membantu manajeman dlam
merancang sistem manajemen bencana yang tepat dan sesuai bagi lingkungan atau daerahnya masing-masing. Penanganan bencana
dilokasi akan berbeda dengan lokasi lainnya, demikian juga denga kebutuhan dalam penanganannya.
4. Prosedur tanggap darurat
Dari perencanaan yang telah dibuat, selanjutnya dikembangkan menjadi sebuah prosedur tanggap darurat yang memuat mengenai
tata cara penanganan, tugas dan tanggung jawab, sistem komunikasi, sumberdaya yang diperlukan, prosedur pelaporan dan lainnya.
Prosedur ini harus disiapkan dan ditetapkan untuk setiap tingkat organisasi baik tingkat insiden, darurat maupun level korporat yang
mencakup aspek taktis dan aspek strategis. Prosedur tanggap darurat harus disahkan dan ditetapkan oleh manajemen tertinggi dalam suatu
organisasi Ramli, Manajemen Bencana, 2010.
5. Organisai tanggap darurat
Tanpa pengorganisasian yang baik dan rapi, penanganan bencana akan kacau dan lamban, sehingga tidak efektif Ramli, Manajemen
31 Bencana, 2010. Dengan demikian perlunya dibentuk suatu
organisasi tanggap darurat dengan fungsi atau unsur sebagai berikut: a.
Komando Unsur yang bertanggung jawab mengkordinir seluruh fungsi
manajemen bencana yang ditetapkan. b.
Tim inti Tim inti terdiri dari unsur berikut:
1 Unsur penanggulangan
Bertugas dan bertanggung jawab menangani kejadian bencana.
2 Unsur penyelamatan dan vakuasi
Bertugas menyelamatkan korban bencana baik yang hidup maupun yang tewas menuju tempat aman.
3 Unsur penyelamatan material
Bertugas meyelamatkan harta benda atau aset yang terlibat atau terkena dampak bencana termasuk dokumen penting,
barang berharga dan sarana vital. 4
Unsur medis Bertugas untuk memberikan bantuan medis bagi korban
bencana yang dapat diselamatkan oleh tim penyelamat dan evakuasi.