Siklus I Pembahasan 1. Pelaksanaan Pembelajaran Mata Pelajaran Dasar Desain Dengan

167 kegiatan mengamati, menanya, eksperimen, asosiasi, dan komunikasi sesuai dengan kurikulum 2013. Dimulai dengan kegiatan mengamati yang terdiri dari: mengidentifikasi topik dan mengatur siswa ke dalam kelompok, merencanakan tugas yang akan dipelajari, dan melaksanakan investigasi; kegiatan menanya: guru memantau dan mengarahkan siswa, siswa mengajukan pertanyaan, guru menjawab dan sebaliknya; kegiatan eksperimen: siswa mewujudkan hasil-hasil penemuan pada kegiatan mengamati ke dalam bentuk desain busana; kegiatan asosiasi: menyiapkan laporan akhir; dan kegiatan komunikasi: mempresentasikan laporan akhir dan evaluasi. c. Kegiatan penutup meliputi kesimpulan, motivasi, evaluasi dan pemberian reward. Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran dasar desain dengan pendekatan pembelajaran kooperatif berbasis Group Invesitgation melalui beberapa tindakan perbaikan mulai dari siklus I dan II sehingga pembelajaran lebih optimal sesuai dengan tujuan pembelajaran serta lebih meningkatkan kreativitas mencipta desain busana siswa kelas X pada mata pelajaran dasar desain di SMK Negeri 3 Magelang. 2. Peningkatan kreativitas mencipta desain busana dengan pendekatan pembelajaran kooperatif berbasis Group Investigation siswa kelas X di SMK Negeri 3 Magelang. Kreativitas mencipta desain busana siswa kelas X pada mata pelajaran dasar desain pada pra siklus masih rendah. Dari 36 siswa yang mengikuti pembelajaran pada mata pelajaran dasar desain 26 siswa 72,22 masih kurang kreatif. 168 Nilai kreativitas pada siklus I, dari 36 siswa yang mengikuti pembelajaran mata pelajaran dasar desain dengan pendekatan pembelajaran kooperatif berbasis Group Investigation, terdapat 28 siswa 77,78 sudah mencapai standar nilai kreativitas dan 8 siswa 22,22 tergolong dalam kategori kurang kreatif. Hasil yang dicapai pada siklus I belum optimal, sehingga berdasarkan refleksi dilakukan tindakan pada siklus II. Pada siklus II, seluruh siswa 100 sudah dapat mencapai standar nilai kreativitas dengan nilai kreativitas di atas 75. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dengan pelaksanaan tindakan perbaikan pada siklus II, bahwa siswa lebih terbiasa dengan metode pembelajaran kooperatif berbasia Group Invesitgation. Berdasarkan uraian di atas, kreativitas mencipta desain busana dengan pendekatan pembelajaran kooperatif berbasis Group Investigation siswa kelas X di SMK Negeri 3 Magelang mengalami peningkatan pada setiap siklus dengan peningkatan rata-rata pada siklus I sebesar 11,21, yang semula nilai rata-rata pada pra siklus 69,14 meningkat menjadi 76,89 pada siklus I. Pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 15,50, yang semula nilai rata-rata yang dicapai pada siklus I 76,89 meningkat menjadi 88,81 pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif berbasis Group Investigation dapat meningkatkan kreativitas mencipta desain busana pada mata pelajaran dasar desain siswa kelas X di SMK Negeri 3 Magelang.

B. Implikasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan kreativitas mencipta desain busana dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kooperatif berbasis Group Investigation pada pra siklus, siklus I