66 indeks  tendensi  sentral  suatu  distribusi.  Indeks  Tendensi  sentral  yang  banyak
digunakan adalah mean, median, modus, dan simpangan baku. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa proses analisis data
kualitatif  berbeda  dengan  proses  analisis  data  kuantitatif.  Data  kualitatif  berupa sekumpulan  hasil  wawancara,  pengamatan,  catatan  lapangan,  dokumen  pribadi,
dokumen  resmi,  gambar  foto,  dan  sebagainya  sehingga  data  penelitian  kualitatif memiliki  banyak  variasi.  Sedangkan  data  kuantitatif  berupa  sekumpulan  hasil  data
penelitian berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan statistik.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Beberapa  hasil  penelitian  terdahulu  yang  relevan  mengenai  penerapan model  pembelajaran  kooperatif dan  model  pembelajaran  kooperatif tipe  Group
Investigation dalam penelitian ini : 1. Latifa  Nur  Rahmawati    2011,  dengan  judul  “Peningkatan  Kreatifitas  Mencipta
Desain  Busana  Dengan  Pendekatan  Pembelajaran  Kooperatif  Berbasis  STAD Student Teams Achivement Division Pada Mata Diklat Menggambar Busana Di
SMK  Negeri  4  Yogyakarta”.  Dalam  pelaksanaan  penelitian  STAD siswa  dapat beradaptasi dan menyenangi system STAD serta adanya peningkatan nilai rata-
rata kreatifitas setelah diberi tindakan siklus  I sebesar 5, 19  dari 73,2 menjadi 77,0, setelah tindakan siklus II meningkat 8,31  dari 77,0 menjadi I  83, 4. Uraian
tersebut  membuktikan  bahwa  pembelajaran  kooperatif  STAD dapat  diterapkan pada mata diklat menggambar busana.
67 2. Sugiyanto  2011,  “Peningkatan  Hasil  Belajar  Matematika  Menggunakan  Model
Pembelajaran  Group  Investigation pada  Siswa  Kelas    V  SD  Negeri  3  Rejosari Kecamatan  Grobogan  Kabupaten  Grobogan  Semester  II  Tahun  Pelajaran
20112012”. Terdapat peningkatan pada hasil belajar Matematika siswa kelas V SD  Negeri  3  Rejosari  menggunakan  Model  Pembelajaran  Group  Investigation.
Terbukti  dari  hasil  belajar  siswa  pada  siklus  I  ketuntasan  klasikal  71  atau  38 siswa, kemudian meningkat pada siklus II mencapai 92 atau 35 siswa dari 38
siswa. 3. Ermarawuri  2011,  “Penerapan  Model  Pembelajaran  Kooperatif  Tipe  Group
Investigation Dalam  Upaya  Meningkatkan  Prestasi  Belajar  Mata  Pelajaran Pengolahan  Makanan  Indonesia  Kelas  X  Tata  Boga  SMK  Swadaya
Temanggung”.  Terdapat  peningkatan  kualitas  proses  pembelajaran  ditandai dengan  siswa  sudah  dapat  bekerjasama  menyelesaikan  tugas  dan  aktif  dalam
mengikuti  proses  pembelajaran.  Terdapat  peningkatan  hasil  prestasi  belajar pembelajaran  teori  mata  pelajaran  pengolahan  mata  pelajaran  pengolahan
makanan Indonesia kelas X Tata Boga pada kompetensi dasar mengoperasikan alat pengolahan makanan siklus I dan mengolah hidangan nasi dan mie siklus II
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Group Investigation. Hal ini dilihat dari nilai rata-rata kelas pra penelitian tindakan kelas adalah 49,43 untuk
pre test I dan 63,14 pada post test I kemudian pada siklus I 52,86 untuk pre test II dan 73,57 untuk post test II. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata pada pre
test III sebesar 60,29 dan 80,14 untuk post test III.
68 Tabel 4. Pemetaan Posisi dan Model Penelitian
Uraian Penelitian Latifa
2011 Sugiyanto
2011 Ermarawuri
2011 Lilis
2014 1
2 3
4 5
Tujuan Penelitian
Peningkatan Kreativitas
mencipta desain
√ √
Peningkatan Prestasi Belajar
√
Peningkatan Hasil
Belajar Matematika
√
Pelaksanaan Pembelajaran
model  kooperatif  learning  tipe group investigation
√ √
√
Pelaksanaan Pembelajaran
model  kooperatif  learning  tipe STAD
√
Tempat
SMK √
√ √
SD √
Sampel Dengan Sampel
√ √
√ √
Metode Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas
√ √
√ √
Metode Pengumpulan
Data Dokumentasi
√ √
√
Observasi
√ √
√ √
Tes
√ √
Penilaian Tugas
√ √
Wawancara
√
Teknik Analisis Data