Pra Bencana Tahapan Penanggulangan Bencana

27

2. Saat Bencana

Diperlukan langkah-langkah seperti tanggap darurat untuk dapat mengatasi dampak bencana dengan tepat dan cepat agar jumlah korban atau kerugian dapat diminimalkan. Tanggap darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang di timbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan sarana dan prasarana Rami, 2010. Menurut PP No. 11 tahun 2008, langkah-langkah yang dilakukan dalam kondisi taggap darurat antara lain: a. Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan dan sumberdaya, sehingga dapat diketahui dan diperkirakan besaran bencana, luas area dan perkiraan tingkat kerusakan. b. Penetuan status keadaan darurat bencana. c. Berdasarkan penilaian awal dapat diperkirakan tingkat bencana, sehingga dapat pula ditentukan status keaddan darurat. Jika tingkat bencana sangat besar dan berdampak luas, mungkin bencana tersebut dapat digolongkan sebagai bencana nasional. d. Penyelamatan dan evakuasi masyarakat yang terkena bencana. 28

3. Pasca Bencana

Setelah bencana terjadi dan setelah proses tanggap darurat dilewati, maka langkah selanjutnya adalah rehabilitasi dan rekonstruksi.

4. Rehabilitasi

Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publikasi atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah bencana BNPB, 2009.

5. Rekonstruksi

Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, kelembagaan pada wilayah bencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukun dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana BNPB, 2009.

D. Elemen Sistem Manajemen Bencana

Elemen manajemen bencana harus dikembangkan dan dilaksanakan secara terencana dan sistematis. Penerapannya tidak sederhana namun membutuhkan berbagai aktifitas yang saling terkait satu dengan yang 29 lainnya. Elemen sistem bencana tersebut adalah Ramli, Manajemen Bencana, 2010:

1. Kebijakan manajemen

Kebijakan ini menjadi landasan penerapan manajemen bencana di masing-masing daerah atau perusahaan instansi. Berdasarkan kebijakan ini, dapat dikembangkan dan diterapkan strategi pengendalian bencana, penyediaan sumberdaya yang diperlukan serta organisasi pelaksanaannya. Kebijakan juga sangat penting karena sekaligus menjadi bukti komitmen pimpinan setempat terhadap penerapan manajemen bencana lingkungannya masing- masing.

2. Identifikasi keadaan darurat

Resiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat PP No. 21 tahun 2008. Tujuan identifikasi bencana adalah untuk mengetahui dan menilai tingkat resiko dari suatu kondisi atau kegiatan yang dapat menmbulkan bencana. Keparahan bencana adalah perkiraan dampak atau akibat yang ditimbulkan oleh suatu bencana baik terhadap manusia, aset, lingkungan atau sosial. 30

3. Perencanaan awal

Dari perencanaan awal dapat diketahui atau disusun rencana strategi penanganan bencana, sumberdaya yang tersedia dan yang diperlukan untuk menangani bencana serta organisasi yang diperlukan. Perencanaan awal akan membantu manajeman dlam merancang sistem manajemen bencana yang tepat dan sesuai bagi lingkungan atau daerahnya masing-masing. Penanganan bencana dilokasi akan berbeda dengan lokasi lainnya, demikian juga denga kebutuhan dalam penanganannya.

4. Prosedur tanggap darurat

Dari perencanaan yang telah dibuat, selanjutnya dikembangkan menjadi sebuah prosedur tanggap darurat yang memuat mengenai tata cara penanganan, tugas dan tanggung jawab, sistem komunikasi, sumberdaya yang diperlukan, prosedur pelaporan dan lainnya. Prosedur ini harus disiapkan dan ditetapkan untuk setiap tingkat organisasi baik tingkat insiden, darurat maupun level korporat yang mencakup aspek taktis dan aspek strategis. Prosedur tanggap darurat harus disahkan dan ditetapkan oleh manajemen tertinggi dalam suatu organisasi Ramli, Manajemen Bencana, 2010.

5. Organisai tanggap darurat

Tanpa pengorganisasian yang baik dan rapi, penanganan bencana akan kacau dan lamban, sehingga tidak efektif Ramli, Manajemen