22 Berdasarkan Tabel 1, maka dapat disimpulkan bahwa pada mata pelajaran
dasar desain kelas X, penerapan prinsip desain pada benda merupakan materi pelajaran terakhir dalam mata pelajaran tersebut dan siswa sudah dapat
menciptakan suatu desain busana sebagai hasil dari implementasi materi unsur dan prinsip desain yang sudah mereka pelajari.
Ernawati,dkk 2008:195 menjelaskan bahwa gambar atau desain merupakan pola rancangan yang menjadi dasar pembuatan suatu benda seperti
busana. Desain ini mudah dibaca atau dipahami maksud dan pengertiannya oleh orang lain sehingga mudah diwujudkan ke bentuk benda yang sebenarnya. Menurut
Sri Widarwati 1993: 2 desain atau menggambar busana adalah suatu rancangan atau gambaran suatu objek atau benda. Dibuat berdasarkan susunan dari garis,
bentuk, warna dan tekstur. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa desain merupakan
bentuk rumusan dari suatu proses pemikiran, pertimbangan dan perhitungan dari desainer yang dituangkan dalam wujud gambar. Gambar tersebut merupakan
pengalihan gagasan atau pola pikir konkret dari perancang kepada orang lain. Setiap busana adalah hasil pengungkapan dari sebuah proses desain. Sehingga
kreativitas mulai diperlukan dalam penerapan unsur dan prinsip desain secara keseluruhan. Kreativitas diperlukan karna dalam membuat suatu desain busana
yang indah dan dapat dinikmati seseorang harus secara aktif mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya. Dengan berbekal materi yang telah siswa pelajari
tersebut, maka kreativitas mencipta desain siswa dapat diketahui melalui pembuatan desain busana pada kompetensi dasar prinsip desain pada benda.
23
3. Tinjauan Tentang Materi Mata Pelajaran Dasar Desain
Materi pelajaran dalam mata pelajaran dasar desain pada penelitian tindakan kelas ini menyesuaikan dengan materi yang telah disusun sekolah tempat
penelitian berlangsung. Jumlah tatap muka dalam satu minggu pada mata pelajaran dasar desain tersebut yaitu satu kali tatap muka dengan jumlah 3 jam pelajaran x 45
menit. Materi yang disampaikan sesuai dengan silabus pembelajaran dasar desain semester genap siswa kelas X, yaitu pada kompetensi dasar penerapan prinsip
desain pada benda. Dalam mencipta suatu desain busana, selain penerapan prinsip desain
terlebih dahulu hal yang penting untuk diterapkan adalah unsur-unsur desain. Unsur desain merupakan materi yang diperlukan untuk kemudian dapat diterapkan dengan
mempertimbangkan prinsip-prinsip desain. Maka dalam penelitian ini unsur desain perlu untuk dikaji sebagai teori yang menunjang penerapan prinsip desain. Berikut
materi pelajaran dalam penelitian ini :
a. Unsur Dan Prinsip Desain Busana 1 Unsur-unsur Desain
“Unsur-unsur desain adalah segala sesuatu yang dipergunakan untuk menyusun suatu rancangan”Sri Widarwati, 2000:7. Suatu desain selalu
mengandung unsur desain, namun perwujudan bentuk dan variasi-variasinya berbeda antara desain satu dengan lainnya. Suatu desain akan tercipta dengan baik
dan mempunyai makna apabila dalam desain tersebut mengandung unsur-unsur desain dan dikomposisikan dengan baik. Jadi unsur desain adalah segala sesuatu
yang dirangkai dengan baik untuk dapat merancang sebuah desain yang baik pula.
24 Adapun unsur-unsur desain yang perlu diketahui menurut Sri Widarwati 2000:7
adalah sebagai berikut: 1 garis, 2 arah, 3 ukuran, 4 bentuk, 5 nilai gelap terang, 6 warna, dan 7 tekstur.
a Garis “Garis merupakan unsur tertua yang digunakan untuk mengungkapkan
emosi dan perasaan seseorang” Sri Widarwati, 2000: 7. Menurut prapti karomah dan Sicilia Sawitri 1986:35 garis adalah himpunan atau kumpulan titik-titik yang
ditarik dari satu titik ke titik yang lain sesuai dengan arah tujuan. Garis adalah hasil gerak satu titik ke titik lain sesuai dengan arah dan tujuan Enny Zuhni Khayati,
1998:3. Berdasarkan beberapa pengertian dari para ahli diatas yang dimaksud dengan garis adalah hasil gerak titik ke titik yang lain sesuai dengan arah dan tujuan
yang dapat digunakan untuk mengungkapkan emosi seseorang. Adapun macam-macam garis, antara lain: lurus datar, lurus diagonal, lurus
terputus-putus, lengkung, bergelombang, bergerigi, dan kusut tak menentu Atisah Sipahelut Petrussumadi, 1991:25.
Garis dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu garis lurus dan garis lengkung. Garis lurus memberi kesan kepastian, ketegangan, kekakuan, dan
ketegasan. Sedangkan garis lengkung memberi kesan luwes, lembut, indah dan feminine. Garis dalam busana dibedakan menjadi garis luar dan garis hiasan atau
garis dalam model busana itu Arifah A. Riyanti, 2003:28. Garis merupakan unsur penting yang mempunyai fungsi sebagai berikut:
1 Membatasi bentuk strukturnya, yang disebut siluet 2 Membagi bentuk strukturnya menjadi bagian-bagian yang merupakan
hiasan dan menentukan model pada pakaian. 3 Menentukan periode suatu busana siluet, periode empire, periode
princess.
25 4 Memberi arah gerak dan pergerakan model untuk menutupi kekurangan
pada bentuk tubuh Chodijah Mimdy, 1982:2 b Arah
“Setiap garis mempunyai arah, yaitu a mendatar horizontal, b tegak lurus vertikal, c miring ke kiri dan ke kanan diagonal.”Sri Widarwati, 2000:8. “Antara
garis dan arah saling berkaitan, karena semua garis mempunyai arah yaitu vertical, horizontal, diagonal, dan lengkung” Arifah A. Riyanto 2003:32. Arah adalah wujud
benda yang dapat dirasakan adanya arah tertentu dan mampu menggerakkan rasa Atisah Sipahelut dan Petrussumadi, 1991.
Arah dapat memberikan beberapa kesan, yaitu : 1 Arah garis lurus memberi kesan keluhuran dan melangsingkan
2 Arah garis lurus mendatar horizontal memberi kesan perasaan tenang, melebar dan memendekkan objek.
3 Arah garis miring memberi kesan lebih dinamis dan lincah 4 Arah garis miring horizontal memberi kesan menggemukkan
5 Arah garis miring vertical memberi kesan melangsingkan Sri Widarwati, 2000:8-9.
Arah desain busana dapat dilihat dari unsur garis desain busana tersebut, misalnya motif garis, hiasan payet yang dibentuk sesuai garis desain, garis hias
busana dan sebagainya. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa arah adalah sesuatu yang dapat menggerakkan rasa sehingga mampu menimbulkan
berbagai kesan melalui garis-garis. c Bentuk
Menurut Widjiningsih 1982 : 4 bentuk adalah suatu bidang yang terjadi apabila kita menarik suatu garis itu menghubungi sendiri permulaannya dan apabila
bidang itu tersusun dalam suatu ruang maka terjadilah bentuk dimensional. Menurut Sri Widarwati 2000:10 unsur bentuk ada dua macam, yaitu dua dimensi dan tiga
26 dimensi. Bentuk dua dimensi adalah bidang datar yang dibatasi oleh garis,
sedangkan bentuk tiga dimensi adalah ruang bervolume dibatasi oleh permukaan. Menurut Arifah A. Riyanto 2003 bentuk dibedakan menjadi lima, yaitu :
1 Bentuk segi empat dan segi panjang 2 Bentuk segitiga dan kerucut
3 Bentuk lingkaran dan setengah lingkaran 4 Bentuk yang mempunyai isi dan ruang
5 Bentuk sebagai hiasan
Sedangkan menurut Prapti Karomah 1990: 9 bentuk dalam busana digolongkan menjadi 4 golongan, yaitu: bentuk dasar busana yang asli; bentuk
busana yang dikembangkan; bentuk leher,lengan dan rok; dan bentuk busana daerah.
Jadi berdasarkan pengertian bentuk menurut para ahli di atas yang dimaksud dengan bentuk adalah susunan dari garis yang membentuk suatu ruang
atau bidang bentuk tersebut dapat berupa bentuk leher, kerah, lengan, rok dan lain- lain.
d Ukuran Pada sebuah desain busana, garis dan bentuk sering kali berbeda ukuran.
Ukuran ini harus diperhatikan karena akan mempengaruhi hasil desain. “Ukuran yang kontras berbeda pada suatu desain busana dapat menimbulkan perhatian
dan menghidupkan suatu desain, tetapi dapat pula menghasilkan ketidaksamaan apabila ukurannya tidak sesuai.” Widjiningsih, 1982:5.
“Garis dan bentuk mempunyai ukuran yang berbeda, karena ukuranlah panjang atau pendeknya garis dan besar kecilnya bentuk
menjadi berbeda. Pada busana ukuran digunakan juga untuk menentukan panjang rok. Ada lima ukuran panjang rok yaitu:
1 Mini : rok yang panjangnya 10-15 cm di atas lutut.
2 Kini : rok yang panjangnya sampai lutut.
3 Midi : rok yang panjangnya 10-15 cm di bawah lutut.