69 berbasis Group Investigation, dimana metode ini mempunyai langkah-langkah
mengidentifikasi topik dimana siswa ikut andil dalam menentukan topik permasalahan yang akan ia pelajari pada pembelajaran, merencanakan tugas
bersama kelompok, menginvestigasi topik permasalahan dengan mencari informasi khusus dan kemudian menyimpulkan ke sesuatu yang umum,
menyiapkan laporan, mempresentasikan laporan dan kemudian evaluasi. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Latifah Nur Rahmawati adalah ingin
meningkatkan kreativitas mencipta desain busana dengan pendekatan pembelajaran berbasis STAD pada mata diklat menggambar busana.
2. Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian pada mata pelajaran dasar desain siswa kelas X di SMK Negeri 3 Magelang, sedangkan penelitian
Sugiyanto dilakukan pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SD Negeri 3 Rejosari Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan.
3. Pada penelitian ini, peneliti menerapkan metode pembelajaran berbasis Group Investigation pada mata pelajaran dasar desain program studi Tata Busana
kelas X di SMK Negeri 3 Magelang yang diterapkan dengan mengkombinasikan langkah-langkah
metode pembelajaran
Group Investigation
dengan pembelajaran saintifik pada kurikulum 2013. Sedangkan pada penelitian
Ermarawuri, menerapkan metode pembelaharan Group Investigation pada mata pelajaran pengolahan makanan Indonesia program studi Tata Boga kelas X SMK
Swadaya Temanggung dan masih menggunakan kurikulum KTSP. Berdasarkan relevansi kajian dari ketiga penelitian di atas, penelitian
tindakan kelas dengan pendekatan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran
70 kooperatif tipe Group Investigation khususnya dapat meningkatkan prestasi belajar,
hasil belajar dan kreativitas siswa. Sehingga penelitian tindakan kelas dengan pendekatan pembelajaran kooperatif berbasis Group Investigation ini diprediksi juga
dapat meningkatkan kreativitas mencipta desain busana pada mata pelajaran dasar desain siswa kelas X di SMK Negeri 3 Magelang.
C. Kerangka Berpikir
Kreativitas adalah ungkapan ekspresi dari keunikan individu dalam interaksi dengan lingkungan. Dengan kreativitas, seseorang dapat menunjukkan
hasil perbuatan, kinerja atau karya, baik dalam bentuk barang maupun gagasan secara bermakna dan berkualitas. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa kreativitas siswa dalam mencipta desain pada pembelajaran mata pelajaran dasar desain siswa kelas X SMK Negeri 3 Magelang masih rendah.
Hal ini disebabkan oleh siswa kurang termotivasi dan cenderung ragu-ragu dalam mengemukakan pendapatnya, karena lemahnya strategi pembelajaran guru.
Sehingga suasana kelas cenderung pasif karena kurang adanya dorongan motivasi dari guru. Teknik penyampaian materi pada mata pelajaran dasar desain masih
didominasi dengan metode pembelajaran konvensional. Pada metode ini guru berperan sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi yang
kemudian dituntut untuk dapat mengingat dan menghafal, sehingga pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari belum maksimal. Belum digunakannya
model pembelajaran yang inovatif juga terlihat dari perilaku siswa yang cenderung bermalas-malasan dalam mengerjakan tugas dan kurang termotivasi untuk
71 mengembangkan dan mengaktifkan kapasitasnya dalam mencipta desain busana,
sehingga hasil desain busana siswa belum dapat terbaca dengan baik. Sebagian besar siswa 72,22 dalam kelas tersebut masih tergolong dalam kategori kurang
kreatif. Selain itu kurangnya sumber belajar juga berpengaruh pada hasil belajar siswa. Siswa cenderung terpaku pada contoh contoh yang diberikan oleh guru
mengenai teori teori dasar desain yang seyogyanya itu merupakan contoh yang mendasar.
Hal tersebut
disebabkan oleh
kurangnya referensi
untuk mengembangkan ide-ide kreatifnya ke dalam bentuk desain busana yang
mengandung arti. Hal ini menghambat siswa untuk belajar secara aktif dan kreatif secara optimal sehingga nilai kreativitas siswa masih rendah.
Situasi yang demikian tersebut perlu dilakukan penyelesaian masalah melalui pembelajaran yang berpusat pada siswa. Salah satu alternative model
pembelajaran yang dapat diterapkan untuk mengembangkan dan meningkatkan potensi kreativitas siswa dalam mencipta desain busana yaitu pendekatan
pembelajaran kooperatif berbasis Group Investigation. Model pembelajaran Group Investigation merupakan model pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa
untuk belajar lebih aktif dan lebih bermakna. Artinya siswa dituntut untuk selalu berpikir tentang suatu persoalan dan mereka mencari sendiri cara penyelesaiannya.
Dengan demikian mereka akan lebih terlatih untuk selalu menggunakan ketrampilan pengetahuannya, sehingga pengetahuan dan pengalaman belajar mereka akan
tertanam untuk jangka waktu yang cukup lama. Hal ini otomatis akan mendorong siswa untuk selalu berpikir kreatif atas penyelesaian-penyelesaian masalah yang ia
temukan, begitu pula dengan mencipta desain. Siswa akan selalu berpikir
72 bagaimana suatu desain dapat memenuhi kriteria suatu karya yang dapat diminati
banyak orang yang sesuai dengan unsur dan prinsip desain busana. Kesimpulan dari kerangka berpikir di atas dapat dilihat dari gambar diagram alir berikut:
Evaluasi Awal
Evaluasi Efek
Evaluasi Akhir Gambar 5. Diagram Alir Kerangka Berpikir
Berdasarkan uraian di atas diharapkan dapat memberikan gambaran kondisi awal pembelajaran dasar desain di SMK Negeri 3 Magelang, pelaksanaan
yang akan dilakukan dan hasil yang diharapkan dalam pencapaian pembelajaran. Dengan penerapan pembelajaran tersebut diharapkan kreativitas siswa dapat
Kondisi Awal
Hasil Tindakan
1. Lemahnya strategi pembelajaran sehingga kelas
pasif 2.
Teknik penyampaian materi masih menggunakan metode pembelajaran konvensional
3. Belum menggunakan model pembelajaran yang
inovatif 4.
belum tersedianya sumber belajar yang memadai 5.
siswa masih terpaku pada contoh contoh yang diberikan oleh guru sehingga kreativitas siswa
masih rendah
1. Perencanaan
2. Tindakan penggunaan pembelajaran dengan
model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation,
dikombinasikan dengan
pembelajaran saintifik pada kurikulum 2013 3.
Penggunaan media power point, handout, job sheet dan penyediaan buku serta majalah.
4. Observasi
5. Refleksi
1. Pembelajaran lebih menyenangkan sehingga
siswa lebih aktif dalam kelas 2.
Pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran kooperatif berbasis Group Investigation berjalan
dengan baik 3.
Kreativitas mencipta
desain siswa
dapat meningkat
73 meningkat karena melalui penerapan model pembelajaran kooperatif Group
Investigation guru dapat mengkondisikan siswa sedemikian untuk dapat terlibat secara aktif dalam pembelajaran maupun bekerja sama di antara siswa serta melatih
ketrampilan siswa sehingga kreativitas siswa dapat meningkat.
D. Pertanyaan dan Hipotesis Penelitian 1. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian yang dapat digunakan sebagai pedoman
dalam menganalisa data. Pertanyaan penelitiannya adalah: a. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran dasar desain dengan
pendekatan pembelajaran kooperatif berbasis Group Investigation pada siswa kelas X di SMK Negeri 3 Magelang?
b. Bagaimana peningkatan kreativitas mencipta desain busana dengan model pembelajaran kooperatif berbasis Group Investigation siswa kelas X di SMK
Negeri 3 Magelang?
2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang dikemukan diatas, maka dirumuskan hipotesis tindakan sebagai dugaan awal penelitian, yaitu
penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif berbasis Group Investigation dapat meningkatkan kreativitas mencipta desain busana pada mata pelajaran dasar desain
siswa kelas X di SMK Negeri 3 Magelang.